Ahli matematika asal Prancis, Michel Talagrand berhasil meraih penghargaan Abel atau Abel Prize 2024. Penghargaan ini diberikan setiap tahun kepada ahli matematika Internasional yang berprestasi.
Abel Prize merupakan penghargaan yang didirikan oleh Pemerintah Norwegia pada tahun 2002 dan dikelola oleh Akademi Sains dan Sastra Norwegia. Penghargaan ini menjadi salah satu yang bergengsi dalam mengapresiasi ahli matematika dunia.
Michel Talagrand, berhasil memenangkan Abel Prize 2024 atas karyanya yang meneliti teori probabilitas dan keacakan ekstrem. Teori ini mengacu pada fenomena random atau acak yang kerap dijumpai dalam kehidupan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Talagrand adalah ahli matematika yang luar biasa dan pemecah masalah yang tangguh," kata ketua komite Abel Prize, Helge Holden, dikutip dari BBC News.
Apa Itu Fenomena Acak yang Diteliti Talagrand?
Pada 1974, Talagrand direkrut oleh Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS) sebelum mendapatkan gelar PhD di Universitas Pierre dan Marie Curie.
Dia menghabiskan satu dekade mempelajari analisis fungsional sebelum beralih ke probabilitas dan berupaya memahami distribusi Gaussian atau "kurva lonceng", mengkarakterisasi sistem acak atau stokastik, yang ekstrem.
Masalah-masalah ini umum terjadi di dunia nyata. Misalnya, pembangun jembatan yang perlu mengetahui kekuatan angin maksimum yang diharapkan dari cuaca setempat.
Sistem acak seperti itu seringkali sangat kompleks dan mengandung banyak variabel acak. Namun, metode Talagrand bisa mengubah sistem ini menjadi masalah geometri dan dapat mengekstraksi nilai-nilai yang berguna.
Talagrand berhasil mengembangkan alat dan persamaan matematika untuk sistem yang, meskipun acak, menunjukkan beberapa prediktabilitas dalam keacakannya. Ini menjadi sebuah prinsip statistik yang disebut konsentrasi ukuran.
"Persamaannya yang dikenal sebagai ketidaksetaraan Talagrand, dapat digunakan untuk banyak sistem yang menunjukkan konsentrasi ukuran," kata Assaf Naor dari Universitas Princeton, dikutip dari New Scientist.
"Selain menjadi penemu hebat, dia juga berpengaruh. Dia memberi dunia kumpulan wawasan dan alat yang luar biasa," imbuh Naor.
Menjadi Orang Prancis Kelima yang Raih Abel Prize
Atas penghargaan ini, Talagrand yang kini sudah pensiun, menjadi orang Prancis kelima yang memenangkan penghargaan tersebut sejak didirikan pada 2003.
Pencapaian ini juga menuai tanggapan dari banyak ilmuwan. Salah satunya dari ilmuwan lain dari bidang fisika yang juga pernah meraih penghargaan bergengsi.
"Penghargaan ini memang pantas," kata Giorgio Parisi dari Universitas Sapienza Roma, Italia, yang memenangkan hadiah Nobel bidang fisika tahun 2021 atas karyanya sendiri tentang kaca pemintal.
Menurutnya, apa yang dilakukan Talagrand akan membantu menarik perhatian matematikawan lain ke bidang ini.
"Itu adalah bukti yang luar biasa dan benar-benar mengubah situasi, karena ini adalah titik awal untuk pemahaman teori yang lebih mendalam," imbuhnya.
(faz/nwk)