Hore! Kamus Al-Munawwir Kini Sudah Ada Versi Digital

Hore! Kamus Al-Munawwir Kini Sudah Ada Versi Digital

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Sabtu, 23 Des 2023 16:19 WIB
Ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU KH. Hodri Ariev saat ditemui di Krapyak, Bantul, Sabtu (23/12/2023).
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH. Hodri Ariev saat ditemui di Krapyak, Bantul, Sabtu (23/12/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meluncurkan kamus digital Al-Munawwir untuk memudahkan para santri mencari makna bahasa Arab. PBNU menilai semua itu membuktikan jika pondok pesantren siap masuk ke format digital.

Ketua RMI PBNU KH. Hodri Ariev menjelaskan aplikasi Kamus Al-Munawwir merupakan karya para santri yang ahli di bidang IT. Sedangkan proses pengembangan aplikasi itu memakan waktu sekitar satu tahun.

"Jadi hari ini kita kerja sama RMI PBNU dengan BSI meluncurkan kamus digital Al-Munawwir," kata Hodri kepada wartawan di Krapyak, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Sabtu (23/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kamus Al-Munawwir adalah rujukan utama para santri untuk mencari makna atau kosakata bahasa Arab yang nantinya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

"Nah, itu kamus yang di lingkungan pesantren sudah sangat legendaris sekali dan menjadi rujukan utama dalam mencari kosakata bahasa Arab terjemahan yang lebih jelas, lebih pasti ke dalam bahasa Indonesia," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Setiap kata dalam kamus Al-Munawwir menyediakan banyak pilihan makna sesuai dengan konteks kalimatnya. Dengan menggunakan kamus Al-Munawwir ini diharapkan para santri bisa menerjemahkan teks-teks berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan lebih akurat, dan lebih tepat.

"Kalau dulu kamus Al-Munawwir itu berbentuk buku yang sangat tebal. Nah, saat ini kamus itu hanya dibawa di dalam HP (smartphone) sehingga bisa dibuka dengan secara cepat di mana pun dan kapan pun," ujarnya.

Selain mencari makna atau kosakata, para santri juga bisa mencari referensi kata yang ada pada Al-Qur'an melalui kamus Al-Munawwir. Kemudian mencari distribusi kata dalam bentuk kata kerja, tunggal, dan jamak.

"Jadi, pertama mencari makna kata, kedua di sini menemukan referensi ke dalam Al-Qur'an, di mana kata-kata itu muncul di dalam kitab suci kita (Al-Qur'an)," ucapnya.

"Tentu semua itu untuk memudahkan para santri untuk mencari kata karenn semua itu ada di dalam gawai, dibanding membawa buku sangat tebal," imbuh Hodri.

Hodri menambahkan saat ini Pondok Pesantren Al-Munawwir telah menggunakan aplikasi tersebut. Menurutnya, masyarakat umum juga bisa mengunduh kamus Al-Munawwir melalui Play Store dan App Store.

"Kalau download dikenakan biaya Rp 99 ribu tapi hanya sekali itu saja yang bayar," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf menilai memang sudah waktunya pondok pesantren melakukan digitalisasi. Salah satunya seperti digitalisasi kamus Al-Munawwir di Krapyak ini.

"Ya ini sesuatu yang memang sudah waktunya untuk dilakukan karena platform digital sudah semakin dominan di dalam dinamika kemasyarakatan kita. Sehingga fasilitas-fasilitas pendidikan ini juga harus mengadopsi sistem digital sebagai bagian dari infrastrukturnya," ucap Gus Yahya, sapaannya.

Gus Yahya menambahkan digitalisasi kamus seperti di Al-Munawwir menunjukkan jika pondok pesantren siap menyongsong era digital.

"Kalau sekarang kamus Al-Munawwir ini juga didigitalisasi ini berarti bahwa memang pesantren sebetulnya sudah siap untuk masuk ke format digital itu," katanya.




(ams/aku)

Hide Ads