Apakah detikers pernah mendengar istilah kearifan lokal? Mungkin saja, kamu sering melihat atau membacanya sehari-hari tanpa tahu bahwa hal tersebut termasuk kearifan lokal. Lalu, apa itu kearifan lokal?
Dikutip dari Jurnal Filsafat berjudul 'Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati' oleh Sartini, kearifan lokal biasa disebut local wisdom dalam bahasa Inggris. Local bisa diartikan setempat, sedangkan wisdom bermakna kearifan atau kebijaksanaan.
Bila tak dijaga atau dilestarikan, kearifan lokal lama-lama akan memudar dan paling parahnya, hilang sama sekali dari suatu wilayah. Oleh karena itu, detikers perlu berpartisipasi dalam menjaganya tetap hidup, salah satunya dengan mempelajari kearifan lokal itu sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Kearifan Lokal
Dalam buku Kajian Masyarakat Indonesia & Multikulturalisme Berbasis Kearifan Lokal oleh Prof Dr M Japar MSi dkk, kearifan lokal diartikan sebagai gagasan-gagasan lokal berisi nilai-nilai penuh kearifan yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat serta diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Lebih lanjut, definisi kearifan lokal juga bisa dijumpai dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dijelaskan bahwasanya kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
Terakhir, diambil dari buku Tersisihnya Kearifan Lokal di Era Digital karya Rumini, kearifan lokal merupakan identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkannya mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan dari luar menjadi watak dan kemampuan sendiri.
Dari ketiga definisi di atas, ringkasnya, kearifan lokal adalah gagasan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun, yang meliputi cara masyarakat melindungi dan mengelola lingkungan hidup, serta mencerminkan identitas budaya yang mampu menyerap dan mengolah kebudayaan luar menjadi ciri khas sendiri.
Ciri Kearifan Lokal
Kembali dirangkum dari buku yang telah disebut, ciri kearifan lokal adalah:
- Sanggup bertahan terhadap budaya luar
- Punya kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
- Mampu mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
- Punya kemampuan mengendalikan
- Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan budaya
Sementara itu, dalam dokumen yang diunggah Repository IAIN Kudus, ciri atau karakteristik kearifan lokal menurut Ellen dan Biker adalah:
- Berupa pengalaman dan berakar serta dihasilkan orang-orang di suatu tempat tertentu
- Diwariskan secara oral melalui peniruan dan demonstrasi
- Berupa konsekuensi dari praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari dan diperkuat melalui pengalaman
- Bersifat empiris ketimbang teoretis
- Selalu berubah
- Sifatnya khas
- Terdistribusi tidak merata secara sosial
- Bersifat fungsional
- Holistik integratif dan terdapat dalam tradisi budaya yang lebih luas
- Ciri khas utama adalah pengulangan, bahkan ketika ada pengetahuan baru akan ditambahkan
Fungsi Kearifan Lokal
Kembali disadur dari buku Kajian Masyarakat Indonesia & Multikulturalisme Berbasis Kearifan Lokal oleh Prof Dr M Japar MSi dkk, fungsi kearifan lokal adalah:
- Konservasi dan pelestarian sumber daya alam
- Mengembangkan sumber daya manusia
- Mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
- Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantang
- Bermakna sosial, etika dan moral, serta politik
Bentuk Kearifan Lokal
Berdasar penjelasan dalam Jurnal Al-Hikmah berjudul 'Peranan Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Menjaga Keseimbangan Alam (Cerminan Masyarakat Adat Ammatoa di Kajang)' oleh Nurlidiawati dan Ramadayanti, kearifan lokal bisa dibedakan menjadi dua jenis.
Keduanya adalah kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Untuk jenis pertama, yakni kearifan lokal berwujud, terbagi lagi menjadi tiga, yakni tekstual, bangunan/arsitektur, dan benda cagar budaya/tradisional.
Sementara itu, jenis kedua, kearifan lokal tidak berwujud, bisa berupa petuah yang disampaikan secara verbal dan turun-temurun. Penyampaian petuah ini pun memiliki bermacam-macam tipe, bisa berupa nyanyian, pesan, atau nasihat-nasihat.
Kesimpulannya, bentuk kearifan lokal adalah:
1. Kearifan lokal berwujud (tangible)
- Tekstual
- Bangunan/arsitektur
- Benda cagar budaya/tradisional
2. Kearifan lokal tidak berwujud (intangible)
Contoh Kearifan Lokal
Untuk lebih memahami kearifan lokal, detikers perlu tahu contoh-contohnya secara konkrit. Di bawah ini penjelasan ringkasnya:
1. Contoh Kearifan Lokal Berwujud di Jogja
- Tekstual: Kalender Jawa Islam yang diinisiasi Sultan Agung Hanyakrakusuma, buku Primbon Jawa Betaljemur Adammakna tulisan Pangeran Harya Tjakraningrat, dan buku Kawruh Jiwa karangan Ki Ageng Suryomentaram
- Bangunan/arsitektur: Kraton Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman, Rumah Joglo, dan Kompleks Taman Sari
- Benda cagar budaya: motif batik parang, keris, dan kerajinan tanah liat di Kasongan
2. Contoh Kearifan Lokal Tak Berwujud di Jogja
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kearifan lokal tak berwujud bisa berupa pesan-pesan atau nasihat-nasihat. Dirangkum dari Jurnal Civic Hukum berjudul 'Penguatan Kearifan Lokal Daerah Istimewa Yogyakarta' oleh Triwahyuningsih dkk, beberapa contoh pesan/nasihat tersebut adalah:
- Sangkan paraning dumadi (semua berasal dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan)
- Urip iku bebasan mung mampir ngombe (kehidupan itu hanya bersifat sementara hanya sebentar saja, seperti singgah minum)
- Hamemayu hayuning bawana (tuhan menciptakan dunia dan seisinya serba teratur, jika ada kekacauan pada salah satu unsur akan menggoncang unsur lain)
- Adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan (Tuhan itu tidak tampak, tidak bisa diraba atau diindra dengan cara apapun, namun selalu ada, senantiasa mengawasi, dan Maha Melihat)
- Aja nggege mangsa (tidak boleh mendahului kehendak Tuhan, harus selalu bersyukur)
Sugih tanpa bandha (walau kaya harta, tapi dimensi ukhrawi lebih diutamakan)
Demikian penjelasan lengkap mengenai kearifan lokal, mencakup pengertian, ciri, hingga contoh-contohnya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(sto/rih)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja