25+ Puisi Pendek Berbagai Tema tentang Perpisahan Sekolah hingga Cinta

25+ Puisi Pendek Berbagai Tema tentang Perpisahan Sekolah hingga Cinta

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 04 Jun 2024 18:07 WIB
ilustrasi guru dan murid
Ilustrasi puisi pendek tentang perpisahan sekolah dan cinta (Foto: iStock)
Daftar Isi
Jogja -

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta susunan larik dan bait. Tema yang diangkat dalam puisi juga beragam mulai dari cinta hingga perpisahan sekolah.

Puisi yang baik tentulah memiliki pesan di balik gubahan kata-katanya yang indah. Tak hanya untuk pembaca, puisi juga berguna sebagai ungkapan ekspresi dari sang penyair terkait pelbagai hal di sekelilingnya.

Sedang butuh contoh puisi? Di bawah ini ada kumpulan puisi pendek berbagai tema yang dapat dijadikan sebagai referensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumpulan Puisi Pendek Berbagai Tema

Keseluruhan puisi pendek di bawah ini diambil dari buku 'Antologi Puisi Semesta Harapan' oleh Yulistika, 'Antologi Puisi Bersama Empat Wajah' karya Ahmad Rapanie Igama dkk, 'Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak' ciptaan Suyono Suyatno dkk, 'Antologi Puisi Remaja Gorontalo 2015', 'Puisi-Puisi Cinta' dari W.S. Rendra, 'Rumah Puisi' oleh Mbah Sapta Genta, dan 'Antologi Puisi Salam Perpisahan' karya Rahayu Prihatin.

Puisi Pendek tentang Alam #1: Alam
(karya Jihan Putri A.L)

Siapa yang tidak melihat pemandangan alam?
Cintai alam
Cintai dengan baik, jaga kebersihannya
Kita kan melihat dengan mata
Alam yang terbebas
Dari sampah
Alam yang bersih
Alam yang sejuk
Pemandangan yang segar dipandang

ADVERTISEMENT

Hati yang gelisah
Tenang melihatnya
Melihat sekitar
Terdapat pohon-pohon hijau
Pelangi kan datang menyinari
Angin-angin menyejukkan
Untuk itu,
Jagalah kebersihan alam
Mulai dari diri sendiri
Maka kita kan rasakan manfaatnya

Puisi Pendek tentang Alam #2: Gunung
(oleh M. Ihsan F)

Gunung, kau amat indah
Hijaumu segarkan mataku
Di pedalamanmu sangat asri dan sejuk

Gunung
Kau segarkan mata pagi hariku
Di malam hari, kau menakutkan
Hewan buasmu, amat menyeramkan
Tapi jika kau gundulkan
Tak hijau bumi ini
Jika kau tidak muncul
Lusuh sekali dunia ini
Jika kau tiada
Tiada lagi air mineral
Namun, kau sangat menyusahkan
Bila gempa menimpa
Mungkinkah terjadi letusan

Gunung
Kau dikenal menyeramkan
Tanpamu, apa daya dunia ini
Hijaukanlah dunia ini!

Puisi Pendek tentang Alam #3: Fajar
(karangan A. Hasjmy)

Membayang gilang langit di timur
Kilat-kemilat caya berhambur
Sinaran terang simbur-menyimbur
Lenyap melayang udara kabur

Itu gerangan fajar menjelma
Surya raya turun ke dunia
Girang-gemirang segala sukma
Dihibur alam puspa warna

Tapi...wahai...pondokku kelam
Hari 'lah pagi, serupa malam...
Tiada cahaya masuk ke dalam...

Entah karena dindingnya rapat
Entahkan pintu terkunci erat
Beta tak tahu, beta tak ingat

Puisi Pendek tentang Alam #4: Di Tepi Pantai
(gubahan Amir Hamzah)

Ombak berderai di tepi pantai
Angin berembus lemah lembut
Puncak kelapa melambai-lambai
Di ruang angkasa awan bertabut

Burung terbang melayang-layang
Serunai berlagu alangkah terang
Bersuka raya bersenang-senang
Lautan haru hijau terbentang

Asap kapal bergumpal-gumpal
Melayari tasik, Jawa segara
Duduklah beta berhati kesal
Melihat perahu menuju samudera

Pikiranku melayang entah ke mana
Sekali ke timur sekali ke utara
Mataku memandang jauh ke sana
Lampaulah air dengan udara

Pikiran nan lama datang kembali
Menggoda kalbu menyusahkan hati
Mengingatkan untung tiada seperti
Ke manakah nasib membawa diri

Ombak mengempas di atas batu
Bayu merayu menyeri-nyeri
Riak riuhnya mendatangkan rindu
Terkenangkan tuan aduhai, puteri

Puisi Pendek tentang Alam #5: Alamku Indonesia
(karya Bambang Lukito)

Alamku Indonesia
Alam yang penuh bahagia
Sawah dan ladang luas menghampar
Bagaikan permadani tergelar

Bermacam-macam bunga bermekaran
Hawanya sejuk menyehatkan
Hatiku ingin menari
Bagaikan burung yang terbang tinggi

Gunung-gunung menjulang tinggi
Gelombang laut memecah pantai
Itulah anugerah Tuhan kepada kita
Seluruh bangsa Indonesia

Puisi Pendek tentang Alam #6: Ah, Alam Semakin Cemar
(gubahan Lita Hardono)

Kurasa
Alam semakin cemar
Kali bening entah ke mana
Mungkin malu
Dan bersembunyi di langit jingga
Burung pipit mungil
Termangu terus
Kicaunya hilang ditelan kegersangan
Matahari jadi enggan berpijar
Sinarnya tak lagi mesra cerita
Kurasa
Alam semakin cemar
Entah mengapa

Puisi Pendek tentang Alam #7: Karang
(oleh Liza Ramdhani)

Kau tegak berdiri
Dipukul ombak
Dihempas badai
Namun kau tetap tegak

Tiada mengeluh
Apalagi merengek
Tiada bergerak
Apalagi berpeluh

Karang kau adalah contoh
Yang berguna bagi manusia
Agar tawakal dan tabah
Serta tidak putus asa

Puisi Pendek tentang Alam #8: Terima Kasih, Matahari
(karya Maya Damayanti)

Matahari yang baik
Bersinarlah engkau
Terangilah kamarku yang pengap

Matahari yang baik
Tulang-tulangku menjadi kuat, sehat
Karena engkau membentuknya
Terima kasih, matahari

Alangkah besar jasamu
Alangkah besarnya mulianya
Sekali lagi kuucapkan
Terima kasih, matahari

Puisi Pendek tentang Alam #9: Di Kaki Gunung
(karangan Mozasa)

Hawa meresap ke urat sarap
Membawa wangi bunga-bungaan
Diiringi kabut tipis melayap
Enggan ke gunung merayu hutan

Angin lembut membuai daun
Serentak cemara menggammit awan
Sedang langit rona kilauan
Setiap garis lukisan kudus

Di sini sunyi alam selalu
Tempat burung terbang berkibar
Tempat dunia tabah menunggu
Menanti hidup kan romok mekar

Di sini sunyi alam selalu
Di sini rindu menampung sinar

Puisi Pendek tentang Alam#10: Hutan dalam Hutan
(karya Soni Farid Maula)

Aku mendengar desau rerumputan
Menari bersama hembusan angin pagi
Aku melihat geraknya yang indah
Pada keluasan langit biru menuliskan
Pertarungan hidup dan mati
Lalu kuhayati akan harga yang sia-sia
Amarah dan nafsu yang dikekalkan
Manusia. Betapa dari waktu ke waktu
Hanya bangkit dan rubuh
Mengejar yang tak pernah terkejar

Puisi Pendek tentang Cinta #11: Pertemuan Denganmu
(karya Ahmad Rapanie Igama)

Hujan menyapu laut
Di batas persimpangan arus
Syahdu

Rindu yang tersimpan di laut kalbu
Di hati dingin di bumi dingin
Melompat-lompat bagaikan ikan
Bersenda gurau menepis hujan
Kurasa, galau tak lagi menggelayut

Puisi Pendek tentang Cinta #12: Kau dan Aku
(oleh Ahmadun Yosi Herfanda)

Bahagia saat kau kirim rindu termanis
Di antara manisnya buah rindu
Jarak yang memisah kita
Laut yang mengasuh hidup nahkoda
Pulau-pulau yang menyimpan kita
Permata zamrut di katulistiwa
: kau dan aku
Berjuta tubuh satu jiwa

Kusemaikan benih-benih kasih
Tercinta di antara manisnya buah cinta
Tumbuh di ladang-ladang tropika
Pohon pun berbuah apel dan semangka
Kita petik bersama bagi rasa bersaudara
: kau dan aku
Berjuta kata satu jiwa

Kau dan aku
Siapakah kau dan aku?
Jawa, Cina, Batak, Dayak
Sunda, Ambon, atau Papua?
Ah, tanya itu tak penting lagi bagi kita
Kita, kau dan aku, berjuta wajah satu jiwa

Ya, apalah artinya rahim pemisah kita
Apalah artinya tembok-tembok tanpa penjaga
Jiwaku dan jiwamu tulus menyatu
Dalam genggaman
Burung garuda

Puisi Pendek tentang Cinta #13: Cinta-Ku Untuk-Mu
(oleh John Dami Mukese)

Ketika kugoreskan kenangan ini
Selembar bianglala gerimis
Membentang antara engkau dan aku
Ketika kunyanyikan puisi ini
Seberkas melodi petir merah
Menjitak hatiku yang biru

Dan kisah kita kauabadaikan
Cinta kita kaulestarikan
Dalam kata dengan tinta
Atas kertas penuh nuansa

Sahabat,
Cinta-ku
Untuk-mu

Puisi Pendek tentang Cinta #14: Rinai
(gubahan Arifin T. Badu)

Kau mantra yang luka-luka
Oleh ilalang di padang kata

Aku mencintaimu
Bagai kuda meringkik dalam sunyi

Dari murung ombak
Aku tahu rahasia mendung
Bahwa hujan tak bakal duka
Sebab kaulah ceruk langit yang teduh

Aku mencintaimu
Sepanjang matahari melahirkan pagi

Ketika tiba-tiba semesta bening
Aku perahu yang berlayar di ranjang rapuh
Tak kunjung tenggelam
Sebab laut belum rampung kau tenun

Demi doa angin dan hening daun-daun
Dalam rindu yang sunyi

Aku mencintaimu
Seabadi air di cakrawala
Tak luka ditikam matahari

Kau, kata-kata dalam bayangan
Kucumbu merah senja dagingmu dengan
Sederhana
Bagai pasir yang kuyup
Oleh rinai

Puisi Pendek tentang Cinta #15: Assalamualaikum Cinta
(oleh Ismiaty Amiri)

Di sisi hati yang menepi sepi...
Hingga bimbang dalam tasbih merintih
Tetap bersama kepingan hati
Yang hanya merasa sendiri

Dengan kiasan yang tak terhias
Dunia terasa hambar tak berhias
Namun saat sentuhan hati dalam geming cinta
Menghempas
Membuat cinta akan dunia mengalir selaras

Salamnya kepada cinta...
Detik sapaan janji yang sempurna
Salam yang penuh akan takdirnya
Ialah puncak bahagia kaum hawa

Selamat datang kepada cinta yang menyapa
Indah dibalik langkah penuh cahaya
Berkisahkan aroma cinta Adam dan Hawa
Yang kini menggambarkan arti dunia

Laras cinta dalam tinta...
Indah, abstrak, namun tertata
Hingga dengan ikatan yang halal cinta menyapa
Assalamualaikum cinta

Puisi Pendek tentang Cinta #16: Kasih Putih
(karya Muhammad Fadlun Utiarahman)

Ketika aku membuka mata
Selalu kurasakan hadirmu
Dimanapun aku berada
Belaianmu tetap kurasa

Denganmu aku merasa bahagia
Tanpamu kurasa hampa
Tak bisa aku bayangkan
Hidupku tanpa nafasmu

Suka duka kita lalui bersama
Tak pernah ada kata menyesal
Apapun rintangan dan halangan
Takkan jadi penghalang

Kasih yang begitu tulus
Hati yang paling sabar
Senyum yang sangat ikhlas
Turu kata yang selalu halus

Akan selalu kuingat
Dan takkan pernah kulupa
Sampai kapanpun
Kasih sayangmu

Yang selalu engkau berikan
Dari pertama kita bertemu
Hingga saat ini
Kasihmu yang begitu dalam
Kasih putih

Puisi Pendek tentang Cinta #17: Kaulah Bidadariku
(buatan Dandariyanto Gani)

Kutatap mata indahmu
Kupandangi bibir mungilmu
Kau menebar senyum merona hingga
Mendebarkan hatiku
Kutemukan bidadariku

Wajahmu sungguh memesonaku
Kau hadir dalam hidupku
Kau mengubah duniaku
Kaulah bidadariku

Aku sangat mengagumimu
Keindahan paras wajahmu
Ketulusan hatimu
Seperti bidadari

Puisi Pendek tentang Cinta #18: Rindu
(karya Virya Annisa Towalu)

Rindu menyelimuti hati
Kini hanya air mata berderai
Membasahi pipi

Rasa rindu akan sosok dirimu
Selalu menghiburku
Selalu membuatku tersenyum bahagia

Sesungguhnya...
Hanya kau satu yang ku mau
Hanya kau satu yang ku rindu

Terbanglah bersamaku ke langit nan biru
Tepakkkanlah kakimu
Tuangkan isi hati
Pujaan hati merindu

Puisi Pendek tentang Cinta #19: Telah Satu
(karangan W.S. Rendra)

Gelisahmu adalah gelisahku
Berjalanlah kita bergandengan
Dalam hidup yang nyata
Dan kita cintai

Lama kita saling bertatap mata
Dan makin mengerti
Tak lagi bisa dipisahkan

Engkau adalah peniti
Yang telah disematkan
Aku adalah kapal
Yang telah berlabuh dan ditambatkan

Kita berdua adalah lava
Yang tak bisa lagi diuraikan

Puisi Pendek tentang Cinta #20: Optimisme
(gubahan W.S. Rendra)

Cinta kita berdua
Adalah istana dari porselen
Angin telah membawa kedamaian
Membelitkan kita dalam pelukan

Bumi telah memberi kekuatan
Kerna kita telah melangkah
Dengan ketegasan

Muraiku,
Hati kita berdua
Adalah pelangi selusin warna

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #21: Guruku
(karangan Indriani Hustia)

Sebuah pelita yang kau berikan padaku
Untuk menerangkan jalan yang gelap gulita
Untuk kebenaran dan keselamatan
Untuk bekal hidup di kemudian hari

Kau laksana sebuah lilin
Walaupun dirimu terbakar
Tapi...kau tetap bersinar terang
Kau tak pernah mengeluh
Dan tak pernah mengharap tanda jasa

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #22: Bagi Sahabat
(ciptaan Swasti Pritanhari)

Pagi ini sangat cerah sahabat
Burung kecil asyik berkicau
Dan lihatlah
Matahari tersenyum lembut kepadamu
Tidak ingatkah engkau sahabat
Bahwa hari ini nita musti sekolah?
Hapuslah mimpi-mimpi kecilmu
Cemara menggugurkan daunnya beberapa helai
Yang berpacu dengan angin untuk sampai ke tanah
Jalan masih jauh
Yang harus kita tempuh dan kita jalani
Semoga engkau sadar sahabat
Bahwa pagi ini masih ada
Setitik kecerahan bagimu

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #23: Kata Sakti
(ciptaan Mbah Sapta Genta)

Mengusir derita
Dengan kata-kata
Yang bermakna
Berisikan nasehat
Yang bersemangat
Kuras hatimu
Kosongkan masalahmu
Ganti air kehidupan
Yang baru

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #24: Selamat Tinggal, Teman Sekolah

Di pintu perpisahan, kita berdiri
Senyum dan air mata bercampur jadi satu
Berkat perjalanan indah di sekolah ini
Kenangan akan selalu kita kenang sejati

Waktu telah tiba untuk berpisah
Menuju jalan masing-masing yang berbeda
Namun, hati kita tetap bersatu
Dalam kenangan, cerita, dan doa yang abadi

Terima kasih telah menjadi bagian
Dari kisah indah di sekolah ini
Walaupun berpisah, kita tetap bersama
Dalam hati, selamanya dan selamanya

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #25: Sekolah Terkasih

Dalam pelukan waktu, kita merangkai kenangan
Di antara buku dan pena, canda dan tawa tercipta
Namun kini, kita harus berpisah
Menatap masa depan dengan langkah yang tegap

Salam perpisahan terukir di mata
Bagaikan pelangi di ufuk senja yang datang
Ingatlah, di setiap langkah yang kau jalani
Ada jejak kita, bersama, selalu menjadi satu

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #26: Kebersamaan
(karangan Utari Saniyasa Meliyanti)

Tak terbayang oleh ku
Waktu ini kan terjadi padaku
Tak terduga dalam benak ku
Waktu kejam kan melanda jiwa ku

Perpisahan ini kan meneteskan air mata
Dalam kesedihan diselimuti kegembiraan
Perpisahan ini kan mengukir kenangan
Dalam suka maupun duka

Bertahun lamanya kita bersama
Menggali bakat tuk ke depan
Perpisahan ini kan merindukan sesama
Perpisahan ini kan menumbuhkan kesadaran
Akan arti kebersamaan

Berpisah akhir pertemuan...
Berpisah akhir kesenangan...
Berpisah hakhir kenangan
Berpisah tiada arti yang menyenangkan

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #27: Terima Kasih Sahabat
(ciptaan Layli Andiani Harani)

Sahabatku adalah segalanya bagi ku
Sahabat adalah keluarga kedua bagi ku
Hanya sahabatku yang selalu mendengarkan curahan hati ku

Kala aku bersedih sahabat ku selalu ada untuk ku
Dan mampu kembalikan senyum ku semula
Kala aku bahagia sahabatku lah yang akan menjaga kebahagiaan itu

Diriku terasa jenuh jika sahabatku tiada
Diriku terasa bahagia jika sahabatku selalu ada untukku
Bergurau dengan mu terasa indah dunia ini

Kala aku tersesat sahabatku akan datang untuk
Menunjukkan arah keluar nya
Kala aku kedinginan sahabatku akan ada untuk menyelimuti ku
Terima kasih sahabatku
Kenangan bersamamu tak akan dapat ku lupakan

Puisi Pendek tentang Perpisahan Sekolah #28: Sekolah Ku
(karya Maharani Selendra)

Sekolah ku
Walau kau jauh dipelosok kota
Kau adalah tempat ku mencari ilmu
Kau adalah tempat ku berkumpul bersama teman
Kau adalah tempat ku menggapai masa depan

Sekolah ku
Tak terasa waktu cepat berlalu
Hampir tiga tahun aku bersama mu
Canda dan tawa bersama teman
Nasihat yang bijak dari guru ku
Semua ku dapatkan di sekolah ku

Sekolah ku
Jika ku lulus nanti
Aku tidak akan pernah melupakan mu
Harapanku kelak kau akan lebih bagus dari sekarang

Nah, itulah beberapa contoh puisi pendek dengan tema alam, cinta, dan perpisahan sekolah. Semoga bermanfaat, ya!




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads