Sejarah Gelar Sultan, Asal-usulnya berasal dari Timur Tengah

Sejarah Gelar Sultan, Asal-usulnya berasal dari Timur Tengah

Mahendra Lavidavayastama - detikJogja
Kamis, 11 Jan 2024 15:09 WIB
Keraton Yogyakarta
Ilustrasi sejarah gelar Sultan, asal-usulnya berasal dari Timur Tengah. Foto Keraton Yogyakarta: Bagus Kurniawan/detikom
Jogja -

Dalam sistem pemerintahan yang menganut sistem Islam, umumnya para pemimpin kerajaan tersebut dijuluki sebagai sultan. Gelar ini disandingkan kepada pemimpin laki-laki yang telah diangkat menjadi raja di kerajaan tersebut.

Mengutip laman UIN Sunan Ampel Surabaya, secara etimologis gelar Sultan memiliki banyak pengertian ada yang bermakna kekuasaan, dimenangkan, keterangan, dalil, kekuatan dan wewenang, serta pemegang pemerintahan. Pengertian ini sangat identik dengan sosok profil pemimpin suatu wilayah, maka kata sultan bisa disebut juga dengan Malik yang berarti raja.

Sementara itu secara terminologi, sultan berarti gelar yang biasa digunakan oleh pemimpin pemerintahan (raja-raja) Islam. Pemimpin ini berarti dia sebagai Kepala Negara atau Panglima Perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul Gelar Sultan

Masih merujuk pada sumber yang sama, kata sultan berasal dari Timur Tengah yang saat itu telah meluaskan sayapnya sampai Kufah, yakni ibukota pertama bagi Kerajaan Abbasiyah. Gelar sultan sendiri pertama kali digunakan dalam agama Islam saat Dinasti Abbasiyah berkuasa, gelar ini disematkan pada Khalifah Al-Mansur atau masyhur dikenal sebagai Sultan Allah lalu ada Khalifah Al-Muwaffaq yang dipanggil sultan.

Baru setelah itu banyak gubernur-gubernur, menteri, dan figur-figur penting lainnya menggunakan gelar Sultan. Contohnya adalah Khalifah Harun Al-Rasyid yang memberikan sebutan Sultan kepada wazirnya.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, pada abad ke-10 M, sebutan sultan telah berlaku secara umum, meskipun masih secara informal, untuk menunjuk penguasa-penguasa dan raja-raja independen. Hal ini dilakukan untuk membedakan dengan para penguasa dan raja lain yang masih tunduk di bawah pemerintahan pusat.

Gelar Sultan Resmi Diakui pada Abad ke-11

Penggunaan gelar sultan baru secara resmi diakui pada abad ke-11, saat itu kerajaan yang menggunakannya adalah Dinasti Saljuk Yang Agung, yakni Tughril Bek sebagai penguasa muslim pertama yang ingin dan lebih senang menggunakan gelar sultan pada mata uang dengan gabungan 'As-Sultan Al Muazzam'.

Sehingga dapat dipastikan jika Saljuk lah yang menggunakan gelar sultan pertama secara resmi sebagai penguasa (Raja Islam). Ini dibuktikan dengan Saljuk yang menguasai daerah Khurasan, Taghril pada tahun 1038 M, memproklamirkan dirinya sebagai Sultan di Nisyapur. Baru setelahnya di tahun 1055 M gelar Sultannya dikukuhkan Khalifah Baghdad.

Sehingga bisa disimpulkan jika gelar sultan mulanya berasal dari Timur Tengah, tepatnya Iran (Pemerintahan Saljuk) meskipun pada masa Abbasiyah, gelar ini sudah digunakan. Pada periode Abbasiyah gelar ini belum secara resmi digunakan oleh pemimpin negara karena pemerintahan masih dipegang oleh seorang Khalifah.

Gelar Sultan dalam Kerajaan Islam Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara tidak dalam waktu bersamaan, ada daerah yang Islam telah masuk ke daerah itu, ada yang baru mengenal Islam, ada yang bahkan belum mengenal agama Islam. Sehingga bersamaan dengan itu, Nusantara yang saat itu masih dilingkupi banyak kerajaan-kerajaan masih belum banyak yang menggunakan gelar Sultan sebagai gelar rajanya.

Terdapat kerajaan yang telah menggunakan gelar sultan ada juga kerajaan yang telah berdiri namun enggan menggunakan gelar Sultan. Berikut detikJogja bagikan kerajaan-kerajaan yang telah menggunakan gelar Sultan secara kronologi.

1. Samudera Pasai

Raja pertama yang menggunakan gelar Sultan adalah Sultan Al-Malikush Shaleh pada abad ke-13 M.

2. Kerajaan Malaka

Mulanya raja Kesultanan Malaka beragama Hindu, bernama Permai Sure, baru kemudian pada tahun 1384 M memeluk agama Islam dan bergelar Sultan Muhammad Syah.

3. Kesultanan Aceh

Berdiri pada awal abad ke-16 M dengan raja pertamanya yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah atau berjuluk Sultan Ibrohim yang memerintah dari tahun 1514-1528 M.

4. Kesultanan Demak

Muncul sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa pada tahun 1500-1550 M, dengan raja pertama bernama Raden Fatah yang masih keturunan Kerajaan Majapahit. Sunan Gunung Jati serta para wali menobatkan Raden Fatah menjadi raja pertama yang bergelar Pangeran Adipati Patah atau Sri Sultan Bintoro Ngabdul Patah atau bergelar Syeh Sultan Alam Akbar ke I atau gelar lainnya yakni Senopati Jimbon Panembahan Sayidin Panatagama.

5. Kesultanan Pajang

Raja pertama yang memerintah kesultanan ini bernama Jaka Tingkir yang bergelar Sultan Hadiwijaya pada tahun 1581 M.

6. Kesultanan Mataram Islam

Kerajaan ini berdiri sejak runtuhnya Kesultanan Pajang, dengan pemimpin pertamanya bernama Ki Ageng Pemanahan yang memerintah di Kotagede pada tahun 1577 M, lalu digantikan oleh anaknya yang bergelar Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama atau disebut Panembahan Senopati, lalu digantikan oleh putranya yakni Mas Jolang yang bergelar Ki Gede Mataram yang masyhur dikenal sebagai Panembahan Seda Ing Krapyak.

Penggunaan gelar sultan baru digunakan pada tahun 1613 M yang saat itu digunakan oleh raja Mataram ketiga, yakni Sultan Agung yang bernama asli Raden Mas Rangsang. Gelar lengkap Sultan Agung adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Alogo Ngabdurrahman.

7. Kesultanan Cirebon

Menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa Barat, kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1479 M yang sekaligus menjadi raja pertama.

8. Kerajaan Banjar

Terletak di Kalimantan Selatan, raja yang memerintah bergelar Sultan Suriansyah yang bernama asli Raden Samudera. Kerajaan ini resmi menganut ajaran islam pada tahun 1526 M.

9. Kerajaan Kutai

Penyebaran agama islam di wilayah ini telah berlangsung sejak 1575 M dengan raja islam pertama yaitu Sultan Muhammad Muslihuddin pada tahun 1739-1782 M.

10. Wilayah Maluku

Kerajaan yang masyhur dengan aliran islamnya adalah Kerajaan Ternate yang dipegang oleh Zainal Abidin pada tahun 1486-1500 M yang bergelar Sultan. Selain itu, terdapat Kerajaan Tidore dengan raja pertamanya yakni Kalano Ciriati yang bergelar Sultan Jamaluddin.

11. Kerajaan Gowa-Tallo (Sulawesi)

Raja pertama yang memerintah adalah Karaeng Matoaya sekaligus raja pertama yang memeluk agama Islam. Ia bergelar Sultan Abdullah Awwalul Islam atau terkenal dengan Awwalul Islam.

12. Palembang

Berdiri pada tahun 1668 M, tidak diketahui pasti kapan gelar Sultan digunakan di Kesultanan Palembang namun dapat dipastikan gelar Sultan diadopsi oleh raja-raja Palembang sejak tahun 1675 M.

13. Nusa Tenggara

Kesultanan Bima di Pulau Sumbawa berdiri pada tahun 1620 M dengan nama raja bernama Abdul Kahir dan Sultan Abdul Kahir menjadi sultan pertama di Kesultanan Bima.

Nah, itu tida sejarah asal-usul penggunaan gelar Sultan dari awal hingga masuk ke kerajaan di Nusantara, semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads