- Kumpulan Puisi Pendek Berbagai Tema Puisi Pendek tentang Alam #1: Alam(karya Jihan Putri A.L) Puisi Pendek tentang Alam #2: Gunung(oleh M. Ihsan F) Puisi Pendek tentang Alam #3: Fajar(karangan A. Hasjmy) Puisi Pendek tentang Alam #4: Di Tepi Pantai(gubahan Amir Hamzah) Puisi Pendek tentang Alam #5: Alamku Indonesia(karya Bambang Lukito) Puisi Pendek tentang Alam #6: Ah, Alam Semakin Cemar(gubahan Lita Hardono) Puisi Pendek tentang Alam #7: Karang(oleh Liza Ramdhani) Puisi Pendek tentang Alam #8: Terima Kasih, Matahari(karya Maya Damayanti) Puisi Pendek tentang Alam #9: Di Kaki Gunung(karangan Mozasa) Puisi Pendek tentang Alam#10: Hutan dalam Hutan(karya Soni Farid Maula) Puisi Pendek tentang Cinta #11: Pertemuan Denganmu(karya Ahmad Rapanie Igama) Puisi Pendek tentang Cinta #12: Kau dan Aku(oleh Ahmadun Yosi Herfanda) Puisi Pendek tentang Cinta #13: Cinta-Ku Untuk-Mu(oleh John Dami Mukese) Puisi Pendek tentang Cinta #14: Rinai(gubahan Arifin T. Badu) Puisi Pendek tentang Cinta #15: Assalamualaikum Cinta(oleh Ismiaty Amiri) Puisi Pendek tentang Cinta #16: Kasih Putih(karya Muhammad Fadlun Utiarahman) Puisi Pendek tentang Cinta #17: Kaulah Bidadariku(buatan Dandariyanto Gani) Puisi Pendek tentang Cinta #18: Rindu(karya Virya Annisa Towalu) Puisi Pendek tentang Cinta #19: Telah Satu(karangan W.S. Rendra) Puisi Pendek tentang Cinta #20: Optimisme(gubahan W.S. Rendra) Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #21: Guruku(karangan Indriani Hustia) Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #22: Bagi Sahabat(ciptaan Swasti Pritanhari) Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #23: Kata Sakti(ciptaan Mbah Sapta Genta) Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #24: Selamat Tinggal, Teman Sekolah Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #25: Sekolah Terkasih Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #26: Kebersamaan(karangan Utari Saniyasa Meliyanti) Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #27: Terima Kasih Sahabat(ciptaan Layli Andiani Harani)
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta susunan larik dan bait. Tema yang diangkat dalam puisi juga beragam mulai dari cinta hingga perpisahan sekolah.
Puisi yang baik tentulah memiliki pesan di balik gubahan kata-katanya yang indah. Tak hanya untuk pembaca, puisi juga berguna sebagai ungkapan ekspresi dari sang penyair terkait pelbagai hal di sekelilingnya.
Sedang butuh contoh puisi? Di bawah ini ada kumpulan puisi pendek berbagai tema yang dapat dijadikan sebagai referensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kumpulan Puisi Pendek Berbagai Tema
Keseluruhan puisi pendek di bawah ini diambil dari buku 'Antologi Puisi Semesta Harapan' oleh Yulistika, 'Antologi Puisi Bersama Empat Wajah' karya Ahmad Rapanie Igama dkk, 'Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak' ciptaan Suyono Suyatno dkk, 'Antologi Puisi Remaja Gorontalo 2015', 'Puisi-Puisi Cinta' dari W.S. Rendra, 'Rumah Puisi' oleh Mbah Sapta Genta, dan 'Antologi Puisi Salam Perpisahan' karya Rahayu Prihatin.
Puisi Pendek tentang Alam #1: Alam
(karya Jihan Putri A.L)
Siapa yang tidak melihat pemandangan alam?
Cintai alam
Cintai dengan baik, jaga kebersihannya
Kita kan melihat dengan mata
Alam yang terbebas
Dari sampah
Alam yang bersih
Alam yang sejuk
Pemandangan yang segar dipandang
Hati yang gelisah
Tenang melihatnya
Melihat sekitar
Terdapat pohon-pohon hijau
Pelangi kan datang menyinari
Angin-angin menyejukkan
Untuk itu,
Jagalah kebersihan alam
Mulai dari diri sendiri
Maka kita kan rasakan manfaatnya
Puisi Pendek tentang Alam #2: Gunung
(oleh M. Ihsan F)
Gunung, kau amat indah
Hijaumu segarkan mataku
Di pedalamanmu sangat asri dan sejuk
Gunung
Kau segarkan mata pagi hariku
Di malam hari, kau menakutkan
Hewan buasmu, amat menyeramkan
Tapi jika kau gundulkan
Tak hijau bumi ini
Jika kau tidak muncul
Lusuh sekali dunia ini
Jika kau tiada
Tiada lagi air mineral
Namun, kau sangat menyusahkan
Bila gempa menimpa
Mungkinkah terjadi letusan
Gunung
Kau dikenal menyeramkan
Tanpamu, apa daya dunia ini
Hijaukanlah dunia ini!
Puisi Pendek tentang Alam #3: Fajar
(karangan A. Hasjmy)
Membayang gilang langit di timur
Kilat-kemilat caya berhambur
Sinaran terang simbur-menyimbur
Lenyap melayang udara kabur
Itu gerangan fajar menjelma
Surya raya turun ke dunia
Girang-gemirang segala sukma
Dihibur alam puspa warna
Tapi...wahai...pondokku kelam
Hari 'lah pagi, serupa malam...
Tiada cahaya masuk ke dalam...
Entah karena dindingnya rapat
Entahkan pintu terkunci erat
Beta tak tahu, beta tak ingat
Puisi Pendek tentang Alam #4: Di Tepi Pantai
(gubahan Amir Hamzah)
Ombak berderai di tepi pantai
Angin berembus lemah lembut
Puncak kelapa melambai-lambai
Di ruang angkasa awan bertabut
Burung terbang melayang-layang
Serunai berlagu alangkah terang
Bersuka raya bersenang-senang
Lautan haru hijau terbentang
Asap kapal bergumpal-gumpal
Melayari tasik, Jawa segara
Duduklah beta berhati kesal
Melihat perahu menuju samudera
Pikiranku melayang entah ke mana
Sekali ke timur sekali ke utara
Mataku memandang jauh ke sana
Lampaulah air dengan udara
Pikiran nan lama datang kembali
Menggoda kalbu menyusahkan hati
Mengingatkan untung tiada seperti
Ke manakah nasib membawa diri
Ombak mengempas di atas batu
Bayu merayu menyeri-nyeri
Riak riuhnya mendatangkan rindu
Terkenangkan tuan aduhai, puteri
Puisi Pendek tentang Alam #5: Alamku Indonesia
(karya Bambang Lukito)
Alamku Indonesia
Alam yang penuh bahagia
Sawah dan ladang luas menghampar
Bagaikan permadani tergelar
Bermacam-macam bunga bermekaran
Hawanya sejuk menyehatkan
Hatiku ingin menari
Bagaikan burung yang terbang tinggi
Gunung-gunung menjulang tinggi
Gelombang laut memecah pantai
Itulah anugerah Tuhan kepada kita
Seluruh bangsa Indonesia
Puisi Pendek tentang Alam #6: Ah, Alam Semakin Cemar
(gubahan Lita Hardono)
Kurasa
Alam semakin cemar
Kali bening entah ke mana
Mungkin malu
Dan bersembunyi di langit jingga
Burung pipit mungil
Termangu terus
Kicaunya hilang ditelan kegersangan
Matahari jadi enggan berpijar
Sinarnya tak lagi mesra cerita
Kurasa
Alam semakin cemar
Entah mengapa
Puisi Pendek tentang Alam #7: Karang
(oleh Liza Ramdhani)
Kau tegak berdiri
Dipukul ombak
Dihempas badai
Namun kau tetap tegak
Tiada mengeluh
Apalagi merengek
Tiada bergerak
Apalagi berpeluh
Karang kau adalah contoh
Yang berguna bagi manusia
Agar tawakal dan tabah
Serta tidak putus asa
Puisi Pendek tentang Alam #8: Terima Kasih, Matahari
(karya Maya Damayanti)
Matahari yang baik
Bersinarlah engkau
Terangilah kamarku yang pengap
Matahari yang baik
Tulang-tulangku menjadi kuat, sehat
Karena engkau membentuknya
Terima kasih, matahari
Alangkah besar jasamu
Alangkah besarnya mulianya
Sekali lagi kuucapkan
Terima kasih, matahari
Puisi Pendek tentang Alam #9: Di Kaki Gunung
(karangan Mozasa)
Hawa meresap ke urat sarap
Membawa wangi bunga-bungaan
Diiringi kabut tipis melayap
Enggan ke gunung merayu hutan
Angin lembut membuai daun
Serentak cemara menggammit awan
Sedang langit rona kilauan
Setiap garis lukisan kudus
Di sini sunyi alam selalu
Tempat burung terbang berkibar
Tempat dunia tabah menunggu
Menanti hidup kan romok mekar
Di sini sunyi alam selalu
Di sini rindu menampung sinar
Puisi Pendek tentang Alam#10: Hutan dalam Hutan
(karya Soni Farid Maula)
Aku mendengar desau rerumputan
Menari bersama hembusan angin pagi
Aku melihat geraknya yang indah
Pada keluasan langit biru menuliskan
Pertarungan hidup dan mati
Lalu kuhayati akan harga yang sia-sia
Amarah dan nafsu yang dikekalkan
Manusia. Betapa dari waktu ke waktu
Hanya bangkit dan rubuh
Mengejar yang tak pernah terkejar
Puisi Pendek tentang Cinta #11: Pertemuan Denganmu
(karya Ahmad Rapanie Igama)
Hujan menyapu laut
Di batas persimpangan arus
Syahdu
Rindu yang tersimpan di laut kalbu
Di hati dingin di bumi dingin
Melompat-lompat bagaikan ikan
Bersenda gurau menepis hujan
Kurasa, galau tak lagi menggelayut
Puisi Pendek tentang Cinta #12: Kau dan Aku
(oleh Ahmadun Yosi Herfanda)
Bahagia saat kau kirim rindu termanis
Di antara manisnya buah rindu
Jarak yang memisah kita
Laut yang mengasuh hidup nahkoda
Pulau-pulau yang menyimpan kita
Permata zamrut di katulistiwa
: kau dan aku
Berjuta tubuh satu jiwa
Kusemaikan benih-benih kasih
Tercinta di antara manisnya buah cinta
Tumbuh di ladang-ladang tropika
Pohon pun berbuah apel dan semangka
Kita petik bersama bagi rasa bersaudara
: kau dan aku
Berjuta kata satu jiwa
Kau dan aku
Siapakah kau dan aku?
Jawa, Cina, Batak, Dayak
Sunda, Ambon, atau Papua?
Ah, tanya itu tak penting lagi bagi kita
Kita, kau dan aku, berjuta wajah satu jiwa
Ya, apalah artinya rahim pemisah kita
Apalah artinya tembok-tembok tanpa penjaga
Jiwaku dan jiwamu tulus menyatu
Dalam genggaman
Burung garuda
Puisi Pendek tentang Cinta #13: Cinta-Ku Untuk-Mu
(oleh John Dami Mukese)
Ketika kugoreskan kenangan ini
Selembar bianglala gerimis
Membentang antara engkau dan aku
Ketika kunyanyikan puisi ini
Seberkas melodi petir merah
Menjitak hatiku yang biru
Dan kisah kita kauabadaikan
Cinta kita kaulestarikan
Dalam kata dengan tinta
Atas kertas penuh nuansa
Sahabat,
Cinta-ku
Untuk-mu
Puisi Pendek tentang Cinta #14: Rinai
(gubahan Arifin T. Badu)
Kau mantra yang luka-luka
Oleh ilalang di padang kata
Aku mencintaimu
Bagai kuda meringkik dalam sunyi
Dari murung ombak
Aku tahu rahasia mendung
Bahwa hujan tak bakal duka
Sebab kaulah ceruk langit yang teduh
Aku mencintaimu
Sepanjang matahari melahirkan pagi
Ketika tiba-tiba semesta bening
Aku perahu yang berlayar di ranjang rapuh
Tak kunjung tenggelam
Sebab laut belum rampung kau tenun
Demi doa angin dan hening daun-daun
Dalam rindu yang sunyi
Aku mencintaimu
Seabadi air di cakrawala
Tak luka ditikam matahari
Kau, kata-kata dalam bayangan
Kucumbu merah senja dagingmu dengan
Sederhana
Bagai pasir yang kuyup
Oleh rinai
Puisi Pendek tentang Cinta #15: Assalamualaikum Cinta
(oleh Ismiaty Amiri)
Di sisi hati yang menepi sepi...
Hingga bimbang dalam tasbih merintih
Tetap bersama kepingan hati
Yang hanya merasa sendiri
Dengan kiasan yang tak terhias
Dunia terasa hambar tak berhias
Namun saat sentuhan hati dalam geming cinta
Menghempas
Membuat cinta akan dunia mengalir selaras
Salamnya kepada cinta...
Detik sapaan janji yang sempurna
Salam yang penuh akan takdirnya
Ialah puncak bahagia kaum hawa
Selamat datang kepada cinta yang menyapa
Indah dibalik langkah penuh cahaya
Berkisahkan aroma cinta Adam dan Hawa
Yang kini menggambarkan arti dunia
Laras cinta dalam tinta...
Indah, abstrak, namun tertata
Hingga dengan ikatan yang halal cinta menyapa
Assalamualaikum cinta
Puisi Pendek tentang Cinta #16: Kasih Putih
(karya Muhammad Fadlun Utiarahman)
Ketika aku membuka mata
Selalu kurasakan hadirmu
Dimanapun aku berada
Belaianmu tetap kurasa
Denganmu aku merasa bahagia
Tanpamu kurasa hampa
Tak bisa aku bayangkan
Hidupku tanpa nafasmu
Suka duka kita lalui bersama
Tak pernah ada kata menyesal
Apapun rintangan dan halangan
Takkan jadi penghalang
Kasih yang begitu tulus
Hati yang paling sabar
Senyum yang sangat ikhlas
Turu kata yang selalu halus
Akan selalu kuingat
Dan takkan pernah kulupa
Sampai kapanpun
Kasih sayangmu
Yang selalu engkau berikan
Dari pertama kita bertemu
Hingga saat ini
Kasihmu yang begitu dalam
Kasih putih
Puisi Pendek tentang Cinta #17: Kaulah Bidadariku
(buatan Dandariyanto Gani)
Kutatap mata indahmu
Kupandangi bibir mungilmu
Kau menebar senyum merona hingga
Mendebarkan hatiku
Kutemukan bidadariku
Wajahmu sungguh memesonaku
Kau hadir dalam hidupku
Kau mengubah duniaku
Kaulah bidadariku
Aku sangat mengagumimu
Keindahan paras wajahmu
Ketulusan hatimu
Seperti bidadari
Puisi Pendek tentang Cinta #18: Rindu
(karya Virya Annisa Towalu)
Rindu menyelimuti hati
Kini hanya air mata berderai
Membasahi pipi
Rasa rindu akan sosok dirimu
Selalu menghiburku
Selalu membuatku tersenyum bahagia
Sesungguhnya...
Hanya kau satu yang ku mau
Hanya kau satu yang ku rindu
Terbanglah bersamaku ke langit nan biru
Tepakkkanlah kakimu
Tuangkan isi hati
Pujaan hati merindu
Puisi Pendek tentang Cinta #19: Telah Satu
(karangan W.S. Rendra)
Gelisahmu adalah gelisahku
Berjalanlah kita bergandengan
Dalam hidup yang nyata
Dan kita cintai
Lama kita saling bertatap mata
Dan makin mengerti
Tak lagi bisa dipisahkan
Engkau adalah peniti
Yang telah disematkan
Aku adalah kapal
Yang telah berlabuh dan ditambatkan
Kita berdua adalah lava
Yang tak bisa lagi diuraikan
Puisi Pendek tentang Cinta #20: Optimisme
(gubahan W.S. Rendra)
Cinta kita berdua
Adalah istana dari porselen
Angin telah membawa kedamaian
Membelitkan kita dalam pelukan
Bumi telah memberi kekuatan
Kerna kita telah melangkah
Dengan ketegasan
Muraiku,
Hati kita berdua
Adalah pelangi selusin warna
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #21: Guruku
(karangan Indriani Hustia)
Sebuah pelita yang kau berikan padaku
Untuk menerangkan jalan yang gelap gulita
Untuk kebenaran dan keselamatan
Untuk bekal hidup di kemudian hari
Kau laksana sebuah lilin
Walaupun dirimu terbakar
Tapi...kau tetap bersinar terang
Kau tak pernah mengeluh
Dan tak pernah mengharap tanda jasa
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #22: Bagi Sahabat
(ciptaan Swasti Pritanhari)
Pagi ini sangat cerah sahabat
Burung kecil asyik berkicau
Dan lihatlah
Matahari tersenyum lembut kepadamu
Tidak ingatkah engkau sahabat
Bahwa hari ini nita musti sekolah?
Hapuslah mimpi-mimpi kecilmu
Cemara menggugurkan daunnya beberapa helai
Yang berpacu dengan angin untuk sampai ke tanah
Jalan masih jauh
Yang harus kita tempuh dan kita jalani
Semoga engkau sadar sahabat
Bahwa pagi ini masih ada
Setitik kecerahan bagimu
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #23: Kata Sakti
(ciptaan Mbah Sapta Genta)
Mengusir derita
Dengan kata-kata
Yang bermakna
Berisikan nasehat
Yang bersemangat
Kuras hatimu
Kosongkan masalahmu
Ganti air kehidupan
Yang baru
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #24: Selamat Tinggal, Teman Sekolah
Di pintu perpisahan, kita berdiri
Senyum dan air mata bercampur jadi satu
Berkat perjalanan indah di sekolah ini
Kenangan akan selalu kita kenang sejati
Waktu telah tiba untuk berpisah
Menuju jalan masing-masing yang berbeda
Namun, hati kita tetap bersatu
Dalam kenangan, cerita, dan doa yang abadi
Terima kasih telah menjadi bagian
Dari kisah indah di sekolah ini
Walaupun berpisah, kita tetap bersama
Dalam hati, selamanya dan selamanya
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #25: Sekolah Terkasih
Dalam pelukan waktu, kita merangkai kenangan
Di antara buku dan pena, canda dan tawa tercipta
Namun kini, kita harus berpisah
Menatap masa depan dengan langkah yang tegap
Salam perpisahan terukir di mata
Bagaikan pelangi di ufuk senja yang datang
Ingatlah, di setiap langkah yang kau jalani
Ada jejak kita, bersama, selalu menjadi satu
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #26: Kebersamaan
(karangan Utari Saniyasa Meliyanti)
Tak terbayang oleh ku
Waktu ini kan terjadi padaku
Tak terduga dalam benak ku
Waktu kejam kan melanda jiwa ku
Perpisahan ini kan meneteskan air mata
Dalam kesedihan diselimuti kegembiraan
Perpisahan ini kan mengukir kenangan
Dalam suka maupun duka
Bertahun lamanya kita bersama
Menggali bakat tuk ke depan
Perpisahan ini kan merindukan sesama
Perpisahan ini kan menumbuhkan kesadaran
Akan arti kebersamaan
Berpisah akhir pertemuan...
Berpisah akhir kesenangan...
Berpisah hakhir kenangan
Berpisah tiada arti yang menyenangkan
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #27: Terima Kasih Sahabat
(ciptaan Layli Andiani Harani)
Sahabatku adalah segalanya bagi ku
Sahabat adalah keluarga kedua bagi ku
Hanya sahabatku yang selalu mendengarkan curahan hati ku
Kala aku bersedih sahabat ku selalu ada untuk ku
Dan mampu kembalikan senyum ku semula
Kala aku bahagia sahabatku lah yang akan menjaga kebahagiaan itu
Diriku terasa jenuh jika sahabatku tiada
Diriku terasa bahagia jika sahabatku selalu ada untukku
Bergurau dengan mu terasa indah dunia ini
Kala aku tersesat sahabatku akan datang untuk
Menunjukkan arah keluar nya
Kala aku kedinginan sahabatku akan ada untuk menyelimuti ku
Terima kasih sahabatku
Kenangan bersamamu tak akan dapat ku lupakan
Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #28: Sekolah Ku
(karya Maharani Selendra)
Sekolah ku
Walau kau jauh dipelosok kota
Kau adalah tempat ku mencari ilmu
Kau adalah tempat ku berkumpul bersama teman
Kau adalah tempat ku menggapai masa depan
Sekolah ku
Tak terasa waktu cepat berlalu
Hampir tiga tahun aku bersama mu
Canda dan tawa bersama teman
Nasihat yang bijak dari guru ku
Semua ku dapatkan di sekolah ku
Sekolah ku
Jika ku lulus nanti
Aku tidak akan pernah melupakan mu
Harapanku kelak kau akan lebih bagus dari sekarang
Nah, itulah beberapa contoh puisi pendek dengan tema alam, cinta, dan perpisahan sekolah. Semoga bermanfaat, ya!
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM