Teks Laporan Hasil Observasi: Pengertian, Struktur, Fungsi, hingga Contohnya

Teks Laporan Hasil Observasi: Pengertian, Struktur, Fungsi, hingga Contohnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 22 Mar 2024 16:58 WIB
Ilustrasi menulis
Ilustrasi teks laporan hasil observasi. Foto: Thought Catalog/Unsplash
Jogja -

Pernahkah detikers diminta membuat sebuah teks usai melakukan observasi? Nah, teks tersebut dikenal sebagai teks laporan hasil observasi. Berikut ini pengertian, struktur, fungsi, hingga contoh teks laporan hasil observasi.

Berhubung teks ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, detikers mesti memiliki pemahaman yang menyeluruh tentangnya. Pengetahuan ini juga berguna agar dapat menyusun sebuah teks LHO (Laporan Hasil Observasi) yang berkualitas.

Tanpa berlama-lama lagi, dalam artikel ini telah detikJogja siapkan pembahasan lengkapnya mulai dari pengertian, struktur, fungsi, hingga contoh teks laporan hasil observasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi

Dalam modul berjudul 'Isi dan Aspek Kebahasaan Teks LHO' karya Sutji Harijanti, dijelaskan bahwa teks laporan hasil observasi merupakan teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi berdasarkan penelitian atau pengamatan.

Lebih lanjut, Prof Heru dalam buku 'Teks Laporan Hasil Observasi & Teks Eksposisi' oleh Dinda Husnul Hotimah, memberikan pendapat serupa. Ia mendefinisikan teks LHO sebagai catatan yang berisikan pengamatan tentang studi kasus atau pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja, terarah, urut, dan sesuai tujuan.

ADVERTISEMENT

Terakhir, Lia Laeli Muniroh dan Rafa Mirza melalui buku 'Mengonstruksi Laporan Hasil Observasi untuk SMA/SMK Sederajat' mendefinisikannya sebagai teks faktual berisikan fakta-fakta di lapangan secara nyata dan apa adanya.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Struktur penyusun teks ini terdiri atas tiga bagian, yakni definisi umum, deskripsi bagian, dan simpulan. Secara ringkas, ini penjelasan ketiganya:

1. Definisi Umum

Berisi definisi, keterangan umum, dan informasi-informasi lainnya tentang subjek yang telah diobservasi. Salah satu ciri yang paling umum adalah digunakannya kata 'adalah' dan 'merupakan'.

2. Deskripsi Bagian

Mencakup keterangan seputar bagian-bagian dari hal yang diobservasi. Semisal, jika objek observasinya adalah hewan, dapat berisikan ciri fisik, habitat, makanan, dan lain sebagainya.

3. Simpulan

Struktur terakhir dari teks laporan hasil observasi ini sifatnya opsional. Jika ada, maka bagian ini akan berisi ringkasan umum dari hal yang telah diteliti.

Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi

Dirujuk dari modul 'Teks Laporan Hasil Observasi' yang disusun oleh Tim Pengembang e-Modul Kemdikbud, di antara fungsi teks laporan hasil observasi adalah:

  1. Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
  2. Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan, dan pemecahan masalah dalam pengamatan.
  3. Sarana dokumentasi
  4. Sumber informasi terpercaya.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Masih, dikutip dari sumber yang sama, berikut ini contoh teks laporan hasil observasi:

Wayang

(Definisi umum)

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat.

Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi atau kambing. Wayang Wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang.

Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan motekar.

(Deskripsi bagian)

Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa.

Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pedalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.

Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti orang) adalah salah satu pertunjukkan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang dikenal suku banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku jawa adalah wayang topeng. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.

Selanjutnya jenis wayang yang lain wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu, wayang golek berasal dari Sunda. Ada lagi wayang klithik yang bentuknya pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak dan cepak

Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Wayang ini digunakan terbuat dari rumput yang menyerupai wayang kulit. Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa Jawa. Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna.

Wayang motekar adalah jenis pertunjukkan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangan bisa tampil dengan warna-warni penuh.Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.

(Simpulan)

Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan. Media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan, karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia.

Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB),pemilihan umum, dan sebagainya yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.

Nah, itulah penjelasan lengkap seputar teks laporan hasil observasi dari pengertian hingga contohnya. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads