Skripsi Tak Lagi Wajib, Mahasiswa di Jogja Ada yang Senang tapi...

Skripsi Tak Lagi Wajib, Mahasiswa di Jogja Ada yang Senang tapi...

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 30 Agu 2023 15:31 WIB
Ilustrasi Mahasiswa
Skripsi Tak Lagi Wajib, Mahasiswa di Jogja Ada yang Senang tapi... Ilustrasi Mahasiswa (Foto: Shutterstock)
Jogja -

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mengeluarkan peraturan baru, mahasiswa tidak lagi wajib menyusun skripsi sebagai syarat kelulusan. Begini tanggapan mahasiswa di Jogja.

Keputusan Mendikbud soal skripsi tak wajib bagi mahasiswa ini mendapat dukungan dari Afni mahasiswa semester 7 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY). Meski senang dengan kebijakan itu, dia tak ambil pusing soal keputusan terbaru soal skripsi ini.

"Pas pertama kali baca beritanya seneng, terus sempet mikir pasti nanti juga diganti project atau tugas akhir. Pada akhirnya kalau diganti TA atau projek ya sama-sama susahnya," ujar Afni saat ditemui wartawan di Jogja, Rabu (30/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku pribadi kalau skripsi ya nggak apa-apa, kalau nggak ya juga nggak apa-apa," lanjutnya.

Hal senada juga disampaikan Zara. Dia mendukung kebijakan tersebut sebab mata kuliahnya sering berupa praktik.

ADVERTISEMENT

"Aku sangat mendukung ditiadakannya skripsi. Dari semester 3 sampai semester 7, mata kuliahku fokus ke produksi. Nanti kalau aku lulus pakai skripsi sedangkan teoriku sejak awal sudah sedikit menurutku akan ngeberatin. Apalagi aku di semester 7 masih produksi dan semester 8 harus lulus," ujar Zara yang juga satu kelas dengan Afni ini.

Namun, pendapat berbeda disampaikan mahasiswa jurusan Akutansi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bernama Fira. Fira yang sedang menyusun skripsi ini memilih menyelesaikannya.

"Seneng sih, tapi kalau diganti sama tugas akhir yang lebih sulit, mending skripsi sih. Soalnya skripsi itu tergantung kita sama dosen pembimbing, sebenarnya nggak sulit-sulit amat," jelas Fira saat ditemui detikJogja di depan kampusnya, siang ini.

Hal senada disampaikan mahasiswa jurusan Manajemen UAD, Cika. Dia menilai menulis skripsi itu justru melatihnya melakukan analisa.

"Skripsi itu melatih kita menganalisa, menyelesaikan masalah, menurut saya dengan adanya skripsi itu membantu banget gitu loh buat kita memperdalam lagi ilmu," jelasnya.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya.

Sementara itu, Eti, mahasiswa baru jurusan Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UIN) Sunan Kalijaga mengaku belum bisa berpendapat soal kebijakan ini, karena baru menginjak semester pertama. Namun, stigma skripsi yang disebut sulit cukup menjadi momok di kalangan mahasiswa.

"Di sisi mahasiswanya mungkin enak, karena kita nggak terbebani sama skripsi," jelas Eti saat ditemui detikJogja di kampusnya.

"Belum kepikiran apapun soalnya, kalau skripsi udah diceritain sama ibu, ayah, kakak juga, katanya susah banget nyari dosen pembimbingnya, kadang kalau revisi kan sampe lama," ujarnya.

Dikutip dari detikEdu,aturan terbaru terkait skripsi mahasiswa tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

Peraturan terbaru ini diluncurkan Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam Merdeka Belajar Episode 26: Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi, Selasa (29/8).


Hide Ads