Sendang Kemuning merupakan tempat bersuci yang terletak di belakang Sendang Seliran (tempat bersuci keluarga kerajaan) dan Makam Raja-raja Mataram. Sendang ini terletak di Gang Belakang Masjid Besar, Dusun Sayangan, Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Bantul. Letaknya cukup tersembunyi karena terhalang oleh benteng besar.
Pantauan detikJogja, Rabu (22/11) siang, kawasan Sendang Kemuning tampak sepi. Sendang ini terbagi menjadi dua area, yakni Sendang Putra dan Sendang Putri.
Sendang untuk perempuan terlihat sedang dipakai pengunjung untuk bersih-bersih. Selain untuk bersuci, Sendang Kemuning biasa dipakai untuk mandi dan mencuci baju oleh warga sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdi Dalem Jogja Bagian Makam, Sutono Dauzan mengatakan Sendang Kemuning lebih dulu ditemukan oleh Sunan Kalijaga sebelum Sendang Seliran. Dia menceritakan, orang-orang zaman dulu mencari sumber mata air dengan cara menusukkan tongkat ke dalam tanah.
"Orang dulu kalau mencari air pakai tongkat, dijojoh, ditusukkan ke tanah, itu akan tahu kedalaman air itu seberapa," ucap Sutono Dauzan.
Menurutnya, saat itu Sunan Kalijaga sedang mencari sumber air untuk wudhu hingga akhirnya ditemukan Sendang Kemuning.
"Sunan Kalijaga juga sama. Dia mau wudhu terus dia mencari titik airnya di mana. Setelah (tongkatnya) ditancapkan ternyata di situ dekat dengan mata air, terus keluar airnya. Jadi bukan ditancapkan terus keluar, nggak. Itu untuk menandai kedalaman air itu seberapa," jelasnya.
"Dulu Sendang Kemuning ini digunakan oleh Panembahan Joyoprono untuk aktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Konon Awalnya Hutan yang Banyak Pohon Mentaok
Sutono menceritakan, sebelum ada Kerajaan Mataram Islam, konon wilayah ini berupa hutan yang banyak ditumbuhi pohon Mentaok, sehingga dikenal dengan nama Alas Mentaok. Saat melewati hutan ini, Sunan Kalijaga memiliki firasat bahwa nantinya di wilayah ini akan berdiri sebuah kerajaan besar.
"Terus untuk tanda ditanam pohon beringin itu dan membuat Sendang Kemuning yang letaknya itu di sebelah barat beteng makam ini. Bentukannya lebih kecil. Itu untuk tanda dan menyuruh salah satu anak muridnya Panembahan Joyoprono menempati hutan mentaok sini dengan pesan besok ada keturunan Majapahit yang datang dan akan membuat kerajaan di sini. Jadi waktu Ki Ageng Pamanahan di sini setelah pindah ke hutan mentaok sudah ditemui oleh Panembahan Joyoprono atas pesan dari Sunan Kalijaga," kata Sutono.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(apu/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM