Penasaran Bau Mumi Mesir Kuno? Ahli Bilang Ada Manis-manisnya

Penasaran Bau Mumi Mesir Kuno? Ahli Bilang Ada Manis-manisnya

Aisyah Kamaliah - detikJogja
Senin, 17 Feb 2025 12:58 WIB
Ilustrasi mumi
Ilustrasi mumi (Foto: Shutterstock)
Jogja -

Mumi dari Mesir kuno terkubur ribuan tahun lamanya. detikers mungkin penasaran dengan bau dari mayat yang dimumifikasi ribuan tahun lamanya itu. Lantas seperti apa ya bau mumi itu?

"Bau tubuh mumi telah menarik perhatian para ahli dan masyarakat umum selama bertahun-tahun, tetapi belum ada studi ilmiah gabungan antara kimia dan persepsi yang dilakukan hingga saat ini," jelas Profesor Matija Strlič, penulis utama penelitian tersebut dalam sebuah pernyataan dilansir detikInet, Senin (17/2/2025).

Strlič bersama tim ahli penciuman sudah menganalisis bau dari sembilan mumi yang disimpan di Museum Mesir di Kairo. Mumi tertua berasal dari era Kerajaan Baru, yang dimulai pada tahun 1539 SM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penelitian inovatif ini benar-benar membantu kami merencanakan konservasi dengan lebih baik dan memahami bahan pembalseman kuno," jelas dia.

Berdasarkan laporan para pencium mumi tersebut, 78 persen sampel beraroma 'kayu', sedangkan 67 persen lainnya mendeskripsikan aroma 'pedas', dan 56 persen mencium bau manis. Disebutkan hanya sepertiga mumi yang mengeluarkan bau busuk atau tengik, dengan proporsi yang sama mengeluarkan bau mirip dupa.

ADVERTISEMENT

"Intensitas rata-rata set tersebut adalah 'sedang'... dan nada hedonik dinilai sebagai 'sedikit menyenangkan' secara rata-rata," tulis penulis studi tersebut.

Mengutip IFLScience, tak hanya instrumen manusia, para peneliti juga memanfaatkan alat elektronik sebagai 'hidung' untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang senyawa volatil yang dikeluarkan dari mumi kuno. Hal ini mengungkap keberadaan terpenoid seperti pinene, limonene, dan verbenone, yang semuanya mungkin berasal dari minyak, resin, dan lilin yang digunakan saat proses mumifikasi.

"Senyawa tersebut menunjukkan penggunaan resin cedar atau pinus, resin getah seperti mur dan kemenyan, dan tanaman lain seperti timi, lavender, dan eukaliptus," papar para peneliti. Sementara itu, keberadaan borneol dalam aroma tersebut mungkin berasal dari penggunaan kamper.

'Hidung' elektrik yang digunakan dalam mengungkap keberadaan terpena aromatik.'Hidung' elektrik yang digunakan dalam mengungkap keberadaan terpena aromatik. Foto: Emma Paolin

Para peneliti menemukan jika mumi yang dipajang cenderung beraroma lebih kuat dan kompleks daripada yang disimpan. Diduga hal ini karena akumulasi zat volatil di kotak pajangan.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyarankan 'warisan penciuman' mumi Mesir kuno harus dianggap sebagai komponen dari nilai budaya, sejarah, dan arkeologisnya. Mereka pun mendesak pihak museum untuk melestarikan bau kuno ini.

Sebagai informasi, studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of the American Chemical Society.




(ams/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads