Indonesia disebut sebagai negara maritim karena luas perairannya melebihi daratannya. Hal inilah yang menjadi cikal bakal sejarah nenek moyang bangsa Indonesia sebagai pelaut handal seperti tergambar dalam syair lagu 'Nenek Moyangku Orang Pelaut'. Oleh karena itu, keberadaan perahu tidak lepas dari sejarah budaya kelautan Indonesia.
Sebelum majunya peradaban kehidupan manusia, perahu menjadi salah satu moda transportasi utama. Perahu tradisional pun memiliki banyak jenis, tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Lantas, apa saja jenis-jenis perahu tradisional Indonesia? Yuk, simak informasinya berikut ini.
10 Jenis Perahu Tradisional di Indonesia
Menjadi salah satu moda transportasi zaman dahulu, perahu tradisional meninggalkan sejarah budaya kelautan Indonesia. Berikut beberapa jenis perahu tradisional Indonesia yang telah dihimpun detikJogja, yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Perahu Jukung
Mengutip buku 'Ensiklopedia Transportasi Dunia' (2012) oleh Nuri Mentari Dini, perahu jukung adalah perahu tradisional Indonesia khas Banjar, Kalimantan Selatan. Perahu ini biasanya digunakan dalam jarak dekat seperti di di danau, rawa, atau sungai.
Perahu jukung memiliki panjang 3,5 - 4,5 meter dan bisa digerakkan dengan dayung atau menggunakan galah. Kapasitas perahu mampu memuat lebih dari 2 orang.
2. Perahu Mandar
Perahu tradisional khas suku Mandar, Sulawesi Barat, ini konon katanya mampu mengarungi samudra yang berombak besar. Suku Mandar sendiri merupakan suku yang terkenal menjelajah lautan, maka tak heran kepiawaian masyarakatnya yang mampu menciptakan perahu tradisional yang sederhana tetapi cukup tangguh. Perahu mandar biasanya dilengkapi layar berbentuk segitiga yang fungsinya sebagai penambah kecepatan perahu.
3. Perahu Gubang
Perahu ini termasuk dalam jenis perahu layar tradisional asal Provinsi Riau. Perahu ini dulunya banyak digunakan oleh masyarakat pedalaman yang tinggal di daerah pesisir pantai. Perahu Gubang digunakan sebagai moda transportasi untuk mengunjungi pulau-pulau sekitar.
Komponen perahu gubang terdiri dari dua tiang yang terpasang di tengah sebagai tempat layar persegi panjang. Gubang memiliki panjang perahu 8,75 meter dan lebar 0,8 meter dengan lantai dasar perahu terbuat dari bambu.
4. Perahu Pinisi
Perahu tradisional ini berasal dari suku Bugis, Sulawesi Selatan. Konon, perahu ini tak hanya menjelajahi lautan Nusantara saja, melainkan merambah hingga Austria, Filipina, dan Madagaskar. Pinisi memiliki tujuh layar yang mengandung makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh lautan atau samudra besar di dunia.
Pinisi memiliki dua tiang utama yang terpasang di depan dan belakang kapal serta layar sebanyak 7-8 buah. Perahu ini merupakan warisan nenek moyang yang sudah ada sejak tahun 1500-an. Dulunya pinisi digunakan oleh pelaut Konjo, Bugis, dan Mandar, Sulawesi Selatan untuk mengangkut barang.
5. Perahu Pencalang
Pencalang atai Pantchiallang atau Pantjalang merupakan perahu tradisional yang digunakan masyarakat Riau dan Semenanjung Melayu. Berasal dari bahasa Melayu, pencalang artinya mengintip atau memata-matai.
Menurut catatan sejarah, perahu ini digunakan pada masa kerajaan Majapahit untuk mengirim surat dengan tujuan meningkatkan hubungan dengan kesultanan Melaka. Dulunya juga digunakan untuk berdagang serta peperangan, karena melalui layar tanjaknya dianggap cocok untuk memata-matai musuh.
6. Perahu Golekan Lele
Perahu tradisional ini berasal dari Madura, Jawa Timur. Golekan lele termasuk dalam jenis perahu dagang jarak jauh yang dulunya digunakan untuk mengangkut barang dagangan antar pulau. Perahu yang memiliki panjang sekitar 5 meter.
7. Perahu Mayang
Perahu mayang adalah perahu tradisional Indonesia yang berasal dari daerah pantai di Utara Jawa. Perahu ini memiliki panjang 12 meter dan mampu mengangkut beban 7 ton. Kurang lebih, perahu ini mampu menampung enam penumpang dan biasanya digunakan untuk menangkap ikan.
8. Perahu Kora-Kora
Perahu kora-kora merupakan perahu tradisional khas Kepulauan Maluku yang dikenal gesit. Memiliki panjang sekitar 10 meter, perahu ini membutuhkan 40 pendayung untuk melaju
Konon, masyarakat Maluku memakai perahu ini dalam peperangan melawan Belanda. Dan karena dilengkapi dengan dayung dalam jumlah banyak, perahu kora-kora dapat melaju cepat dan tidak mudah tertembak oleh musuh.
9. Perahu Lancang Kuning
Perahu tradisional khas Provinsi Riau ini dulunya merupakan kendaraan resmi Kerajaan Siak Sri Indrapura. Perahu berwarna kuning sesuai dengan namanya ini memiliki panjang 23 meter. Saat ini, perahu lancang kuning sudah tidak ada, tetapi tiruan perahu tersebut dapat dijumpai di Museum Bahari Indonesia di Jakarta.
10. Perahu Padekawang
Perahu padekawang merupakan perahu tradisional asal suku Bugis dan Makassar. Konon, perahu ini sudah ada sejak abad 16 dan digunakan untuk berlayar hingga pantai utara Australia. Pandekawang memiliki panjang 12 meter dan mampu mengangkut beban 30 ton serta menampung 20 penumpang.
Demikian informasi terkait berbagai jenis perahu tradisional Indonesia. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM