Terdapat makam yang dipercaya pusara istri dan putra Prabu Brawijaya V di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Dinas Kebudayaan (Disbud) Gunungkidul mencatat makam itu sebagai warisan budaya (WB).
Berstatus Warisan Budaya
Kepala Disbud Gunungkidul Agus Mantara menjelaskan untuk saat ini pusara tersebut masih berstatus sebagai WB.
"Saat ini statusnya sebagai WB," ungkap Agus kepada detikJogja saat ditemui di kantornya, Selasa (28/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk keasliannya, Agus menjelaskan, pihaknya masih belum bisa memastikan. Sebabnya pihaknya membutuhkan data untuk menyatakan jika makam tersebut asli atau tidak.
"Makam itu masih belum bisa dipastikan bahwa itu asli atau tidak, ya. Kami ketika akan menyatakan hasil atau tidak kan butuh data. Jadi ketika data belum terkuat kami nggak bisa (memastikan) apakah asli atau tidak karena ini kan kaitannya dengan keyakinan masyarakat," ungkapnya.
"Kami juga tidak berani memberikan statement untuk itu karena jangan sampai kami ini salah memberikan statement kepada masyarakat dan pada semuanya karena ini kan menjadi konsumsi publik betul-betul," imbuhnya.
Bisa Menjadi Objek Diduga Cagar Budaya
Setelah berstatus sebagai WB, Agus mengatakan, makam tersebut bisa menjadi objek yang diduga cagar budaya (ODCB). "Pertama itu dia sebagai WB dulu. Setelah WB nanti ada data-data oh ini kayaknya diduga cagar budaya. Nanti kalau ODCB diperkuat lagi datanya dan dikaji," jelasnya.
Meski begitu, Agus mengungkapkan, makam tersebut menjadi aset penting bagi Kabupaten Gunungkidul, karena Gunungkidul sedang mengembangkan pariwisata di sektor budaya.
"Kami, terutama yang namanya laporan masyarakat tentang warisan budaya ini menjadi aset penting bagi Gunungkidul karena Gunungkidul saat ini lagi mengembangkan bagaimana pariwisata budaya ini bisa mendukung mendongkrak hadirnya wisatawan di Kabupaten Gunungkidul," katanya.
Sebabnya, Agus menuturkan, pihaknya memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk melakukan eksplorasi data penguat warisan budaya. "Kami memberikan dukungan penuh kepada masyarakat untuk melakukan explore artinya mencari data-data penguat terkait dengan warisan budaya ini," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, terdapat kompleks makam tua di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Di kompleks itu dipercaya terdapat peristirahatan istri dan putra Prabu Brawijaya V.
Kondisi Makam
Pantauan detikJogja di lokasi, terdapat setidaknya puluhan makam tua yang berjejeran di kompleks permakaman Migid yang berada di lereng gunung tersebut. Makam itu dikelilingi oleh pepohonan dan bebatuan gunung.
Untuk menuju ke kompleks makam tersebut dapat menggunakan sepeda motor maupun dengan berjalan kaki dari permukiman terdekat dengan jarak sekitar 300 meter. Jalan berupa tanah dan bebatuan itu hanya dapat dilalui satu sepeda motor. Kondisinya licin saat hujan.
Meski terdapat di satu kompleks, makam yang dipercaya sebagai istri Prabu Brawijaya V dan putranya itu terpisah sekitar lima meter. Makam istri Prabu Brawijaya V itu terletak di tengah kompleks permakaman. Sedangkan makam putranya terletak di sebelah pinggir barat.
![]() |
Cerita Warga Setempat
Menurut Ngatino (53), warga asal Padukuhan Kampung Kidul, Kalurahan Kampung, kedua makam tersebut dipercaya telah ada sekitar 500 tahun lalu, tepatnya usai keruntuhan kerajaan Majapahit di tahun 1478.
"Dari tutur si mbah-mbah itu, kalau beliau (istri dan putra Prabu Brawijaya V) dimakamkan di sini, sudah adanya makam ini sekitar 500-an tahun setelah 1478 yang jelas," papar Ngatino kepada detikJogja di lokasi, Jumat (24/11).
Kondisi makam istri Prabu Brawijaya V itu tampak terawat dan diperbarui. Tampak permukaannya berwarna hitam dari batu lebih baru daripada makam putranya dan telah diplester di sekitarnya meski terdapat beberapa helai retakan. Begitupun dengan nisannya yang tampak seusia dengan permukaan makam tersebut.
Berbeda dengan makam putranya yang sudah berongga di sejumlah sisi. Terdapat setidaknya tiga rongga di makam tersebut, yakni di sisi timur, selatan dan utara bawah.
Lebih lanjut, nama istri Prabu Brawijaya V itu, kata Ngatino, dikenal dengan Dewi Roro Resmi atau Wandan Kuning dan itu telah dipercaya secara turun-temurun.
"Dari masyarakat sini yang sudah tahu dari dulunya ini katanya Dewi Roro Resmi atau juga bisa disebut Wandan Kuning. Ini tutur dari semua masyarakat Candi, sudah mengamini ini dari si mbah-mbah," tuturnya.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Gelagat Anggun Sopir Bank Gondol Rp 10 M Sebelum Ditangkap