Tahapan Upacara Panggih, Acara Puncak dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa

Tahapan Upacara Panggih, Acara Puncak dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 05 Jan 2024 16:30 WIB
Pernikahan Adat Jawa Putri Tanjung
Ilustrasi pernikahan adat Jawa. Foto: Dok. modern.co
Jogja -

Pernikahan adalah kegiatan yang sakral menurut masyarakat Jawa yang penuh filosofi dan makna. Di antara upacara-upacara dalam pernikahan Jawa, salah satunya adalah upacara Panggih.

Mengutip penjelasan dari laman Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Jogja, upacara Panggih adalah puncak dari seluruh rangkaian pernikahan adat Jawa. Secara singkat, upacara Panggih adalah bertemunya pengantin pria dan wanita.

Pada 10 Januari 2024, upacara Panggih akan dilaksanakan oleh Pura Pakualaman dalam hajat dalem Dhaup Ageng, yakni pernikahan antara BPH Kusumo Kuntonugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara Panggih menjadi salah satu prosesi puncak dalam rangkaian acara Dhaup Ageng Pura Pakualaman yang dimulai sejak Oktober lalu. Upacara ini akan dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB di tratag KD Bangsal Sewatama.

Lalu bagaimana tahapan pelaksanaan upacara Panggih? Bagaimana pula asal-usul terciptanya upacara ini? Berikut penjelasannya yang sudah dirangkum detikJogja.

ADVERTISEMENT

Asal-Usul Upacara Panggih

Upacara Panggih diciptakan oleh Sunan Kalijaga, sebagaimana dijelaskan dalam skripsi berjudul Tradisi Upacara Panggih dalam Pernikahan Adat Jawa Menurut Perspektif Hukum Islam oleh Alfian Rifqi Asikin.

Dikisahkan bahwa upacara ini adalah hasil kreasi Sunan Kalijaga ketika menyebarkan Islam di Bumi Jawa. Kisah pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa dalam sebuah rangkaian adat pernikahan pun diceritakan sang Sunan.

Pertemuan kedua manusia paling awal di bumi itu diceritakan layaknya pengantin laki-laki dan perempuan. Dalam upacara Panggih, kita mengenal istilah kembar mayang. Benda ini ternyata juga dibuat oleh Sunan Kalijaga dengan kisah cinta Nabi Adam dan Siti Hawa sebagai latar belakangnya.

Mengenal Upacara Panggih

Dalam bahasa Jawa, kata 'Panggih' berarti bertemu sebagaimana disadur dari tulisan berjudul Makna Simbolik Prosesi Upacara Panggih dalam Perkawinan Adat Jawa Tengah di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu oleh Merlika Sari.

Makna dari upacara Panggih adalah agar pasangan yang baru menikah dapat menjalani hidupnya dengan bahagia dan sejahtera. Sementara itu, fungsinya adalah untuk mempertunjukkan kehendak berumah tangga di hadapan manusia dan tuhan.

Berdasar penjelasan dalam artikel Tata Urutan Upacara Perkawinan Adat Jawa Gagrag Yogyakarta oleh Ernawati Purwaningsih, upacara Panggih merupakan rangkaian terakhir sekaligus terpenting pada pernikahan adat Jawa.

Pada tahapan ini, pengantin laki-laki bersama orang tua dan keluarganya akan berangkat menuju rumah pengantin perempuan. Lalu, pengantin perempuan akan keluar kamar dengan juga didampingi orang tua dan keluarganya.

Setelah upacara Panggih selesai, kedua pengantin telah sah sebagai sepasang suami dan istri. Keduanya memiliki hak dan kewajiban bersama satu dengan yang lainnya dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga.

Tahapan-tahapan Upacara Panggih

Mengacu pada tulisan dalam Jurnal DiH berjudul Upacara Panggih Pengantin dalam Pernikahan Adat Jawa dan Kaitannya dengan Prinsip Monogami Perkawinan Katolik karya Marianus Ivo Meidinata dan Alphonsus Tjatur Raharso, terdapat 10 tahapan dalam upacara Panggih. Berikut ini rinciannya:

1. Upacara Balangan Sirih

Sesuai namanya, kedua pengantin akan saling melempar daun sirih yang telah digulung dan terdapat jambe di dalamnya. Namun, akhir-akhir ini, prosesnya telah diganti dengan saling menukar sirih. Maknanya, bahwa kedua mempelai tidak ada yang lebih dominan atau berkuasa, melainkan sederajat.

2. Upacara Wiji Dadi

Tahapan kedua upacara Panggih adalah upacara Wiji Dadi. Dalam tahap ini, pengantin lelaki akan menginjak telur hingga pecah. Setelahnya, pengantin wanita akan membasuh kaki pengantin pria. Maknanya, adalah simbol saling menghormati dan kasih antara keduanya.

3. Sindur Binayang

Ayah pengantin wanita akan berjalan di depan kedua pasangan dengan menarik kain. Di belakangnya, diikuti oleh ibu pengantin wanita. Maknanya adalah bahwa kedua pengantin mesti mengikuti teladan yang diberikan oleh orang tua.

4. Upacara Nimbang

Dalam tahap ini, pengantin pria akan duduk di atas paha kanan ayah pengantin wanita. Sementara, pengantin wanita akan duduk di paha bagian kirinya.

Kemudian, ibu pengantin wanita akan bertanya mana yang lebih berat. Jawabannya adalah bahwa keduanya sama berat. Sejak saat itu, pengantin pria telah resmi menjadi 'anak' dari kedua orang tua pengantin wanita.

5. Upacara Nandur

Kedua orang tua pengantin wanita berdiri di hadapan pasangan mempelai. Lalu, memegang dan menekan bahu pasangan mempelai tersebut. Maknanya adalah agar pasangan itu tumbuh subur dengan cinta kasih sebagai pupuknya.

6. Upacara Kacar-kucur dan Kembul Dhahar

Pada upacara Kacar-kucur, sang suami akan memberikan nafkah kepada istrinya. Hal ini melambangkan tekad dan komitmen pengantin pria untuk memberi penghidupan pada pengantin wanita.

Sementara itu, dalam upacara Kembul Dhahar, kedua pengantin akan saling menyuapi makanan. Upacara ini adalah simbol yang berarti kedua pengantin akan menggunakan penghasilan mereka untuk hidup bersama.

7. Upacara Mertui dan Sungkeman

Tahap selanjutnya dalam upacara Panggih adalah orang tua pengantin wanita menjemput orang tua pengantin pria. Lalu, dimulailah upacara Sungkeman. Kedua pengantin akan sujud kepada kedua orang tua masing-masing dan meminta restu.

8. Upacara Tukar Kalpika

'Kalpika' dalam bahasa Jawa berarti cincin. Upacara ini melambangkan keabadian perkawinan yang tidak boleh diceraikan oleh siapa pun.

9. Upacara Sambutan dan Pemberian Doa Restu

Pada tahapan ke sembilan upacara Panggih ini, ikatan perkawinan antar pengantin telah direstui dan diketahui oleh tamu undangan dan publik. Keluarga lalu memberikan sambutan dan mempersilakan hadirin untuk memberikan selamat atau restu.

10. Upacara Kirab Pengantin

Rangkaian terakhir upacara Panggih adalah kirab pengantin. Sekarang tiba waktunya bagi kedua pengantin untuk masuk ke dalam rumah dan berganti pakaian. Selama waktu tersebut, pengunjung dipersilakan untuk santap bersama dan kemudian berpamitan untuk pulang.

Nah, itulah penjelasan seputar upacara Panggih dalam pernikahan adat Jawa. Semoga bermanfaat, Dab!




(ahr/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads