Para pemuda di Kulon Progo khususnya di Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates masih setia untuk menjalankan tradisi membangunkan orang sahur dengan berkeliling sambil memainkan kentongan. Para pemuda itu masih mempertahankan penggunaan kentongan dibanding alat pengeras suara lainnya karena dinilai lebih santun.
Setiap hari selama bulan Ramadan, belasan pemuda itu secara sukarela akan berkumpul di salah satu rumah warga. Biasanya, sekitar pukul 02.00 WIB, mereka akan mulai berkeliling di jalan-jalan Dusun Bendungan Lor untuk membangunkan orang sahur.
Beberapa orang akan membawa kentongan berwarna biru. Kentongan itu juga ternyata memiliki berbagai ukuran yang tentunya akan mengeluarkan jenis suara yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kentongan yang dipakai dalam kegiatan ini terbuat dari kayu yang dibentuk secara khusus untuk menghasilkan suara merdu. Cara mereka memainkan alat ini juga tak sembarangan, bahkan perlu latihan rutin agar tercipta irama yang pas.
![]() |
Di sepanjang jalan, rombongan melantunkan lagu puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga menyanyikan lagu yang liriknya berisi ajakan untuk bangun sahur dan berpuasa.
"Ya untuk rutenya itu keliling jalan kampung, kurang lebih bisa 1,5 km," ucap Ketua Karang Taruna Bentara Bendungan Lor, Muhammad Danu Setiawan, saat ditemui di lokasi, Kamis (20/3/2025).
Pemuda yang akrab disapa Danu itu mengatakan kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2012 silam. Awalnya dari warga yang ingin agar tradisi membangunkan sahur dapat dikemas secara sederhana tanpa perlu mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Dari situlah dipilih kentongan sebagai media suara dan selawat untuk pemanisnya.
"Jadi kegiatan ini sudah ada sejak 2012 lalu. Kami memilih kentongan di mana alat ini merupakan warisan dari nenek moyang sebelumnya. Tentunya kalau pakai ini diiringi selawat didengar warga lebih sopan," ujarnya.
Biasanya, kegiatan ini diakhiri ketika memasuki pukul 03.00 WIB. Usai membangunkan orang sahur, beberapa dari mereka juga nampak sahur bersama di titik kumpul awal mereka.
Kegiatan ini disambut positif oleh warga Bendungan Lor, salah satunya Fajar Mahanani. Menurutnya cara membangunkan sahur lewat kentongan dan selawat jauh lebih enak didengar dibandingkan memakai sound bersuara kencang.
"Akhir-akhir ini banyak yang pakai sound besar gitu, itu cukup mengganggu. Nah di sini anak mudanya kebetulan suka pakai kentongan, jadi cukup ramah di telinga," ucapnya.
Meski bunyi yang dihasilkan kentongan ini cenderung lebih lemah dibandingkan sound seperti sound horeg, Fajar menyebut tetap efektif dalam membangunkan warga untuk sahur.
"Kalau biasanya kan mau sahur itu sering kesiangan ya, nah sejak ada ini lebih cepat bangunnya. Jadi memang sangat membantu," ujarnya.
(afn/apu)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM