Apakah Air Keran Aman Dikonsumsi? Berikut Penjelasannya

Apakah Air Keran Aman Dikonsumsi? Berikut Penjelasannya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Sabtu, 03 Agu 2024 10:37 WIB
Air Keran
Ilustrasi air keran Foto: Getty Images/iStockphoto/profstocktv
Jogja -

Pertanyaan aman atau tidaknya air keran untuk dikonsumsi kerap menjadi topik perbincangan. Bagi detikers yang butuh jawabannya, di bawah ini penjelasan ringkas mengenai aman tidaknya air keran untuk dikonsumsi.

Kondisi mendesak seperti kehabisan air minum dan tidak memiliki ketersediaan air kemasan kemudian memunculkan pertanyaan mungkinkah mengonsumsi air keran. Namun, yang perlu dipahami adalah aman atau tidaknya air keran tersebut untuk kesehatan tubuh.

Berikut ini penjelasan lengkapnya aman atau tidaknya air keran untuk dikonsumsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air Keran Aman Dikonsumsi atau Tidak?

Dirujuk dari WebMD, air keran bisa mengandung sejumlah kontaminan. Kontaminan-kontaminan ini bisa ditinjau dari segi fisik, kimia, biologis, dan radiologis:

  • Fisik: seperti tanah dari sungai atau danau
  • Kimia: pestisida, logam, racun, dan obat-obatan
  • Biologis: bakteri, virus, parasit, dan organisme hidup lain
  • Radiologis: mirip seperti bahan kimia. Unsur-unsur radiologis ini tidak seimbang berdasar jumlah proton dan neutronnya.

Lalu, bagaimana dengan kondisi air keran di Indonesia? Berdasar dokumen unggahan Repository Universitas Podomoro, air keran yang disalurkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum dapat diminum langsung tanpa diolah terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

Kualitas air di Indonesia secara umum memang tergolong aman, tetapi belum masuk kategori layak. Untuk bisa dianggap layak, air harus memenuhi sejumlah syarat kesehatan seperti tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, serta tidak mengandung mikroorganisme berbahaya dan logam berat.

Sebenarnya, air PDAM aman untuk dikonsumsi saat masih berada di instalasi. Namun, ketika sampai di masyarakat, kualitas air belum bisa terjaga dan terjamin. Hal ini dimungkinkan karena adanya penurunan kualitas saat proses distribusi.

Meski begitu, pemerintah terus berusaha untuk memperbaiki kualitas air Indonesia. Dikutip dari Peta Jalan SDGs Indonesia Menuju 2030 terbitan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, akses terhadap layanan sumber air minum layak terus naik tiap tahunnya.

Misalnya, data pada 2018 menunjukkan, 87.75% penduduk memiliki akses terhadap sumber air minum layak, termasuk dari perpipaan (20.14%) dan nonperpipaan (67.61%). Targetnya, pada 2030 mendatang, setiap rumah tangga memiliki akses terhadap sumber air minum layak.

Cara Membuat Air Keran Bersih Kuman

Air yang didapat dari PAM/PDAM/ledeng, sumur, ataupun saringan air mungkin terlihat bening. Namun, tidak menutup kemungkinan air tersebut terkontaminasi kuman penyakit. Dirangkum dari laman Kementerian PUPR, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

1. Memasak Air

Air yang dipasteurisasi alias dipanaskan pada suhu 55-60ΒΊC selama sepuluh menit bisa mematikan sebagian besar patogen atau kuman penyakit. Adapun cara yang lebih efektif adalah memasak atau merebus air hingga mendidih.

Dengan melakukan perebusan ini, semua patogen dalam air, baik berupa virus, bakteri, spora, fungi, dan protozoa bisa mati. Lama waktu perebusan yang direkomendasikan adalah 20 menit.

2. Memanaskan Air dengan Sinar Matahari

Cara kedua membersihkan air dari kuman adalah memanaskan botol dengan sinar matahari. Untuk melakukannya, detikers bisa memanfaatkan bantuan wadah logam atau botol transparan. Adapun botol paling dianjurkan adalah botol plastik dengan nomor logo daur ulang 1 atau PETE (polyethylene terephthalate).

Sebelum memulai proses, botol bisa dicat hitam pada salah satu sisinya (50% dari permukaan botol) atau diletakkan di atas media berwarna gelap sehingga proses berlangsung lebih cepat. Dalam kondisi demikian, setelah 5-6 jam kondisi cerah, air dalam botol akan mencapai 55 derajat Celsius sehingga patogen mati.

3. Memanfaatkan Air Perasan Jeruk Nipis

Metode ketiga adalah memanfaatkan air perasan jeruk nipis. Caranya adalah dengan menambahkan perasan jeruk nipis sebanyak 1-5% dari jumlah air yang hendak dikonsumsi. Perilaku ini bisa mengatasi virus kolera dan menurunkan pH air di bawah 4,5.

Benarkah Rebusan Air Keran Aman?

Dilansir detikHealth, spesialis gizi sekaligus Ketua Indonesian Hydration Working Group, dr Diana Sunardi, MGizi, SpGK (K), menyebut rebusan air keran tidak menjamin sepenuhnya aman dari kontaminan.

"Memang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk merebus air, tetapi, merebus itu juga waktunya 15 menit untuk mematikan kumar dan bakteri," kata dr Diana, dikutip detikJogja, Sabtu (3/8/2024).

Di samping itu, paparan logam berat yang berbahaya bagi kesehatan juga tidak akan bisa hilang dengan cara merebus air saja.

"Kontaminan itu bisa dari bahan-bahan kimia yang mengandung logam berat dan cemaran lingkungan. Itu nggak akan hilang dengan perebusan masalahnya. Logam-logam berat itu seringkali memicu kanker." terangnya.

Demikian penjelasan lengkap mengenai aman tidaknya air keran untuk dikonsumsi. Semoga pembahasan di atas bermanfaat.




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads