Terungkapnya Tipu-tipu Jenglot Palsu: Uang Tak Datang Meski Mandi Kembang

Round-Up

Terungkapnya Tipu-tipu Jenglot Palsu: Uang Tak Datang Meski Mandi Kembang

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 22 Agu 2023 06:30 WIB
HH (48), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan yang tinggal di indekos Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul saat menunjukkan jenglot yang digunakan untuk penipuan.
HH (48), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan yang tinggal di indekos Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul saat menunjukkan jenglot yang digunakan untuk penipuan. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Jogja -

Pelaku penipuan bermodus pembelian jenglot senilai Rp 17 juta di Depok, Parangtritis, Bantul ternyata meminta korbannya melakukan tiga kali ritual menghidupkan jenglot dengan kembang tujuh rupa dan air zam-zam. Pelaku menjanjikan ritual itu akan mampu menghidupkan jenglot serta menarik uang gaib untuk datang.

Kapolsek Kretek AKP Haryanto menjelaskan pelaku HH (48), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, selama ini tinggal di indekos korban yang ada di Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul. Adapun korban adalah SR (47), warga Ngipak, Karangmojo, Gunungkidul.

"Pelaku ini menempati di tempat korban, jadi ngekos di tempat korban dia itu," kata Haryanto saat di Polres Bantul, Senin (21/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian pada Minggu (16/7) sekitar pukul 15.00 WIB, HH menawari SR untuk membeli jenglot. HH mengiming-imingi SR, jika jenglot itu bisa menarik duit gaib.

"Pelaku mengiming-imingi korban kalau jenglot itu bisa digunakan untuk menarik uang gaib. Syaratnya korban harus menghidupkan jenglot itu dulu dengan cara dimandikan setiap malam Jumat," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SR yang tertarik langsung berniat membayar jenglot milik HH. Saat itu, HH mematok harga Rp 17 juta untuk jenglot miliknya. Pembayaran pun dilakukan sebanyak tiga kali.

Selama tiga kali pembayaran itu, korban diminta melakukan ritual untuk menghidupkan jenglot. Adapun ritualnya adalah memandikan jenglot dengan kembang tujuh rupa dan menggunakan air zam-zam serta dupa, kembang melati setiap malam Jumat agar uang gaib itu datang sendiri.

"Korban melakukan ritual tiga kali dan ternyata tidak ada hasilnya, tidak ada uang gaib yang datang dan jenglot yang dibelinya juga tidak hidup," ucapnya.

Dari situlah korban merasa menjadi korban penipuan oleh HH. Merasa dirugikan, SR melaporkan kejadian itu ke Polsek Kretek tanggal 15 Agustus 2023.

"Lalu pelaku diserahkan warga tanggal 15 malam, saat ini pelaku sudah kami tahan di Polsek Kretek. Untuk Pasal yang disangkakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara," katanya.

Selain itu, jenglot yang ditawarkan HH ke SR ternyata palsu. Hal itu karena beberapa bagian jenglot mudah patah.

"Ini dari mika (tubuh jenglot) dan kelingkingnya juga sudah patah. Kalau rambutnya asli (rambut manusia) dan kotaknya itu dibuat pelaku sendiri karena ngaku nemu jenglot itu di pinggir Pantai Parangtritis, jadi bisa dibilang ini replika jenglot ya," ujar Haryanto.

Simak pengakuan pelaku di halaman selanjutnya.

Sementara itu pelaku mengaku jika korban menginginkan jenglot, dan kebetulan dirinya menemukan jenglot di pinggir Pantai Parangtritis. Untuk uang dari hasil menjual jenglot sudah digunakan membayar utang.

"Nemu pak, nemu di pasiran pak," kata HH saat ditanya polisi soal dari mana mendapatkan jenglot tersebut, Senin (21/8/2023).

"Jadi itu murni menemukan bukan narik (menarik benda gaib), mungkin punya orang lalu dibuang di situ (pinggir pantai Parangtritis)," lanjut HH.

HH mengklaim tidak ada inspirasi dari pihak tertentu untuk melakukan penipuan modus jualan jenglot. HH hanya secara kebetulan mendapatkan jenglot dan menjualnya ke pemilik kos yang kebetulan percaya dengan jenglot.

"Baru dia pak (saya tawarkan jenglot), karena dia juga yang minta," ucapnya.

Terkait apakah pernah menghidupkan jenglot tersebut, HH mengaku belum pernah melakukannya. Menurutnya, semua itu hanya tipu daya untuk meyakinkan korban.

"Belum pernah, Pak. Kalau dimandikan kan bisa, tapi kalau dihidupkan tidak bisa," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh 10 Nisan Makam di Bantul Dirusak OTK"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)

Hide Ads