Kekayaan diksi yang dimiliki bahasa Jawa memang tidak ada habisnya. Dalam bahasa Indonesia, kita akan menggunakan istilah 'bawa-membawa' untuk menunjukkan bahwa seseorang sedang membawa barang. Lalu, bagaimana cara menjelaskan cara membawa dalam bahasa Jawa?
Dalam bahasa Jawa, istilah untuk menggambarkan kondisi 'membawa' adalah nggawa. Namun, bukan hanya itu saja, lho, detikers! Bahasa Jawa memiliki segudang istilah untuk menggambarkan cara seseorang membawa sesuatu secara mendetail.
Tanpa berlama-lama, yuk, simak ragam istilah dalam bahasa Jawa tentang cara membawa atau patrape nggawa berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan di bawah ini bersumber dari buku Baboning Pepak Basa Jawa karya Budi Anwari (2020), jurnal berjudul Kajian Sosiolinguistik: Penggunaan Verba Bahasa Jawa "Membawa" dalam Ritual Masyarakat Hindu Desa Wonokerso karya Pratista Widya Satwika dkk, buku Pelangi Linguistik, Kajian Bahasa Jawa dalam Widyaparwa karya Wiwin Erni Siti Nurlina dkk, dan aplikasi Bausastra Bahasa Jawa Lengkap.
1. Manggul
Nggawa ditumpangake ing pundhak (membawa dengan cara ditumpangkan di pundak). Yang dibawa dengan cara ini adalah barang dengan beban sedang hingga berat dalam jarak dekat. Bagian tubuh yang berpartisipasi adalah pundak dan tangan. Bantuan pundak meringankan beban kerja tangan.
2. Mikul
Nggawa nganggo pikulan, ditumpangake ing pundhak (membawa dengan pikulan, ditumpangkan di pundak). Cara yang satu ini mirip dengan manggul meski memiliki perbedaan.
Bedanya, mikul menggunakan bantuan alat, biasanya berbentuk kayu atau tongkat panjang. Tongkat tersebut diletakkan menjulur dari bahu kanan hingga kiri. Pada kedua ujung tongkat, terdapat tali yang menjulur ke bawah dan kemudian melekat pada tempat untuk membawa barang. Tangan memegang tongkat tersebut untuk menjaganya stabil dan tidak jatuh.
3. Nggendhong
Nggawa ditumpangake ing geger (membawa dengan ditumpangkan ke punggung). Cara yang satu ini menunjukkan bahwa yang dibawa adalah manusia. Nggendhong terbagi menjadi dua tipe, yakni di samping dan belakang.
Jika manusia yang di-gendhong berada di belakang, maka tubuh peng-gendhong akan cenderung bungkuk. Sebaliknya, jika yang di-gendhong berada di samping depan, maka tubuh dapat berdiri dengan tegak.
4. Mbopong
Nggawa sarana ditumpangake ing tangan loro (membawa sesuatu dengan cara menggunakan dua tangan). Penjelasan tambahan dari versi lain menyebutkan bahwa sesuatu yang dibawa tersebut berada di daerah dada atau perut.
5. Munji
Manggul bocah, tangane bocahe cekelan sirahe sing manggul (memanggul anak kecil dan tangannya berpegangan pada kepala yang memanggul). Cara satu ini sering digunakan seorang bapak kepada anaknya. Kedua kaki sang anak akan menjulur di samping kanan dan kiri leher bapaknya.
6. Ngemban
Nggawa ing bangkekan nganggo slendang (membawa di bagian kanan-kiri tubuh dengan selendang). Contohnya seperti seorang ibu yang membawa bayi dengan selendang pada posisi di samping kanan atau kiri tubuhnya.
7. Nggotong
Nggawa kajunjung wong akeh (membawa dengan dijunjung orang banyak). Contohnya adalah beberapa orang yang bersama-sama mengangkat lemari. Posisi badan sedikit membungkuk untuk meringankan beban.
8. Nyangking
Nggawa digantung ing tangan (membawa dengan cara digantungkan pada tangan). Barang yang dibawa biasanya ringan dan dapat dibawa dengan satu tangan. Contohnya adalah membawa tas tangan dengan genggaman tangan.
9. Nyunggi/Nyuwun
Nggawa ditumpangake ing sirah (membawa dengan cara ditumpangkan di kepala). Detikers sering melihat penjual sate keliling? Biasanya, para penjual sate keliling akan membawa semacam nampan yang berisikan lontong, sate, acar, dan bahan perlengkapan lainnya di atas kepala. Cara membawa demikianlah yang disebut nyunggi/nyuwun.
10. Ngemprit/Ngempit/Ngapit
Nggawa dijapit ing cangkalan/kelek (membawa dengan cara dijepit di ketiak). Cara ini hanya nyaman digunakan untuk membawa barang yang ringan dalam jarak dekat. Barang yang dikempit adalah barang ringan. Jika digunakan untuk jarak jauh, akan terasa pegal dan sakit pada ketiak.
11. Ngindhit
Nggawa ing bangkekan, nggawa kranjang utawi klenthing (membawa di samping, seperti misalnya membawa keranjang atau klenting, semacam alat untuk mengambil air). Cara membawa yang satu ini seperti merangkul di daerah pinggang.
12. Nyengkiwing
Nggawa sing panyekele ing pucuking bae (membawa dengan hanya memegang bagian pucuknya saja). Contohnya adalah ketika membawa tas belanjaan berbentuk kotak besar, barangnya hanya ada di bagian bawah tas. Tangan berfokus untuk memegang pegangan tas di bagian atas.
13. Nengguluk
Membawa barang dengan cara diletakkan di bahu dan diapit oleh kepala. Selain diapit kepala, tangan juga memegang barang tersebut agar tidak jatuh. Cara membawa ini cocok digunakan untuk jarak yang tidak terlalu jauh dengan beban sedang hingga berat.
14. Nyeret
Sesuai namanya, nyeret digunakan untuk membawa barang dengan cara diseret. Contohnya adalah koper yang dibawa dengan memanfaatkan rodanya.
15. Mapah
Cara yang satu ini digunakan untuk membawa orang yang sedang sakit atau cedera. Caranya adalah dengan melingkarkan tangan orang yang dibawa pada pundak si pemapah. Si pemapah kemudian memegang tangan tersebut sembari perlahan bergerak bersama.
16. Mandhi
Nggawa bedhil gada dipanggul (membawa senapan dengan dipanggul). Cara untuk membawa senjata api atau bedhil dalam bahasa Jawa.
17. Nggembol
Nggawa apa-apa dilebokke ing jarit (membawa apa-apa dengan dimasukkan di jarit). Jarit atau jarik adalah kain yang dikenakan di bagian bawah dalam adat Jawa. Nggembol sendiri juga bisa digunakan untuk menyebut cara membawa sesuatu yang dimasukkan dalam saku celana.
18. Ngarak
Ngeterake bebarengan wong akeh (mengantarkan bersama banyak orang). Dalam bahasa Indonesia, ngarak disebut mengarak. Banyak orang yang berpartisipasi dalam cara ini untuk membawa bawaan yang sedang hingga berat. Cara ini identik dengan perayaan besar.
19. Nuntun
Caranya adalah dengan menggandeng barang/manusia yang ingin dibawa. Detikers pasti pernah melihat orang yang sedang memegang setang sepeda sambil bergerak maju, bukan? Aktivitas tersebut adalah contoh nuntun.
20. Nyurung
Dalam bahasa Indonesia, cara ini disebut mendorong. Contohnya adalah seseorang yang sedang mendorong kereta bayi. Cara yang digunakannya tersebut disebut nyurung.
21. Nyangklong
Contoh penerapan nyangklong adalah ketika seseorang membawa tas sampir dengan selempang yang panjang. Selempang tersebut kemudian diletakkan di bahu kanan/kiri dengan posisi tegak vertikal. Cara membawa demikian disebut dengan nyangklong.
22. Nyengkelit
Nyengkelit dimaknai sebagai cara membawa benda panjang dengan diselipkan di pinggang. Contohnya adalah seseorang yang meletakkan keris di stagennya (semacam kain panjang yang digunakan seperti ikat pinggang).
Demikian beberapa kosakata dalam bahasa Jawa untuk menjelaskan cara membawa. Semoga bermanfaat, ya, detikers!
(apu/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu