Filosofi Jenang Sengkolo Malam Satu Suro, Lengkap dengan Resepnya

Filosofi Jenang Sengkolo Malam Satu Suro, Lengkap dengan Resepnya

Anindya Milagsita - detikJogja
Jumat, 05 Jul 2024 15:55 WIB
Bubur Merah Putih atau Jenang Sengkolo atau Jenang Abang
Bubur Merah Putih atau Jenang Sengkolo atau Jenang Abang. Foto: Getty Images/iStockphoto/Ika Rahma.
Jogja -

Pergantian tahun dalam kalender Jawa yang ditandai malam satu Suro biasanya diisi oleh sebagian masyarakat dengan berbagai uba rampe atau perlengkapan tradisi. Salah satunya ada jenang sengkolo yang memiliki filosofi tersendiri.

Tidak hanya enak saat disantap, terdapat makna di balik hadirnya jenang sengkolo sebagai salah satu hidangan yang berkaitan dengan malam satu suro. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan dalam jurnal penelitian bertajuk 'Menilik Tradisi Suroan Pada Masyarakat Jawa di Kelurahan Cahaya Mas' yang disusun oleh Dedi Febriyanto, dkk., bahwa salah satu hidangan yang ada di dalam tradisi Suroan adalah jenang sengkolo.

Kehadiran jenang sengkolo dalam tradisi Suroan atau malam satu Suro bukanlah tanpa alasan. Hal tersebut dikarenakan jenang sengkolo memiliki filosofi tersendiri yang menyimpan kepercayaan bagi sebagian masyarakat Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas seperti apa filosofi jenang sengkolo yang dipilih sebagai hidangan malam satu Suro? Sebagai cara untuk mengenal secara lebih dekat kuliner tersebut, detikJogja telah merangkum informasinya secara rinci. Temukan penjelasannya melalui paparan berikut.

Apa Itu Jenang Sengkolo?

Sebelum mengetahui filosofi jenang sengkolo, tidak ada salahnya untuk mengenal terlebih dahulu hidangan berjenis jenang atau bubur yang satu ini. Dikutip dari buku 'Kuliner Surakarta: Mencipta Rasa Penuh Nuansa' oleh Murdijati Gardjito, dkk., jenang sengkolo kerap disebut juga sebagai bubur merah dan putih. Kemudian jenang sengkolo adalah bubur merah yang di atasnya dituang dengan bubur putih.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, disampaikan dalam jurnal 'Eksplorasi Etnomatematika pada Tradisi Masyarakat Jawa "Jenang Sengkolo" di Jember, jenang sengkolo adalah bubur merah yang di atasnya diberi bubur putih. Biasanya di sejumlah wilayah di Jawa, jenang sengkolo disebut juga sebagai jenang abang putih. Secara umum, jenang sengkolo merupakan salah satu jenis bubur yang dibuat dengan bahan dasar berupa beras dan santan.

Meskipun diberi nama bubur merah, sebenarnya warna dari jenang sengkolo cenderung coklat. Hal ini dikarenakan, pembuatannya menggunakan gula merah atau gula aren. Tak sampai di situ, jenang sengkolo di sebagian wilayah Jawa akan diletakkan di sebuah wadah dari daun pisang dan diletakkan di persimpangan jalan raya.

Filosofi Jenang Sengkolo

Lantas seperti apa filosofi di balik jenang sengkolo ini? Masih dikutip dari jurnal yang sama, jenang sengkolo merupakan sebuah istilah yang diambil dari bahasa Jawa bertuliskan "ngilangno barang sing olo". Istilah tersebut apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti menghilangkan sesuatu atau perkara yang buruk.

Kemudian kata sengkolo diambil dari kata "murwakala" yang bermakna menghilangkan bala. Secara kultural, filosofi jenang sengkolo dapat dimaknai sebagai sebuah upaya yang dilakukan agar dapat melindungi masyarakat dari bencana maupun kejadian buruk yang bisa saja terjadi pada wilayah tersebut.

Filosofi jenang sengkolo juga disampaikan dalam sebuah jurnal bertajuk 'Tradisi Malam Satu Suro di Ngebel Ponorogo: Studi Etnografi Komunikasi' yang disusun oleh Shella Syakhfiani, bahwa jenang sengkolo dihadirkan sebagai upaya untuk menolak segala bala maupun keburukan.

Bukan hanya itu saja, filosofi jenang sengkolo juga dapat dilihat pada penggunaan warna putih dan merah pada bubur tersebut. Apabila merah digambarkan sebagai Hawa, maka Adam adalah bagian putihnya. Hal tersebut menjadi simbol bahwa manusia berasal dari Adam dan Hawa.

Resep Jenang Sengkolo

Nah, bagi detikers yang penasaran ingin ikut mencicipi jenang sengkolo ini, ada resep yang bisa dicoba sendiri di rumah. Merujuk dari buku 'Bubur Manis Nusantara' karya Hindah Muaris, berikut resep jenang sengkolo secara lengkap.

Bahan-bahan

  • 250 gr beras putih
  • 1 liter santan (1 butir kelapa)
  • 500 ml santan (1 butir kelapa)
  • 2 lembar daun pandan
  • 2 lembar daun salam
  • 1 sdt garam
  • 200 gr gula merah (sisir)

Cara Membuat

  1. Masak terlebih dahulu beras putih dengan santan 1 liter, daun pandan, daun salam, dan garam.
  2. Aduk-aduk hingga bubur mengental.
  3. Masukkan santan kental dan masak sebentar.
  4. Kemudian angkat dan sisihkan dahulu.
  5. Bagi bubur menjadi dua bagian.
  6. Salah satu bagian bubur dapat dimasak kembali dengan menambahkan gula merah yang telah disisir sebelumnya.
  7. Aduk-aduk sampai gula merah merata.
  8. Angkat dan sisihkan.
  9. Siapkan wadah untuk penyajian jenang sengkolo.
  10. Tuang bubur merah sesuai keinginan.
  11. Berikan di bagian atasnya bubur putih secukupnya.
  12. Jenang sengkolo siap untuk disajikan.

Itulah tadi pembahasan mengenai jenang sengkolo yang identik dengan tradisi Suroan atau malam satu suro. Semoga informasi ini membantu.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads