- Kumpulan Contoh Teks Eksplanasi Budaya dan Strukturnya Contoh Teks Eksplanasi Budaya #1: Perkembangan Budaya Contoh Teks Eksplanasi Budaya #2: Penyebab Lunturnya Budaya Indonesia Contoh Teks Eksplanasi Budaya #3: Reog Ponorogo Contoh Teks Eksplanasi Budaya #4: Syawalan Contoh Teks Eksplanasi Budaya #5: Bersih Desa Contoh Teks Eksplanasi Budaya #6: Tradisi Tabuik Contoh Teks Eksplanasi Budaya #7: Tradisi Kasada
Mudah ditemukan di berbagai tempat, mulai dari media online hingga koran, teks eksplanasi adalah satu dari sekian banyak jenis teks bahasa Indonesia. Butuh contohnya? Berikut ini 7 contoh teks eksplanasi budaya dan strukturnya.
Dirujuk dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Medan Area, teks eksplanasi bertujuan untuk melaporkan secara jelas tahapan hingga proses terjadinya suatu fenomena. Ada 3 struktur teks eksplanasi, yakni pernyataan umum, deretan penjelasan, dan interpretasi.
Bagian pertama, pernyataan umum berisikan informasi singkat tentang suatu fenomena. Lalu, bagian deretan penjelasan akan menjabarkan tentang urutan sebab-akibat. Di bagian inilah, penjelasan secara deskriptif tentang suatu hal bisa ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir, interpretasi akan diisi dengan opini atau perspektif penulis. Dengan catatan, tetap mengindahkan data dan penjelasan fenomena tersebut. Agar semakin jelas, detikers perlu membaca contohnya secara langsung.
Pada kesempatan ini, detikJogja telah menyiapkan sejumlah teks eksplanasi budaya beserta strukturnya. Pastikan untuk menyimak satu per satu contohnya secara menyeluruh, ya, detikers!
Kumpulan Contoh Teks Eksplanasi Budaya dan Strukturnya
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #1: Perkembangan Budaya
(sumber: buku Mari Belajar Bahasa Indonesia oleh Dina Priyatiningrum dkk)
(Pernyataan umum)
Budaya merupakan salah satu kekayaan dan kekhasan suatu negara. Budaya patut menjadi sebuah warisan yang dibanggakan. Budaya tidak melulu identik mengenai hal-hal yang konkret berbentuk benda, tetapi juga bisa berbentuk abstrak atau tindakan. Contoh dari wujud budaya adalah bahasa, pakaian adat, kesenian tradisional, dan lain sebagainya.
(Deretan penjelasan)
Budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup masyarakat yang berkembang dan disepakati oleh suatu kelompok tertentu, kemudian budaya akan diwariskan secara turun-temurun. Apabila diklasifikasikan, budaya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kepercayaan, keindahan/estetika, dan pengetahuan.
Keseluruhannya bersifat saling mempengaruhi satu sama lain sehingga timbul sebuah adat istiadat. Seiring perkembangan zaman, budaya juga semakin berkembang dengan keanekaragamannya. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan lingkungan dalam suatu daerah tertentu. Meskipun demikian, budaya harus tetap dilestarikan dengan cara suatu kelompok masyarakat tertentu tetap melaksanakan aktivitas budaya tersebut.
(Interpretasi)
Dengan demikian, sebagai masyarakat kita harus menghargai perubahan budaya tanpa berhenti melestarikan budaya tersebut. Meskipun dikejar dengan kecanggihan zaman, budaya harus tetap eksis dalam suatu negara. Budaya akan menjadi peninggalan sejarah yang unik dan menjadi ciri khas suatu negara, sehingga dapat dikenal oleh seluruh dunia.
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #2: Penyebab Lunturnya Budaya Indonesia
(sumber: buku Indahnya Berkarya dengan Literasi oleh Beslina Afriani Siagian dkk)
(Pernyataan umum)
Budaya di Indonesia kian hari kian luntur karena kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya pembelajaran budaya, dan kurangnya komunikasi budaya. Hal tersebut terbilang turun drastis karena kebanyakan dari kita memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai perkembangan zaman.
(Deretan penjelasan)
Bahwa kita menganggap bahwa budaya asing lebih praktis dan keren. Padahal hal itu tidak selamanya benar. Padahal banyak budaya luar yang dianggap keren tetapi tidak sesuai dengan jati diri dan budaya bangsa kita, Indonesia.
Hasilnya menyebabkan kebudayaan kita tidak lagu diurus dan perlahan-lahan menghilangkan atau pun diklaim oleh Negara lain. Untuk itu, kemampuan berkomunikasi sangatlah penting agar tidak terjadi pemahaman yang salah tentang budaya yang dianut.
(Interpretasi)
Kurangnya komunikasi juga bisa membuat pertikaian antar suku yang mengakibatkan dampak pada persatuan dan kesatuan. Tidak kalah penting, kita juga harus memperhatikan komunikasi antar masyarakat dengan mengenalkan budaya satu sama lain dan ke generasi penerus bangsa dengan tujuan agar budaya kita tetap hidup.
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #3: Reog Ponorogo
(Pernyataan Umum)
Reog Ponorogo merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pertunjukan ini dikenal dengan topeng besar berbentuk kepala singa yang disebut "Singa Barong" dan dihiasi bulu-bulu merak. Reog tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Ponorogo yang sarat dengan nilai-nilai tradisional dan spiritual.
(Deretan Penjelasan)
Reog Ponorogo memiliki sejarah yang kaya dan erat kaitannya dengan mitos serta kisah-kisah kerajaan. Salah satu cerita populer di balik Reog adalah kisah tentang perjuangan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan Majapahit, yang menggunakan seni pertunjukan sebagai simbol perlawanan terhadap penguasa yang dianggap tidak adil. Pertunjukan Reog biasanya melibatkan beberapa elemen, seperti topeng Singa Barong, pemain jathilan (penari kuda lumping), warok (pria sakti), dan pembawa cerita atau dalang.
Pertunjukan Reog biasanya diawali dengan tarian jathilan, di mana para penari menggunakan properti kuda lumping sebagai simbol keberanian para prajurit. Kemudian, muncul sosok warok yang melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan. Puncak pertunjukan adalah tarian Singa Barong, di mana seorang penari mengangkat kepala singa raksasa yang beratnya mencapai 50 kilogram hanya dengan giginya. Kekuatan dan stamina penari ini dianggap hasil latihan spiritual dan fisik yang intens.
Selain sebagai hiburan, Reog juga sering dipentaskan dalam upacara adat, perayaan hari besar, hingga acara nasional. Setiap elemen dalam Reog, mulai dari gerakan tarian hingga kostum, memiliki makna filosofis yang mendalam, seperti keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan.
(Interpretasi)
Reog Ponorogo bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga simbol kebanggaan dan kekuatan budaya masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur. Melalui Reog, masyarakat Ponorogo dapat melestarikan tradisi dan nilai-nilai leluhur yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Pertunjukan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberagaman budaya sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Reog Ponorogo perlu terus dilestarikan agar tidak hanya dikenal di tanah air, tetapi juga di kancah internasional.
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #4: Syawalan
(Pernyataan Umum)
Syawalan merupakan tradisi khas masyarakat Indonesia yang dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus menjadi momen berkumpulnya keluarga dan komunitas. Syawalan memiliki berbagai bentuk dan kegiatan unik yang berbeda-beda di setiap daerah, mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
(Deretan Penjelasan)
Syawalan biasanya dirayakan dengan berbagai cara, tergantung pada tradisi lokal masyarakat setempat. Di beberapa daerah, tradisi ini dilakukan dengan acara besar seperti halal bihalal, yaitu kegiatan saling bermaafan dalam sebuah pertemuan keluarga, komunitas, atau organisasi. Halal bihalal sering diisi dengan doa bersama, makan bersama, dan berbagai kegiatan hiburan lainnya.
Di pantai-pantai daerah Jawa Tengah seperti Jepara dan Pekalongan, Syawalan dirayakan dengan tradisi Lomban, yaitu pesta laut yang melibatkan pelepasan kepala kerbau ke laut sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah. Tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata, karena masyarakat dapat menikmati hiburan seperti lomba perahu, pertunjukan seni, dan bazar kuliner.
Di Yogyakarta, Syawalan dikenal dengan tradisi Grebeg Syawal, di mana pihak Keraton Yogyakarta menyelenggarakan kirab gunungan, yaitu tumpukan hasil bumi yang diarak keliling kota. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol keberkahan. Tradisi ini menjadi salah satu momen yang dinanti-nantikan oleh warga setempat.
Tradisi Syawalan tidak hanya menjadi ajang bersilaturahmi, tetapi juga sarana untuk memperkuat identitas budaya lokal. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dalam merayakan Syawalan, menjadikannya sebagai cerminan keragaman budaya Indonesia.
(Interpretasi)
Syawalan bukan sekadar tradisi pasca-Lebaran, tetapi juga sarana untuk menjaga hubungan kekeluargaan dan kebersamaan dalam masyarakat. Dengan merayakan Syawalan, masyarakat dapat saling mengingatkan pentingnya berbagi, bersyukur, dan menjaga harmoni dalam kehidupan sosial. Tradisi ini juga menjadi bukti nyata bahwa budaya Indonesia sangat kaya dan beragam, namun tetap berakar pada nilai-nilai kebersamaan. Pelestarian Syawalan penting dilakukan agar tradisi ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya bangsa Indonesia.
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #5: Bersih Desa
(Pernyataan Umum)
Bersih Desa adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Indonesia untuk membersihkan lingkungan sekaligus mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan. Tradisi ini biasanya dilakukan setiap tahun, sering kali bertepatan dengan momen tertentu seperti musim panen atau bulan-bulan yang dianggap sakral dalam penanggalan Jawa. Bersih Desa mencerminkan nilai-nilai spiritual, gotong-royong, dan penghormatan terhadap alam serta leluhur.
(Deretan Penjelasan)
Tradisi Bersih Desa dimulai dengan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan desa. Warga secara bersama-sama membersihkan jalan, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan solidaritas antarwarga.
Setelah kegiatan membersihkan lingkungan, tradisi ini biasanya dilanjutkan dengan ritual adat yang berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya, di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dilakukan prosesi kenduri atau tasyakuran, di mana masyarakat berkumpul untuk berdoa bersama di balai desa atau tempat yang dianggap keramat. Doa ini dipimpin oleh sesepuh desa sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan.
Sebagai bagian dari ritual, masyarakat sering membawa makanan khas yang kemudian dibagikan atau disantap bersama-sama. Di beberapa daerah, makanan tersebut diletakkan di dalam gunungan, yaitu tumpukan hasil bumi seperti padi, buah-buahan, dan sayuran, yang melambangkan rasa syukur atas hasil panen. Gunungan ini kemudian diarak keliling desa dan dibagikan kepada warga sebagai simbol keberkahan.
Selain kenduri, tradisi Bersih Desa juga sering diisi dengan pertunjukan seni tradisional, seperti wayang kulit, kuda lumping, atau tayub. Seni tradisional ini menjadi sarana hiburan sekaligus pelestarian budaya lokal. Di beberapa desa, ritual juga mencakup penghormatan kepada makam leluhur dengan melakukan ziarah atau membersihkan area makam.
(Interpretasi)
Bersih Desa bukan hanya sekadar tradisi rutin, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap alam, leluhur, dan sesama. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, kerja keras, dan rasa syukur yang mendalam. Di era modern ini, Bersih Desa tetap relevan sebagai cara untuk menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Pelestarian tradisi ini sangat penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri budaya yang kuat dan tidak melupakan warisan leluhur.
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #6: Tradisi Tabuik
(Pernyataan Umum)
Tabuik adalah tradisi khas masyarakat Pariaman, Sumatra Barat, yang diadakan untuk memperingati Asyura, yaitu hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, dalam pertempuran di Karbala. Tradisi ini mencerminkan perpaduan antara nilai agama dan budaya lokal.
(Deretan Penjelasan)
Dalam tradisi ini, masyarakat membuat replika Tabuik, sebuah menara besar berbentuk burung buraq yang dihias indah. Tabuik diarak keliling kota dengan iringan musik gandang tasa yang ritmis. Prosesi ini melambangkan penghormatan dan rasa duka mendalam atas peristiwa Karbala. Puncaknya, Tabuik dihanyutkan ke laut sebagai simbol melepaskan kesedihan.
(Interpretasi)
Tradisi Tabuik tidak hanya menjadi wujud peringatan religius, tetapi juga simbol kerukunan masyarakat Pariaman. Selain itu, tradisi ini telah menjadi daya tarik budaya yang memperkenalkan kekayaan tradisi Minangkabau kepada dunia.
Contoh Teks Eksplanasi Budaya #7: Tradisi Kasada
(Pernyataan Umum)
Kasada adalah tradisi masyarakat Suku Tengger yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur mereka, Roro Anteng dan Joko Seger. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Tengger yang kaya akan nilai spiritual.
(Deretan Penjelasan)
Dalam upacara Kasada, masyarakat Tengger memulai rangkaian acara dengan doa bersama di Pura Luhur Poten, yang terletak di kaki Gunung Bromo. Pura ini menjadi tempat suci bagi masyarakat Tengger untuk memohon restu sebelum melaksanakan ritual utama. Rangkaian doa dipimpin oleh dukun adat, yang berperan sebagai pemimpin spiritual masyarakat Tengger.
Setelah berdoa, masyarakat berjalan menuju kawah Gunung Bromo sambil membawa sesaji berupa hasil bumi, seperti sayuran, buah-buahan, bunga, dan bahkan hewan ternak. Sesaji ini dihias dengan cantik dan dibawa menggunakan wadah tradisional. Proses perjalanan menuju kawah sering kali diselingi dengan lantunan doa dan puji-pujian sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi.
Puncak tradisi Kasada adalah prosesi melemparkan sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk pengorbanan dan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, sekaligus memohon keselamatan dan keberkahan bagi keluarga dan masyarakat. Meski sesaji dilemparkan ke kawah, ada beberapa warga yang mencoba mengambil sesaji tersebut menggunakan jaring sebagai simbol perjuangan untuk mendapatkan rezeki. Hal ini menambah keunikan tradisi Kasada.
Selain itu, tradisi Kasada juga menjadi momen penting bagi masyarakat Tengger untuk mempererat hubungan antarwarga. Acara ini diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang bahu-membahu mempersiapkan sesaji dan menjalankan ritual dengan penuh kekhidmatan. Prosesi ini tidak hanya melibatkan aspek spiritual, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong-royong.
(Interpretasi)
Kasada mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Tradisi ini mengajarkan masyarakat Tengger, dan kita semua, untuk menghormati alam sebagai pemberi kehidupan. Selain sebagai simbol pengabdian kepada Tuhan dan leluhur, Kasada juga menjadi daya tarik budaya yang memperkenalkan kebesaran budaya Tengger kepada dunia.
Nah, itulah 7 contoh teks eksplanasi budaya beserta strukturnya yang bisa detikers jadikan referensi. Semoga bermanfaat!
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM