Universitas Sanata Dharma Gelar Bedah Buku soal Keteladanan Paus Fransiskus

Universitas Sanata Dharma Gelar Bedah Buku soal Keteladanan Paus Fransiskus

Jihaan Khoirunnisaa - detikJogja
Rabu, 04 Sep 2024 09:10 WIB
Universitas Sanata Dharma menggelar acara peluncuran sekaligus bedah buku β€˜Paus Fransiskus dalam Konteks Nusantara: Tinjauan Interreligius dan Interdisipliner’, Selasa (3/9/2024).
Universitas Sanata Dharma menggelar acara peluncuran sekaligus bedah buku 'Paus Fransiskus dalam Konteks Nusantara: Tinjauan Interreligius dan Interdisipliner', Selasa (3/9/2024). Foto: dok. Universitas Sanata Dharma
Jogja -

Universitas Sanata Dharma menggelar acara peluncuran sekaligus bedah buku 'Paus Fransiskus dalam Konteks Nusantara: Tinjauan Interreligius dan Interdisipliner'. Kegiatan ini dalam rangka menyambut kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia.

Buku tentang Paus Fransiskus ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, dan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Acara yang berlangsung di ruang Drost Kampus III tersebut dibuka secara resmi oleh GKR Mangkubumi, Selasa (3/9/2024). Kehadiran GKR Mangkubumi menambah nilai istimewa dalam acara yang bertujuan untuk menggali lebih dalam ajaran, kehidupan, dan keteladanan Paus Fransiskus serta relevansinya dalam konteks Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Universitas Sanata Dharma menggelar acara peluncuran sekaligus bedah buku 'Paus Fransiskus dalam Konteks Nusantara: Tinjauan Interreligius dan Interdisipliner', Selasa (3/9/2024).Universitas Sanata Dharma menggelar acara peluncuran sekaligus bedah buku 'Paus Fransiskus dalam Konteks Nusantara: Tinjauan Interreligius dan Interdisipliner', Selasa (3/9/2024). Foto: dok. Universitas Sanata Dharma

Guru Besar Ilmu Filsafat dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Phil. Al Makin, yang merupakan penulis buku menjelaskan sosok Paus Fransiskus sebagai tokoh agama Katolik.

Lebih lanjut dia menjelaskan peran agama Katolik bagi Bangsa Indonesia. Menurutnya para tokoh bangsa meletakkan pondasi patriotismenya pada tradisi spiritualitas Katolik.

ADVERTISEMENT

"Kesederhanaan Paus Fransiskus bukan hanya teladan bagi Umat Katolik, tetapi bagi kita semua, termasuk yang beragama lain. Di dunia ini tidak banyak pemimpin yang benar-benar memberi inspirasi," ungkap Prof. Al Makin dalam keterangan tertulis, Rabu (4/9/2024).

Prof. Al Makin mengatakan, meski jumlah umat Katolik di Indonesia tidak banyak, tetapi para Imam Katolik sudah menjadi pemimpin yang harus diteladani.

Mereka, kata dia, menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia. Mereka menjadi pemimpin semua umat, semua agama, dan memimpin semua iman sejak era revolusi hingga reformasi.

"Para Imam Katolik begitu berani, konsisten, dan tidak pernah surut semangatnya dalam mempertahankan konsistensi itu. Iman yang berbeda bukan penghalang untuk berkolaborasi," ungkapnya.

Sementara itu, Pdt. Stefanus Christian Haryono yang juga penulis buku memaparkan bagaimana sosok Paus Fransiskus dan spiritualitasnya bagi kehidupan Gereja Kristen Protestan.

"Bagi saya, Paus Fransiskus dari berbagai pemikiran dan tindakannya, menegaskan apa arti spiritualitas. Spiritualitas adalah sesuatu yang berpijak pada realitas dan pengalaman kehidupan di sini dan sekarang. Paus Fransiskus mengundang kita semua, tidak hanya terbatas dalam pemahaman agama, tetapi perjumpaan antara realitas dunia dengan Yang Ilahi, apapun agama dan keyakinan kita," terangnya.

Pemaparan kedua pembicara tersebut ditanggapi oleh dua orang penanggap, salah satunya Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M., selaku Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Dia memaparkan Paus Fransiskus adalah sosok yang penuh suka cita dan pemikirannya sangat menggelitik dan memberi sumbangan positif yang mengejutkan bagi banyak orang.

"Paus Fransiskus melahirkan dua tonggak penting bagi kehidupan Gereja, yakni nilai solidaritas dan sinodalitas. Kedua semangat itu harus dibangun dan ini bertolak dari kecenderungan manusia yang memecah belah dan membuang. Paus juga menyerukan pentingnya kita bersama mereka dan mereka bersama kita sebagai wujud dari Gereja yang berjalan bersama dan hadir bagi siapapun, terutama bagi mereka yang miskin. Paus juga mengajarkan kepada kita tentang keterbukaan, tidak terlalu kaku, dan penuh belas kasih," tuturnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Sanata Dharma Albertus Bagus Laksana menilai Paus Fransiskus adalah sosok Paus yang lintas batas dalam berbagai hal.

"Buku ini lahir dari konteks ruang perjumpaan yang mau ditekankan oleh Paus Fransiskus. Paus Fransiskus memberikan teladan kepada kita tentang pertobatan yang nyata. Beliau mencoba untuk memahami berbagai permasalahan dengan cara yang baru," katanya.

"Apa yang diperjuangkan oleh Paus Fransiskus saya rasa sangat kontekstual dengan kehidupan di Indonesia yang, meski mempunyai modal sosial yang sangat kuat, namun masih seringkali jatuh bangun membangun negara yang demokratis, menghargai keragaman dan berbela rasa," pungkasnya.




(dil/dil)

Hide Ads