Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak menyimpan sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia. Daerah ini dulunya dilintasi jalur kereta api rute Jogja-Magelang.
Namun jalur KA itu tinggal cerita. Beberapa jejaknya masih tersisa di bangunan bekas stasiun, seperti Stasiun Tempel, Medari, Stasiun Beran, Stasiun Mlati hingga Stasiun Kutu.
Stasiun yang dulunya melayani penumpang yang hendak melakukan perjalanan ke Jogja dan Magelang itu kini telah mati. Tapi kisah berbeda datang dari Stasiun Maguwoharjo Lama. Terletak di jalur kereta aktif Jogja-Solo, stasiun yang dibangun tahun 1870 ini tidak mati, melainkan pensiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stasiun Maguwoharjo Lama terletak di Dusun Kembang, Maguwoharjo, Sleman. Stasiun ini dinonaktifkan sekitar tahun 2007, digantikan oleh Stasiun Maguwo di area Bandara Adisutjipto untuk melayani integrasi bandara dan KRL.
Jarak antara Stasiun Maguwo baru dengan yang lama tidak terlalu jauh, kurang lebih 300 meter sebelah barat dari Stasiun Maguwo Baru.
Baca juga: Aroma Soto di Bekas Stasiun Kutu Sleman |
Stasiun Maguwo Lama merupakan peninggalan Kolonial Belanda yang didirikan sekitar tahun 1870 serta diresmikan tahun 1873. Dulunya stasiun ini cuma berukuran seperti pos kamling. Kemudian tahun 1909 bangunan dari stasiun ini direnovasi dan mengalami perluasan pada tahun 1926.
Bangunan stasiun ini pun sampai saat ini masih terawat dan dijaga.
"Stasiun itu masih ada yang jaga. Biasanya dibersihkan dua kali sehari atau berapa kali sehari," kata Wijiyani (56), warga sekitar saat ditemui detikJogja, Kamis (23/10/2025).
Menurut perempuan yang akrab disapa Yani, kendati sudah lama ditutup bangunan bekas stasiun itu tetap ada yang menggunakan. Beberapa kali ada anak sekolah atau mahasiswa yang berkunjung.
"Tapi saya tidak tahu persis, mungkin untuk melihat sejarah stasiun atau bagaimana. Ada juga buat acara kayak pegawai KAI," ucap dia.
Bekas Stasiun Maguwo, Sleman, yang kini sudah tidak menjadi pemberhentian kereta api. Foto diunggah Sabtu (25/10/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja |
Bentuk bangunan Stasiun Maguwoharjo Lama ini termasuk unik dan eksotis. Dindingnya menggunakan kayu. Gaya arsitektur Belanda juga masih kental terasa.
"Bangunan itu memang bentuk aslinya seperti itu. Cuma pagarnya saja yang sudah diganti. Itu lampu juga ada yang sudah rusak," jelasnya.
Karena bentuknya yang unik dan klasik, kata Yani, banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk berswafoto. Termasuk masyarakat sekitar yang kerap nongkrong sembari melihat kereta melintas. Terutama saat sore hari.
Stasiun Maguwoharjo Lama ini merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya (BCB) di Yogyakarta. Milik PT KAI.
Sudah cukup lama tidak ada lagi kereta api yang singgah di stasiun tersebut. Kini, sudah ada Stasiun Maguwo baru yang lebih megah yang terintegrasi dengan Bandara Adisutjipto yang setiap hari disambangi Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo.
(ahr/afn)













































Komentar Terbanyak
Sultan HB X soal Keracunan MBG di SMA Teladan: Saya Kan Sudah Bilang...
Jokowi Hadiri Acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM
Kenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak Faktanya