Warek UNY Tepis Isu Viral Kampus Intimidasi Dosen Supaya Lanjut S3

Warek UNY Tepis Isu Viral Kampus Intimidasi Dosen Supaya Lanjut S3

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Jumat, 09 Agu 2024 21:45 WIB
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Kampus UNY. Foto: dok. detikJogja
Sleman -

Wakil Rektor Bidang Umum dan Sumber Daya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Edi Purwanto menepis isu disebut mengancam dosen dan mahasiswa jika tak lanjut studi di kampus sendiri. Begini penjelasannya.

Dalam unggahan akun media sosial X @UNY_Base, dosen dan mahasiswa UNY yang tak lanjut S3 di kampus sendiri mendapat intimidasi seperti dipindah tugas, dipersulit karier, hingga digugurkan status kepegawaiannya.

"UNY... Gaes ini drama UNY belum berhenti. Kabarnya ada dosen UNY yang dipaksa lanjut studi S3 di UNY. Ancemannya serem-serem euy, nyangkut karir. Bahkan ada mahasiswa S1 yang dipaksa lanjut S2 di UNY. Ampe diancam proses kelulusannya. Buset nih kampus udah macam film mafia," tulis akun @UNY_Base seperti dilihat detikJogja, Jumat (9/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan kronologi dari akun media sosial X @UNYJogja pada Selasa (30/7/2024) seperti yang dilihat detikJogja, semua pegawai CPNS yang diterima pada tahun 2024 di UNY menerima SK dari Wakil Rektor Bidang Umum dan Sumber Daya, Edi Purwanto. Dalam penyerahan tersebut, penerima SK diarahkan mendaftar langsung S3 di UNY dengan alasan persentase doktor menurun lantaran banyak dosen yang diterima dengan jenjang S2.

Pada Selasa (6/8), seluruh dosen CPNS, P3k dan PTN BH kembali dikumpulkan untuk diberi pengarahan mendaftar di UNY. Namun, pada momen ini, pimpinan UNY disebut mengintimidasi lewat ancaman haus rektor yang akan memberikan beban berat bagi dosen yang tidak daftar S3. Tapi, bagi dosen yang sudah mendapatkan kampus luar negeri, hamil dan ketidaklinieran bidang tidak apa-apa jika tidak mendaftar di kampus UNY.

ADVERTISEMENT

Kemudian, beberapa dosen yang merasa terintimidasi untuk melakukan pendaftaran S3 di UNY mengungkapkan telah diancam seperti dipindahtugaskan, tidak diizinkan mengikuti pekerti, dipersulit untuk karier, hingga digugurkan status pegawainya jika tidak melakukan pendaftaran gelombang khusus yang telah diberikan dengan alasan apapun.

Edi Purwanto saat dimintai konfirmasi mengatakan, berbagai isu yang beredar di media sosial tak seperti kenyataannya. Dia menegaskan, UNY mewajibkan dosen yang ingin naik ke Lektor wajib melanjutkan studi S3 dan tak harus di kampus sendiri.

"Nggak benar juga. Seperti yang saya katakan kalau mau melanjutkan studi ke luar UNY kami persilakan," jelas Edi kepada detikJogja, Jumat (9/8/2024).

"Tapi syarat untuk naik ke Lektor Kepala itu kan harus doktor. Ya otomatis kalau dia nggak doktor kan nggak bisa naik pangkat. Jadi kalau dia nggak mau sekolah ya gimana mau naik," sambungnya.

Edi turut mengklarifikasi pernyataan di media sosial tersebut terkait mahasiswa penerima beasiswa LPDP yang dipaksa pindah ke UNY.

"LPDP di luar UNY terus dipaksa pindah ke UNY meski nggak linier itu salah. Kalau dia sudah dapat beasiswa ya ikuti saja," tegasnya.

"Hal seperti itu biasa ya, membuat keruh. Tapi memang kebijakan itu ada yang setuju ada yang tidak. Bagi yang tidak setuju membuat statement-statement yang dia nggak persis tahu sebetulnya bagaimana," tambahnya.




(apu/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads