Ahli matematika asal Prancis Michel Talagrand meraih penghargaan Abel atau Abel Prize 2024. Hal ini karena penelitiannya tentang teori probabilitas dan keacakan ekstrem atau fenomena random alias acak.
Dikutip dari detikEdu, Jumat (22/3/2024), Abel Prize merupakan penghargaan yang diberikan Pemerintah Norwegia pada 2002 dan dikelola Akademi Sains dan Sastra Norwegia. Penghargaan Abel ini pun merupakan ajang bergengsi untuk mengapresiasi ahli matematika dunia.
"Talagrand adalah ahli matematika yang luar biasa dan pemecah masalah yang tangguh," kata ketua komite Abel Prize, Helge Holden, dikutip dari BBC News.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentang Fenomena Acak yang Diteliti Talagrand
Pada 1974 Talagrand direkrut Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS). Hal ini sebelum dia mendapatkan gelar PhD di Universitas Pierre dan Marie Curie.
Talagrand menghabiskan satu dekade menganalisis fungsional sebelum beralih ke probabilitas dan berupaya memahami distribusi Gaussian atau kurva lonceng, mengkarakterisasi sistem acak atau stokastik yang ekstrem.
Permasalahan ini umum terjadi di dunia nyata. Misalnya pembangun jembatan perlu mengetahui tentang kekuatan angin maksimum dari cuaca setempat.
Sistem acak ini seringkali sangat kompleks dan mengandung banyak variabel acak. Namun, metode Talagrand bisa mengubah sistem ini menjadi masalah geometri dan dapat mengekstraksi nilai-nilai yang berguna.
Talagrand pun sukses mengembangkan alat dan persamaan matematika untuk sistem yang meski acak, bisa menunjukkan beberapa prediktabilitas dalam keacakannya. Hal ini menjadi sebuah prinsip statistik yang disebut konsentrasi ukuran.
"Persamaannya yang dikenal sebagai ketidaksetaraan Talagrand, dapat digunakan untuk banyak sistem yang menunjukkan konsentrasi ukuran," kata Assaf Naor dari Universitas Princeton, dikutip dari New Scientist.
"Selain menjadi penemu hebat, dia juga berpengaruh. Dia memberi dunia kumpulan wawasan dan alat yang luar biasa," imbuh Naor.
Orang Prancis Kelima Peraih Abel Prize
Atas temuannya itu Talagrand yang kini sudah pensiun menjadi orang Prancis kelima yang memenangkan penghargaan Abel. Pencapaian itu menuai tanggapan dari banyak ilmuwan, salah satunya ilmuwan bidang fisika yang juga pernah meraih penghargaan bergengsi.
"Penghargaan ini memang pantas," kata Giorgio Parisi dari Universitas Sapienza Roma, Italia, yang memenangkan hadiah Nobel bidang fisika tahun 2021 atas karyanya sendiri tentang kaca pemintal.
Dia berpendapat apa yang dilakukan Talagrand akan membantu menarik perhatian matematikawan lain ke bidang ini.
"Itu adalah bukti yang luar biasa dan benar-benar mengubah situasi, karena ini adalah titik awal untuk pemahaman teori yang lebih mendalam," imbuhnya.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya