Pemerintah menggulirkan wacana libur sekolah satu bulan selama Ramadan. Pakar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yudan Hermawan tidak sepakat dengan rencana pemerintah tersebut.
"Secara umum, saya tidak sepakat dengan wacana libur satu bulan penuh saat Ramadan jika diterapkan tanpa perencanaan yang matang," kata Yudan saat dihubungi wartawan, Kamis (2/1/2025).
Yudan bilang, meskipun memberikan waktu lebih untuk fokus pada ibadah, namun bisa jadi libur yang terlalu lama justru mengganggu kalender akademik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Libur panjang berpotensi mengganggu kalender akademik, mengurangi waktu pembelajaran efektif," ujarnya.
Dosen FIPP UNY itu lebih mendukung adanya penyesuaian pembelajaran selama Ramadan. Seperti penyesuaian jadwal hingga penyesuaian aktivitas akademik.
"Namun, saya lebih mendukung adanya fleksibilitas selama Ramadan, seperti penyesuaian jadwal, pengurangan intensitas aktivitas akademik, atau penerapan pembelajaran daring," katanya.
Hal itu, lanjut Yudan, justru akan membuat adanya keseimbangan antara kebutuhan spiritual dengan akademik.
"Pendekatan ini lebih memungkinkan terciptanya keseimbangan antara kebutuhan spiritual, tanggung jawab akademik, dan inklusivitas bagi semua pihak," tuturnya.
Dia khawatir, jika kebijakan ini benar-benar diterapkan tanpa adanya kajian yang mendalam justru berpotensi siswa tertinggal dalam pemahaman materi. Sehingga setelah libur, siswa dipaksa untuk mengejar ketertinggalan materi dan membuat banyak tekanan akademik.
"Untuk menutupi kekurangan tersebut, jadwal belajar pasca-Ramadan kemungkinan besar akan menjadi lebih intensif. Kondisi ini dapat menambah tekanan akademik bagi mahasiswa dan mengurangi waktu yang tersedia untuk mendalami materi secara mendalam, sehingga kualitas pembelajaran bisa terganggu," pungkas dia.
Dilansir detikNews, libur sekolah satu bulan selama Ramadan diwacanakan untuk diadakan lagi. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan kebijakan itu sebenarnya sudah diterapkan di Pondok Pesantren.
"Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama khususnya di Pondok Pesantren itu libur," kata Nasaruddin kepada wartawan di Monas, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024).
Dia mengatakan bahwa untuk saat ini libur satu bulan untuk sekolah umum masih dalam wacana. Pengumuman terkait kepastiannya akan disampaikan nanti.
"Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian. Yang jelas bahwa libur atau tidak libur, sama-sama kita berharap berkualitas ibadahnya. Bagi saya, itu yang paling penting. Ramadan itu adalah konsentrasi bagi umat Islam," jelasnya.
(aku/ahr)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong