Tahukah Kamu? Ternyata Ini Kertas Tradisional Indonesia

Tahukah Kamu? Ternyata Ini Kertas Tradisional Indonesia

Mutiara Zalsabilah Ridwan, Dayinta Ayuning Aribhumi - detikJogja
Selasa, 23 Apr 2024 19:30 WIB
Gulungan kertas daluang buatan pemilik Museum Wayang Beber Sekartaji Indra Suroinggeno. Foto diambil Senin (23/4/2024)
Gulungan kertas daluang buatan pemilik Museum Wayang Beber Sekartaji Indra Suroinggeno. (Foto: Dayinta Ayuning Aribhumi/detikJogja)
Bantul -

Apakah kamu tahu kalau Indonesia memiliki produk kertas khas Indonesia? Kertas tersebut adalah Kertas daluang atau dluwang.

Berbeda dengan kertas-kertas yang saat ini ada di pasaran, kertas daluang memiliki serat yang lebih kuat dan tidak mudah sobek. Kertas daluang sendiri dibuat dari tanaman Broussonetia Papyrifera.

Tanaman ini tumbuh menjulang tinggi dan dapat tumbuh di mana-mana. Bagian tanaman yang digunakan untuk membuat kertas daluang adalah pada bagian kulitnya.

Kertas daluang ini bisa detikers temukan di Museum Wayang Beber Sekartaji. Pemilik museum yang juga perajin kertas daluang, Indra Suroinggeno menyebut kertas ini nyaris punah di tahun 19-an. Sebab, kala itu mulai masuk kertas impor dari Eropa

"Kalau Eropa itu (kertasnya) semua kayunya digiling, terus seratnya tidak nyambung. Kalau kertas daluang itu nyambung (seratnya)," ujar Indra saat ditemui detikJogja di Museum Wayang, Kanutan, Sumbermulyo, Bantul, Senin (22/4/2024).

Indra menjelaskan proses pembuatan kertas daluang ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu hingga enam hari. Tak hanya itu, proses penempaan kertas bisa sampai seribu kali. Oleh karena itu nilai jual kertas daluang ini cukup mahal, yaitu Rp 90 per sentimeternya.

"Pohong ditebang dan diambil kulit lapis ketiganya, kambium. Setelah itu di-bleaching tiga hari di panas matahari pakai air. Setelah di-bleaching direbus 24 jam pakai rempah, setelah direbus ditempa. Setelah ditempa, difermentasi dengan daun pisang, setelah itu dikeringkan baru setelah itu untuk melukis atau menulis," urai Indra menjelaskan proses pembuatan kertas daluang.

Indra mengaku pernah mendapatkan pesanan dari Prambanan sebanyak 600 lembar. Ketika mendapatkan pesanan seperti ini, Indra tidak mengerjakannya seorang diri, dia juga mengajak warga sekitar untuk membantunya.

Artikel ini ditulis oleh Mutiara Zalsabilah Ridwan dan Dayinta Ayuning Aribhumi peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/cln)

Hide Ads