Tidak lama lagi, bulan Besar dalam sistem penanggalan Jawa Islam akan berakhir dan digantikan Suro. Pada malam 1 Suro, masyarakat Jawa secara terkhusus meyakini sejumlah mitos maupun larangan. Apa saja?
Dikutip dari buku Book Chapter Astronomi Islam Volume II oleh Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar dkk, kalender Islam Jawa pertama kali digagas oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada 1633 Masehi silam. Kalender ini adalah akulturasi kalender Saka dan Hijriah.
Dalam kalender Jawa Islam tersebut, terdapat 12 bulan. Nama-namanya secara berurutan adalah Suro, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Syawal, Dulkangidah, dan Besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, pada malam 1 Suro alias malam tahun baru tahun Jawa, ada beberapa mitos dan larangan yang pengetahuannya diwariskan secara turun-temurun. Sebagian orang Jawa masih terus mempercayainya hingga kini.
Lalu, apa saja mitos dan larangan malam 1 Suro tersebut? Simak pembahasan ringkasnya via uraian di bawah ini, yuk!
Mitos dan Larangan Malam 1 Suro
1. Menikah
Muhammad Sholikhin dalam bukunya, Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa, menjelaskan bahwa pada bulan Suro secara umum, tentunya termasuk malam 1 Suro, terdapat larangan menikah. Namun, larangan ini bukan disebabkan keyakinan akan adanya malapetaka bagi siapa yang berbuat.
Alih-alih, masyarakat Jawa merasa tidak pantas untuk memiliki hajat pada bulan mulia satu ini. Tujuannya tentu saja adalah memuliakan Allah dan nabi-Nya. Namun, oleh beberapa orang, rasa hormat ini justru disalahpersepsikan menjadi rasa takut.
Pasalnya, ada keyakinan bahwa Suro merupakan bulan mantu Nyi Roro Kidul. Alhasil, apabila seseorang mengadakan hajat pernikahan pada bulan Suro, penguasa Laut Selatan tersebut akan murka.
Perlu dicatat, dalam Islam, menikah pada bulan Suro alias Muharam tidaklah dilarang sama sekali. Dalam Islam, sebagaimana penjelasan dalam laman NU Jawa Tengah, tidak dikenal adanya hari buruk atau bulan buruk.
2. Bepergian Jauh
Larangan malam 1 Suro selanjutnya adalah bepergian. Disadur dari Jurnal Tanda berjudul 'Larangan Beserta Tradisi Malam 1 Suro di Surakarta' oleh Riskha Nadia Ayuputri, sebagian orang percaya bepergian jauh pada bulan Suro secara umum berisiko besar.
Risiko besar yang dimaksud bisa berupa kecelakaan lalu lintas ataupun jatuh korban jiwa karena alasan lain. Hal ini didasarkan atas keyakinan mengenai adanya tumbal pada bulan pertama kalender Jawa Islam tersebut.
3. Pindah Rumah
Dilihat dari Indonesian Journal of Cultural and Community Development berjudul 'Mystical Kejawen in Satu Suro Film' oleh Dewi Agustina Pratiwi dan Poppy Febriana, pindah rumah pada malam 1 Suro adalah pantangan bagi masyarakat Jawa.
Kepercayaan ini tidak lepas dari kebiasaan orang Jawa untuk berpindah rumah setelah terlebih dahulu melakukan penghitungan hari baik. Apabila pindahan dilakukan pada hari yang buruk, kejadian nahas dipercaya akan menimpa.
4. Berkata Buruk dan Kasar
Masyarakat Jawa percaya, pada malam 1 Suro, makhluk-makhluk gaib akan keluar. Mereka keluar dengan tujuan mencari manusia yang bertindak lalai sehingga tidak eling dan waspada. Salah satu perbuatan yang masuk kategori lalai adalah berkata buruk dan kasar. Oleh karena itu, menurut kepercayaan Jawa, malam 1 Suro begitu ditekankan untuk tidak berbicara hal-hal buruk dan kasar.
5. Keluar Rumah
Sebelumnya, telah disinggung sekilas bahwa pada malam 1 Suro, bepergian jauh 'hukumnya' terlarang. Ternyata, bukan hanya bepergian jauh saja, keluar rumah pun menjadi larangan yang harus dihindari menurut sebagian orang.
Galuh Kusuma Hapsari melalui tulisannya dalam Jurnal Buddhi Dharma yang berjudul 'Makna Komunikasi Ritual Masyarakat Jawa' menjelaskan bahwa keluar pada malam hari 1 Suro dipercaya akan mendatangkan kesialan atau hal negatif. Jadi, jangan heran bila di beberapa wilayah Jawa, malam 1 Suro terasa begitu sepi dan hening.
Bukan hanya karena ada hal negatif, keluar rumah pada malam 1 Suro juga dianggap tidak sopan. Sebab, malam tersebut biasa dipergunakan untuk berdoa atau introspeksi diri sepanjang tahun. Dengan demikian, keluar rumah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak 'tenang' menjadi pantangan.
6. Momen Terbukanya Pintu Alam Ghaib
Malam 1 Suro identik dengan kepercayaan terbukanya pintu alam ghaib. Beberapa orang juga percaya bahwasanya roh-roh leluhur akan kembali ke rumahnya terdahulu. Banyaknya makhluk ghaib yang berkeliaran pada malam 1 Suro melatarbelakangi sejumlah pantangan di atas.
Kapan Malam 1 Suro 2025?
Sebagai catatan, detikers harus tahu bahwasanya waktu pergantian hari kalender Jawa Islam sama dengan kalender Hijriah, yakni saat Matahari terbenam alias waktu Maghrib. Di sisi lain, kalender Masehi berganti hari tepat pada pukul 00.00 tengah malam.
Lebih lanjut, dirunut dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 terbitan Kementerian Agama, 1 Suro 1959 Dal tertulis jatuh pada Sabtu, 28 Juni 2025. Artinya, malam 1 Suro akan dimulai sejak waktu maghrib pada Jumat, 27 Juni 2025.
Sementara itu, tanggalan berbeda ditemukan dalam Almanak Tahun 2025 yang dirilis oleh Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro. Berdasar almanak tersebut, 1 Suro 1959 Dal tertulis jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Bila mengikuti patokan ini, maka malam 1 Suro 2025 akan jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025 selepas Maghrib.
Demikian pembahasan ringkas mengenai 6 mitos dan larangan malam 1 Suro. Mau percaya atau tidak, dikembalikan pada keyakinan masing-masing. Semoga bermanfaat, ya!
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi