Mengenal Umbul-umbul Podang Ngisep Sari Simbol Kebanggaan Gunungkidul

Mengenal Umbul-umbul Podang Ngisep Sari Simbol Kebanggaan Gunungkidul

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Sabtu, 17 Agu 2024 06:30 WIB
Umbul-umbul Podang Ngisep Sari yang menjadi simbol kebanggaan Gunungkidul saat ditemui di berbagai sudut jalan, Jumat (16/8/2024).
Umbul-umbul Podang Ngisep Sari yang menjadi simbol kebanggaan Gunungkidul saat ditemui di berbagai sudut jalan, Jumat (16/8/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Bendera Merah Putih terpasang di sepanjang jalan di Gunungkidul untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia (RI) pada Agustus 2024. Selain itu bendera umbul-umbul Podang Ngisep Sari sebagai identitas Gunungkidul juga terpasang. Bagaimana sejarah dan makna umbul-umbul tersebut?

Pantauan detikJogja selama Agustus 2024, umbul-umbul Podang Ngisep Sari itu terpasang secara masif di sepanjang jalan di Gunungkidul. Bahkan umbul-umbul tersebut terpasang lebih banyak dari bendera Merah Putih, sekitar empat kali lebih banyak.

Jika detikers menuju ke Gunungkidul dari arah Patuk akan disambut oleh umbul-umbul Podang Ngisep Sari. Di daerah seperti Ponjong, Tepus, Paliyan, Playen, dan Kapanewon lainnya di Gunungkidul juga terlihat umbul-umbul tersebut di sepanjang jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umbul-umbul tersebut memanjang berbentuk segi panjang. Adapun warnanya yakni merah dan kuning. Bagian warna merah umbul-umbul ditali di tiang.

Bagian warna kuning bendera tampak mendominasi daripada warna kuning. Bahkan umbul-umbul itu terpasang di kantor pemerintahan seperti kantor Pemkab Gunungkidul atau kompleks Bangsal Sewokoprojo di Wonosari.

ADVERTISEMENT

Kepala Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan (Disbud) Gunungkidul, Agus Mantara mengungkapkan umbul-umbul Podang Ngisep Sari itu awalnya diberikan oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai tanda berupa dwaja untuk kekuatan pasukan di masing-masing kabupaten.

"Dalam rangka koordinasi pasukan antarkeraton di Jogjakarta dulu masing-masing kabupaten diberikan penanda dalam bentuk dwaja, seperti bendera," kata Agus saat ditemui detikJogja di salah satu kafe di Playen, Jumat (16/8/2024).

Dulunya Podang Ngisep Sari, kata Agus, bukan berupa umbul-umbul, namun bendera. Bendera tersebut berpola berbeda dengan umbul-umbul saat ini. Warnanya kuning dengan lingkaran merah di tengahnya.

"Di Gunungkidul itu diberikan bendera segiempat kuning kemudian di tengahnya ada bunderan merah. Disimbolkan sebagai nama Podang Ngisep Sari," katanya.

Pada perkembangan zaman, bendera tersebut kemudian diubah menjadi umbul-umbul. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan sosialisasi kepada masyarakat bahwa umbul-umbul tersebut sebagai simbol kebanggaan Gunungkidul. Meski begitu Agus lupa kapan bendera berubah menjadi umbul-umbul.

"Untuk bisa ini bisa tersosialisasi dengan baik bahwa ini adalah simbol kebanggaan Gunungkidul, ini diubah bentuk," jelasnya.

Agus menerangkan di mana umbul-umbul Podang Ngisep Sari berdiri, di sanalah wilayah Gunungkidul. "Di mana Podang Ngisep Sari terpasang, di sana wilayah Gunungkidul," tuturnya.

Umbul-umbul tersebut dipasang pada saat perayaan hari besar atau acara seperti rasulan. Untuk Agustus, Agus menerangkan umbul-umbul tersebut diturunkan usai Hari Jadi Gunungkidul yang jatuh pada 4 Oktober 2024.

"Umbul-umbul Podang Ngisep Sari tetap terpasang sampai Hari Jadi Gunungkidul selesai," ujarnya.

Umbul-umbul Podang Ngisep Sari yang menjadi simbol kebanggaan Gunungkidul saat ditemui di berbagai sudut jalan, Jumat (16/8/2024).Umbul-umbul Podang Ngisep Sari yang menjadi simbol kebanggaan Gunungkidul saat ditemui di berbagai sudut jalan, Jumat (16/8/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

Makna Podang Ngisep Sari

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono, menambahkan dengan menjelaskan Podang Ngisep Sari memiliki filosofinya sendiri. Podang merupakan subjek, Ngisep di posisi predikat dan Sari sebagai objek.

"Kata podang lengkapnya kepodang, kata nama burung pemakan serangga dan buah buahan, berbulu kuning cerah, sedikit berbulu hitam pada kepala dan sayap. Kata ngisep dari kata dasar ingsep yang berarti menyerap," jelas Kamtono saat ditemui detikJogja bersama Agus Mantara.

"Kata sari berarti asri, berkaitan dengan kata sari tersebut berarti madu bunga. Maka Podang Ngisep Sari berarti seekor burung kepodhang yang sedang menghisap madu yang terdapat pada bunga," imbuh mantan Kepala Disbud Gunungkidul itu.

Adapun Podang merepresentasikan masyarakat Gunungkidul. Ngisep berarti usaha untuk mendapatkan manfaat dari Gunungkidul tanpa merusak alam. Selanjutnya, Sari bermakna potensi yang digambarkan sebagai bunga.

"Sari berarti bunga yakni madu bunga yang bisa diartikan sebagai potensi Gunungkidul berupa flora, fauna atau alam," ungkap Agus.

Selanjutnya, Kamtono hanya bisa menjelaskan warna kuning pada umbul-umbul Podang Ngisep Sari merupakan representasi burung podang. Sayangnya dia maupun Agus kurang memahami makna warna merah tersebut.

Lebih lanjut, Kamtono menerangkan digantinya bendera menjadi umbul-umbul itu dilakukan pada era setelah kemerdekaan RI. Pemberian bendera tersebut dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memerintah pada periode 1940 hingga 1988.

"Bendera Podang Ngisep Sari itu diberikan kalau tidak salah saat HB IX," sebutnya.




(apu/apu)

Hide Ads