Sebastian Hutabarat (54) dan Tiurniari Napitupulu (52) kehilangan putri keduanya, Marchia R.M. Hutabarat (18), sebelum anaknya menjajaki bangku kuliah di FEB UGM. Karena itu, mereka berdua bersama anak sulungnya, Nada (19) menempuh jarak 3 ribu kilometer dari kampung halaman ke Jawa untuk napak tilas mendiang Marchia.
Jarak 3 ribu km itu ditempuh dari rumah mereka di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara menuju Jogja pada 20 Juli 2024 untuk menapak tilas almarhumah Marchia. Diketahui, Marchia meninggal di Nepal Van Java di Magelang, Jawa Tengah, pada 17 Juni 2024 lalu.
Keberangkatan mereka juga sekaligus untuk mengantar Nada yang masih mengenyam pendidikan di ISI Jogja. Mereka memilih jalur darat dengan mengendarai sebuah mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya kami sengaja meski keluarga tidak setuju dengan naik darat pakai mobil. 3 ribu km kami tempuh pakai mobil supaya kami bisa banyak waktu bertiga di jalan,," ujar Sebastian saat ditemui wartawan di Wonosari, Gunungkidul, Jumat (16/8/2024) petang.
"Tujuannya saling mengenal, saling men-support dalam kedukaan termasuk mempersiapkan mental dia (Nada). Jadi bukan hanya napak tilas. Bagaimana lah supaya how interact in love. Tapi ini cara yang terbaik melalui ini," imbuh sang istri, Tiurniari.
Pada Kamis (15/8) malam, mereka bertiga pergi ke Obelix Sky View di Purwosari, Gunungkidul. Sebab, Marchia pernah mengunjungi objek wisata buatan itu pada 13 Juni 2023.
Sebastian mengatakan dirinya ingin merasakan makanan pesanan mendiang putrinya itu. Selain itu mereka bertiga juga berfoto dan duduk di bangku yang sama seperti yang dilakukan Marchia.
"Kami pesan makanan yang Marchia suka, di mana dia foto kami jalani, di mana dia duduk saya coba rasakan itu. Makanan apa yang dia suka, kenapa dia suka itu," kisahnya.
Selanjutnya, Sebastian mengatakan mereka bertiga akan mengunjungi penginapan di mana Marchia mengembuskan napas terakhirnya. Bahkan dia mengatakan akan memesan kamar yang sama hingga merasakan bantal yang digunakan Marchia beristirahat.
"Nanti akan kami jalani lagi tempat itu. Sampai kalau bisa kami akan menginap di kamar yang sama. Saya akan tidur di bantal yang sama," ungkapnya.
Keluarga Marchia mengungkapkan tidak menyalahkan pihak manapun atas meninggalnya mahasiswi yang terdaftar di FEB UGM itu. Pun mereka tidak akan menyalahkan siapa pun.
"Tidak ada kesalahan penginapan itu, tidak ada. Kami tidak akan menyalahkan siapa pun," ungkapnya.
Malah Tiurniari mengungkapkan dirinya begitu mencintai Nepal Van Java itu. Baginya tempat itu spesial sebagai tempat putrinya meninggal. Bahkan dia menilai tempat itu bukan tempat sial.
"Kita akan ke sana lah, ke tempat dia kembali. Saya merasa tempat itu spesial karena Tuhan memilih dia pergi, bukan tempat sial. Saya in love with them," tuturnya.
Keluarga mendiang Marchia sempat mengunjungi pameran tunggal di Tirtodipuran. Sang ibu pun menangis di sana. Simak di halaman berikutnya:
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan