7 Contoh Materi MPLS SD, SMP, dan SMA, Siswa Baru Wajib Tahu!

7 Contoh Materi MPLS SD, SMP, dan SMA, Siswa Baru Wajib Tahu!

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 12 Jul 2024 13:16 WIB
Ilustrasi Buku
ilustrasi materi MPLS. Foto: Freepik
Jogja -

Tak terasa, setelah menjalani liburan, murid-murid baru SD, SMP, dan SMA akan segera masuk sekolah. Ketika masuk, kegiatan MPLS telah menanti dengan segudang rangkaiannya, termasuk salah satunya sesi materi.

Kepanjangan MPLS adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 18 Tahun 2016, MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program hingga pembinaan awal kultur sekolah.

Selama kegiatan berlangsung, akan ada banyak sub acara yang akan diikuti murid-murid baru. Di antaranya adalah sesi penyampaian materi. Tujuan penyampaian materi ini adalah menyiapkan peserta didik baru untuk memasuki dunia pembelajaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa saja materi MPLS untuk SD, SMP, dan SMA? Dirangkum dari laman resmi Data Dikdasmen, simak penjelasan lengkapnya yang wajib diketahui siswa baru berikut ini!

Contoh Materi MPLS SD, SMP, dan SMA Tahun Ajaran 2024/2025

1. Wawasan Wiyata Mandala

Wawasan berarti suatu pandangan atau sikap yang mendalam tentang suatu hakikat. Sementara itu, wiyata dimaknai sebagai pendidikan, sedangkan mandala bermakna tempat atau lingkungan. Jika digabung, wiyata mandala berarti sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah tempat menuntut ilmu pengetahuan.

ADVERTISEMENT

Unsur-unsur wiyata mandala adalah:

  • Sekolah merupakan lingkungan pendidikan.
  • Kepala sekolah memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.
  • Antara guru dan orang tua siswa harus ada pengertian dan kerja sama erat untuk mengemban tugas pendidikan.
  • Warga sekolah di dalam maupun luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru.
  • Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.

Secara ringkas, dalam materi wiyata mandala, para peserta didik baru akan diajarkan secara mendetail tentang sekolah. Mulai dari pengertian, fungsi, ciri, prinsip, kegunaan, hingga tugas pihak-pihak yang berkepentingan.

Tujuan pemberian materi wiyata mandala adalah agar peserta didik baru paham tujuan sebenarnya akan aktivitas bersekolah yang dilakukan setiap hari. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi tingkat kemalasan masuk sekolah dan memberi tujuan yang jelas.

2. Belajar Efektif

Materi kedua yang akan dijumpai para siswa baru selama kegiatan MPLS adalah belajar efektif. Belajar efektif adalah proses belajar mengajar yang berhasil guna. Dengan belajar efektif, diharapkan proses pembelajarannya mampu memberikan pemahaman, kecerdasan, dan lain sebagainya sehingga tercipta sumber daya manusia unggul.

Dalam dokumen bertajuk Materi Cara Belajar Efektif yang diunggah laman Data Dikdasmen, terdapat total 30 tips belajar. Di antaranya adalah belajar secara berkelompok, rajin membuat catatan intisari pelajaran, disiplin dalam belajar, aktif bertanya dan ditanya, serta belajar dengan serius dan tekun.

Pemberian materi ini bertujuan untuk mengenalkan siswa cara belajar yang tidak membosankan. Sebab, salah satu tantangan besar di zaman ini adalah timbulnya kemalasan belajar akibat distraksi dari teknologi terkini, seperti HP dan game.

3. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Dalam era globalisasi, terdapat banyak tantangan yang menghadang. Di tengah-tengah arus negatif yang dibawanya, pemerintah bersama rakyat berkewajiban untuk memberikan materi tentang kesadaran berbangsa dan bernegara untuk generasi penerus.

Materi ini penting untuk diberikan pada para peserta didik baru. Terlebih, melihat adanya indikator penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara yang bisa dilihat. Sebut saja, gejolak di daerah-daerah, baik itu berupa tawuran, perkelahian, hingga sengketa lahan.

Dengan materi ini, diharapkan generasi-generasi baru bangsa Indonesia dapat memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang mumpuni. Berbekal hal itu, para peserta didik dapat memajukan bangsa dan negaranya sendiri secara maksimal.

4. Pendidikan Karakter

Berbagai kegiatan yang menunjukkan adanya krisis moral di tengah-tengah pelajar adalah tingginya angka kekerasan, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pencurian, hingga pornografi. Hal ini harus segera diatasi agar tidak semakin parah, termasuk dengan cara memberikan materi pendidikan karakter.

Dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018, penguatan pendidikan karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Nantinya, para murid baru akan diajarkan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai luhur universal. Ke-9 pilar tersebut adalah:

  • Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
  • Kemandirian dan tanggung jawab
  • Kejujuran, amanah, dan diplomatis
  • Hormat dan santun
  • Dermawan, suka tolong-menolong, dan gotong royong
  • Percaya diri dan pekerja keras
  • Kepemimpinan dan keadilan
  • Baik dan rendah hati
  • Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan

5. Tata Krama Siswa

Secara bahasa, tata berarti adat, aturan, norma, atau peraturan. Sementara itu, krama dapat dimaknai sebagai sopan santun, kelakuan, tindakan, dan perbuatan. Bila digabung, tata krama dimaknai sebagai adat sopan santun atau kebiasaan sopan santun.

Materi ini penting untuk diajarkan pada para siswa baru. Mengingat, saat ini, kondisi akhlak peserta didik mulai memprihatinkan. Tujuannya adalah agar para siswa kembali memiliki tata krama yang mumpuni.

6. Kepramukaan

Materi kepramukaan tentunya sudah bukan hal asing lagi bagi para pelajar. Dengan adanya materi pramuka, diharapkan bisa membentuk watak, akhlak, dan budi pekerti yang luhur dari para pelajar baru.

Dalam materi kepramukaan, para peserta didik akan diajarkan berbagai hal yang berguna. Misalnya, keterampilan bertahan hidup (membuat api unggun, mendirikan tenda, navigasi memakai kompas, hingga mencari air), keterampilan tali-temali, hingga keterampilan pertolongan pertama alias first aid.

7. Profil Pelajar Pancasila

Dilansir, bahan ajar Profil Pelajar Pancasila yang diunggah laman Cerdas Berkarakter Kemdikbud, terdapat enam profil pelajar Pancasila. Keenamnya adalah:

A. Berakhlak Mulia
Elemen kunci dalam kategori berakhlak mulia yang mesti dimiliki pelajar Pancasila adalah akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

B. Berkebhinekaan Global
Tiga elemen kunci berkebhinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, memiliki kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan mempunyai jiwa reflektif dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.

C. Gotong Royong
Gotong royong adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan bisa berjalan lancar nan ringan. Tiga elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

D. Mandiri
Pelajar Pancasila haruslah mandiri, yakni bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

E. Bernalar Kritis
Empat elemen kunci dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan (1), menganalisis dan mengevaluasi penalaran (2), merefleksi pemikiran dan proses berpikir (3), dan mengambil keputusan (4).

F. Kreatif
Pelajar yang kreatif akan mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinil serta menghasilkan karya dan tindakan yang juga orisinal.

Nah, itulah tujuh contoh materi MPLS SD, SMP, dan SMA yang perlu diketahui. Selain ketujuh materi tersebut, masih ada juga materi pembinaan mental, pengenalan kurikulum, dan pencegahan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.

Semoga penjelasannya dapat memberikan gambaran kepada detikers yang akan memulai proses belajar di jenjang baru, ya!




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads