Berbicara mengenai dunia penelitian ilmiah, detikers tentu sudah tidak asing lagi melihat tikus putih yang digunakan sebagai hewan percobaan. Namun, pernahkah detikers bertanya-tanya, kenapa tikus putih yang dipilih?
Dirujuk dari Eureka, tikus albino pertama kali digunakan dalam percobaan ilmiah pada 1828 untuk mengukur kualitas protein tubuh. Lalu, pada 1906, Institut Wistar Philadelphia berhasil mengawinkan dan dengannya menciptakan tikus pertama untuk penelitian biologi dan medis.
Sejak ditemukannya tikus strain Wistar, binatang pengerat satu ini telah banyak membantu umat manusia dalam membedah misteri sains. Namun hingga kini sebagian orang masih menyimpan satu pertanyaan besar tentangnya: Mengapa tikus?
Alasan Tikus Putih Dijadikan Hewan Percobaan
Menurut informasi dalam buku Prinsip Dasar Tikus sebagai Model Penelitian oleh Dini Prastyo Wati dkk, tikus dari genus Rattus memiliki begitu banyak jenis dan strain. Salah satu spesiesnya, yakni Rattus norvegicus, adalah hewan yang melahirkan berbagai jenis strain tikus laboratorium yang kini banyak digunakan, seperti:
- Tikus Wistar
- Tikus Sprague-Dawley
- Tikus Long Evans (hasil perkawinan tikus Wistar dengan tikus liar Norwegia)
Dikutip dari Smithsonian Magazine, alasan pemilihan tikus putih sebagai hewan penelitian cukup sederhana. Hewan satu ini mudah dilatih dan sangat cocok untuk digunakan dalam eksperimen psikologis. Pasalnya mereka memiliki jaringan saraf yang mirip dengan manusia.
"Para peneliti mempelajari tikus dan mencit karena mereka sangat mirip dengan manusia secara genetik. Sekitar 95 persen dari semua hewan laboratorium adalah tikus dan mencit yang dibiakkan khusus untuk penelitian," tulis Foundation for Biomedical Research (FBR), dikutip dari Abc 10, Senin (2/9/2024).
Tidak hanya itu, Dirujuk dari Kent Scientific, tikus putih juga dapat dengan mudah bertahan hidup dalam kondisi-kondisi buruk dan memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi. Gabungan antara siklus reproduksi yang pendek dengan daya tahan tinggi menjadikan tikus putih cocok dijadikan hewan percobaan.
Alasan lainnya, sebagaimana tertulis dalam dokumen repository UB adalah, tikus putih adalah pemakan segala sehingga tidak menyulitkan perawatannya. Di samping itu, ditinjau dari segi ekonomi, tikus putih memiliki ukuran kecil sehingga penyimpanannya mudah dan harganya pun murah.
Mengenal Rattus Norvegicus, Nenek Moyang Tikus Putih Percobaan
Sebelumnya, detikers perlu paham bahwasanya Rattus norvegicus atau biasa dikenal dengan nama tikus norwegia dan tikus cokelat, memiliki sedikit perbedaan dengan tikus putih percobaan. Mudahnya, ia merupakan 'nenek moyang' bagi tikus-tikus percobaan.
Tikus-tikus putih untuk percobaan yang terkenal seperti Wistar dan Sprague-Dawley bisa dibilang sebagai varietas khusus dari Rattus norvegicus. Keduanya memang dibiakkan dengan tujuan khusus, yakni sebagai hewan percobaan.
Disadur dari Animal Diversity, klasifikasi Rattus norvegicus adalah:
- Kingdom: Animalia
- Phylum: Chordata
- Subphylum: Vertebrata
- Class: Mammalia
- Order: Rodentia
- Family: Muridae
- Genus: Rattus
- Species: Rattus norvegicus
Lebih lanjut, menurut penjelasan dari laman Alaska Department of Fish and Game, Rattus norvegicus biasanya berwarna abu-abu gelap atau cokelat di bagian belakang dan abu-abu muda atau cokelat di bagian bawah. Tikus ini dapat tumbuh hingga 10 inci (25 sentimeter).
Ekor Rattus norvegicus biasanya berukuran sama panjang dengan tubuhnya dengan warna merah muda atau cokelat. Diamati dari segi berat tubuh, Rattus norvegicus jantan dewasa biasanya memiliki berat mencapai 1,25 pon, sedangkan betinanya 0,75 pon.
Rattus norvegicus adalah hewan nokturnal, mereka aktif pada malam hari. Berbeda dengan kerabatnya, Rattus rattus (tikus hitam) yang bisa memanjat dengan baik, tikus cokelat tidak memiliki kemampuan ini. Rattus norvegicus justru mahir berenang dan menggali.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tikus Norwegia memiliki tingkat reproduksi yang tinggi. Bahkan ia dapat berkembang biak sepanjang tahun jika kondisi mendukung. Seekor betina Rattus norvegius hamil selama 'hanya' 21 hari dan melahirkan hingga empat belas anak!
Tikus cokelat alias Rattus norvegicus hidup dalam kelompok besar di liang atau tempat-tempat bawah permukaan seperti gudang dan selokan. Karena hidup dalam sistem yang hierarkis, ketika persediaan makanan habis, tikus-tikus 'rendahan' akan mati terlebih dahulu.
Demikian penjelasan lengkap mengenai alasan tikus putih dijadikan hewan percobaan. Semoga informasi yang disajikan menjawab rasa ingin tahu detikers, ya!
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM