Lagu Syukur merupakan salah satu lagu wajib nasional yang biasanya dinyanyikan dalam berbagai agenda yang berkaitan dengan hari nasional. Berikut ini lirik lagu Syukur dan profil penciptanya.
Lirik lagu Sykur bermakna mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia. Lagu ini juga merepresentasikan tekad, keinginan, dan doa masyarakat Indonesia yang kuat hingga akhirnya Kemerdekaan benar-benar tercapai.
Lalu, bagaimana lirik lagu Syukur dan siapakah sosok yang menciptakannya? Berikut informasinya yang dikutip detikJogja dari buku 'Hamid Algadri: Tokoh Pahlawan Perintis Kemerdekaan dan Tokoh-Tokoh Lain Penerusnya' (2022) oleh Hamid Algadri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Pencipta Lagu Syukur
Husein Mutahar adalah seorang sayyid yang di masa sekarang dikenal sebagai habib. Mutahar lahir pada 5 Agustus 1916 di Semarang dengan nama lengkap Husein bin Salim bin Ahmad Al-Muthahar.
Mutahar memulai pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) Semarang dan dilanjutkan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), kemudian melanjutkan sekolah tingkat SMA di Algemene Middelbare School (AMS).
Setelah lulus dari SMA, Mutahar lalu melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gadjah Mada Fakultas Hukum di Jogja pada tahun 1946. Akan tetapi, kuliah Mutahar hanya berlangsung selama dua tahun karena ia ikut bergabung dengan para pemuda nasionalis dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Bersama mereka, Mutahar ikut dalam Pertempuran 5 Hari di Semarang.
Mutahar pernah mengabdi di Istana Presiden di Jogja. Saat terjadi Agresi Militer Belanda II (1948), dia dipercaya untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Agar tak ketahuan oleh musuh bahwa dirinya sedang membawa sesuatu yang berharga, Mutahar pun membuat siasat.
Dia memisahkan kedua bagian Bendera Merah Putih di mana bagian merahnya ia sembunyikan di pinggang dan bagian putihnya disimpan di dalam koper, lalu ia bawa keluar dari Istana.
Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag (1949), dan setelah Bung Karno kembali ke Istana Yogyakarta (1950), Bendera Pusaka itu dikembalikan ke Istana dan dijahit persis seperti keadaan jahitan semula oleh Ibu Fatmawati.
Pada 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut di Jogja dengan pangkat Mayor. Setelah itu, beberapa jabatan di kementerian dia emban, antara lain sebagai Sekretaris Negara di Istana Jogja dan Pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri.
Setelah itu pada 1974, Mutahar pun akhirnya pensiun. Puncak jabatan yang diembannya adalah sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan.
Mutahar lebih dikenal oleh masyarakat sebagai komponis lagu dan dalam pendidikan kepanduan. Beberapa karyanya yang menjadi lagu nasional adalah "Syukur" (Januari 1945), "Hari Merdeka" (1946). dan "Dirgahayu Indonesiaku".
Sementara lagu-lagu karyanya dalam kepanduan antara lain "Gembira", "Tepuk Tangan Silang-Silang", "Mari Tepuk", "S'lamatlah", "Jangan Putus Asa", "Tiba Saat Berpisah", dan "Himne Pramuka".
Selain itu, Mutahar jugalah yang menjadi penggagas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara setiap 17 Agustus. Ia menerima bintang jasa berupa Bintang Mahaputera Pertama dan juga Bintang Gerilya.
Sepanjang hidupnya, Mutahar tidak memiliki istri. Ia memiliki 8 putra dan 2 putri dari beberapa janda yang merelakan putra-putrinya untuk diangkat sebagai anak.
Pada hari tuanya, Husein Mutahar tinggal di rumah sederhana milik salah seorang anak angkat laki-lakinya. Mutahar kemudian wafat pada 19 Juni 2004 di usia 87 dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan.
Lirik Lagu Syukur
Berikut ini lirik lagu Syukur yang diciptakan oleh Husein Mutahar.
Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
Kehadirat-Mu Tuhan
Itulah lirik lagu Syukur beserta profil Husein Mutahar selaku penciptanya. Semoga bermanfaat!
(rih/sip)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030