Tiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan dan adat istiadatnya masing-masing yang menjadi ciri khas. Di Jogja, terdapat baju adat untuk laki-laki yang dikenal dengan nama Surjan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), surjan adalah baju jas laki-laki khas Jawa yang berkerah tegak, berlengan panjang, terbuat dari bahan lurik atau cita berkembang. Ternyata pakaian adat ini memiliki makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Jawa.
Lantas, apa makna yang terkandung dalam baju adat Jogja untuk laki-laki ini? Berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Makna Filosofi Surjan?
Dikutip dari laman FEBI UIN Salatiga, dikabarkan bahwa surjan didesain pertama kali oleh Sunan kalijaga. Kata surjan berasal dari bahasa Arab yaitu sirajan, seperti yang terkandung dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 46.
Pada ayat tersebut terdapat kalimat sirajan munira yang memiliki arti cahaya yang menerangi. Dalam bahasa Jawa kata sirajan mengartikan pepadhang dan kata munira berarti menyinari.
Makna Motif Surjan
Pakaian adat ini menggunakan kain motif lurik atau motif garis lurus yang sejajar. Motif ini melambangkan kata furqan yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti pemisah atau pembeda. Sehingga maksud surjan yaitu pakaian yang melambangkan batas atau pemisah antara kebaikan dan keburukan.
Makna Kancing Surjan
Baju Sarjan terdapat 3 pasang kancing pada bagian leher depan. Kancing tersebut jika dijumlahkan terdapat 6 buah kancing. 6 buah kancing tersebut melambangkan Rukun Iman pada islam. Pada lengan kanan dan kiri juga terdapat 5 buah kancing yang dikaitkan dengan Rukun Islam.
Pada bagian dada dekat perut, terdapat 3 kancing yang tempatnya tertutup. 3 kancing ini melambangkan 3 nafsu pada diri manusia yang harus dikendalikan atau disembunyikan.
Ketiga nafsu tersebut adalah Nafsu Bahimah (nafsu seperti pada hewan), Nafsu Lauwamah (nafsu yang berkaitan dengan makan dan minum), dan Nafsu Syaithoniah (nafsu setan).
Pakaian Surjan tidak hanya sekadar pakaian adat, melainkan baju takwa atau pakaian religius bagi yang mengenakannya. Memakai Surjan agar mengingatkan kepada Allah SWT dan dapat memahami makna filosofis tersebut.
Demikian informasi mengenai makna filosofi Baju Surjan. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Meisya peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM