Jurusan Langka! Teknik Nuklir Ada di 2 Kampus Jogja

Jurusan Langka! Teknik Nuklir Ada di 2 Kampus Jogja

Aditya Mardiastuti - detikJogja
Senin, 17 Jul 2023 08:53 WIB
Reaktor nuklir BATAN.  
dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Jurusan Langka! Teknik Nuklir Ada di 2 Kampus Jogja. Ilustrasi Reaktor Nuklir BATAN (Foto: Dikhy Sasra)
Jogja -

Fakultas Nuklir terbilang menjadi salah satu jurusan langka di Indonesia. Di Jogja ada dua kampus yang menyediakan jurusan nuklir. Apa saja?

Ada dua kampus yang menyediakan jurusan nuklir di Jogja. Yakni Universitas Gadjah Mada dan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir).

Teknik Nuklir UGM

Dikutip dari situs resminya, Sabtu (15/7/2023), Teknik Nuklir UGM merupakan hasil kerja sama antara UGM dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN yang kini kepanjangannya menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional). Kerja sama ini dilakukan pada 5 Desember 1974 yang kemudian diperpanjang pada tanggal 22 Februari 1978.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dekan Fakultas Teknik UGM kala itu, Ir Soetojo Tjokodihardjo, pada bulan Agustus 1977 secara resmi membuka jurusan baru yaitu Jurusan Teknik Nuklir (waktu itu bernama Bagian Teknik Nuklir) yang menyelenggarakan pendidikan hanya pada tingkat sarjana selama 4 (empat) semester.

Soetojo dan Dirjen BATAN kala itu, Prof A Baiquni, MSc, PhD, punya kesamaan visi bahwa nuklir sebagai engineering bukan sebagai science atau ilmu. Oleh karena itu, calon-calon mahasiswa baru yang mempunyai ijazah Sarjana Muda Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Listrik (Elektro), Fisika Murni dan Kimia Murni, serta mahasiswa tugas belajar dari beberapa instansi dipersilakan untuk menempuh pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Nuklir.

ADVERTISEMENT

Ujian saringan dilakukan berturut-turut pada bulan Juli 1977, Januari 1978, Juli 1979, dan Juli 1980.

Mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor0124/U/1949, Fakultas Teknik UGM memutuskan untuk menyelenggarakan Program Pendidikan S-1 Teknik Nuklir melalui proyek PERINTIS I terhitung sejak tahun kuliah 1981/1982. Dengan demikian program pendidikan gaya lama akan tetap diteruskan sampai selesai, tetapi tidak lagi menerima calon-calon mahasiswa pada tingkat Sarjana.

Seiring berjalannya waktu jurusan teknik nuklir memiliki dua program studi yakni Program Studi Teknik Nuklir dan Program Studi Fisika Teknik. Sementara itu nama Jurusan telah diproses untuk diubah menjadi Jurusan Teknik Fisika, sejak tanggal 25 Juni 2001.

Namun, pada 2016 UGM mengubah Teknik Fisika menjadi Departemen Teknik Nuklir dan Tenik Fisika.

Pada tahun ajaran 2016/2017, Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika memberlakukan kurikulum baru yang berbasis pada capaian pembelajaran (Outcome based learning). Kemudian pada tahun 2021, DTNTF mendapatkan visitasi dari IABEE dan berdasarkan hasil evaluasi, status Prodi Teknik Nuklir dan Prodi Teknik Fisika terakreditasi IABEE secara penuh.

Poltek Nuklir Indonesia

Mengutip laman resminya, Poltek Nuklir merupakan perguruan tinggi vokasi bidang nuklir yang semula bernama Pendidikan Ahli Teknik Nuklir sejak 1985. Kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) pada 2001.

STTN ini kemudian diubah menjadi Poltek Nuklir pada 30 Oktober 2021. Poltek Nuklir memiliki tiga program studi yakni Teknokimia Nuklir, Elektronika Instrumentasi, dan Elektro Mekanika. Nantinya lulusan Poltek ini akan mendapat gelar Sarjana Terapan Teknik atau STr T.

Beda Poltek Nukllir dengan Fakultas Nuklir UGM

Humas Poltek Nuklir Rita Tyas Mulatsih menyebut ada perbedaan pembelajaran di Poltek dengan UGM. Poltek Nuklir sebagai perguruan tinggi vokasi akan lebih banyak pembelajaran praktik. Sebaliknya, Teknik Nuklir UGM karena merupakan prodi sarjana akan cenderung ke akademik.

"Soal nuklir, sama-sama keduanya belajar tentang kenukliran ya, tapi pendekatannya berbeda. Kami lebih kepada mencetak alumni yang menguasai dari sisi skill. Kalau mereka ke akademik," jelas Rita, seperti dikutip dari detikEdu, Sabtu (15/7/2023).

Ketiga prodi di Poltek Nuklir juga mempunyai kecenderungan berbeda. Rita menuturkan, "Jadi kalau yang teknokimia nuklir itu ke kimia. Sementara dua lainnya elektronika instrumentasi dan elektro mekanika itu lebih ke fisika."

Rita menegaskan, prodi-prodi di kampusnya berujung pada aplikasi teknik nuklir. "Karena kita prinsipnya kenukliran, maka kemudian semuanya dilakukan dalam rangka aplikasi teknik nuklir. Walaupun secara umum, mahasiswa kami juga belajar tentang ilmu kimia juga," jelas Rita.




(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads