Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Tembus Rp 80 Ribu/Kg, Pedagang Sambat

Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Tembus Rp 80 Ribu/Kg, Pedagang Sambat

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 03 Des 2025 14:43 WIB
Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Tembus Rp 80 Ribu/Kg, Pedagang Sambat
Suasana sidak harga komoditas pasar di Pasar Playen, Gunungkidul, Rabu (3/12/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Gunungkidul -

Harga komoditas cabai di Kabupaten Gunungkidul kenaikannya signifikan. Pedagang mengaku naiknya harga cabai membuat penjualan lesu.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Playen, Gunungkidul, Samiyah (71), menuturkan kenaikan harga cabai mulai terasa sejak pekan lalu. Kenaikan harga tersebut, menurutnya, terjadi secara bertahap.

"Kenaikannya pokoknya melejit. Untuk cabai rawit itu bulan kemarin harganya Rp 20-25 ribu per kilogram dan saat ini menyentuh Rp 80 ribu per kilogram," katanya kepada wartawan di Pasar Playen, Gunungkidul, Rabu (3/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samiyah melanjutkan, untuk harga cabai merah besar naik dari Rp 17 ribu menjadi Rp 55 ribu per kilogram. Sedangkan cabai hijau besar dari harga Rp 12 ribu, saat ini naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

"Cabai rawit putih dulu Rp 12 ribu, sekarang Rp 40 ribu per kilogram, dan cabai untuk lalapan itu dari Rp 12 ribu jadi Rp 45 ribu per kilogram sekarang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Samiyah berujar, naiknya harga cabai membuat penjualan mengalami penurunan. Pasalnya pembeli mengurangi jumlah pembelian cabai.

"Iya berpengaruh ke penjualan, semakin menurun drastis. Ya pokoknya kenaikan dirasakan kalau pedagang nangis, kulakan terus dijual sulit, mana kulakan mahal," ucapnya.

Karena itu, Samiyah berharap harga komoditas cabai bisa kembali stabil. Ia juga mengutarakan harapannya supaya pembeli cabai bisa semakin banyak.

"Harapannya, mudah-mudahan harga-harga bisa turun dan penjual bisa bangkit lagi," katanya.

Sementara Pedagang cabai di Pasar Argosari, Wonosari, Sri, menyebut kenaikan harga cabai terjadi sejak pekan lalu. Menurutnya, hari ini menjadi puncaknya dengan menyentuh Rp 80 ribu per kilogram.

"Pekan lalu Rp 70 ribu, terus Rp 75 ribu, dan hari ini Rp 80 ribu untuk harga cabai rawit," ujarnya.

Kenaikan harga itu, lanjut Sri, membuat daya jualnya menurun. Bahkan pembeli yang biasanya membeli satu kilogram cabai saat ini menurun.

"Kalau menurun (penjualan) iya. Jadi yang biasanya beli sekilo sekarang hanya beli 3/4 kilogram," ucapnya.

Oleh sebab itu, Sri saat ini mengurangi jumlah kulakan cabai rawit. Ia mengaku, dirinya terpaksa mengurangi kulakan cabai untuk menghindari kerugian.

"Jadi ya saya memilih untuk mengurangi persediaan cabai rawit agar tidak rugi,"katanya.

Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Eling Priswanto, secara terpisah berkata telah melakukan pemantauan harga di beberapa pasar, salah satunya di Gunungkidul. Eling tidak menampik bahwa terjadi sedikit kenaikan harga, khususnya untuk komoditas cabai.

"Memang naik lumayan agak tinggi untuk cabai, tadi sampai Rp 80 ribu dari sebelumnya Rp 70-75 ribu. Untuk sayuran seperti wortel, tomat juga naik sekitar Rp 3 ribu," paparnya.

Eling menjelaskan, hal tersebut memang kerap terjadi menjelang akhir tahun karena perayaan Natal dan Tahun Baru. Sedangkan penyebab naiknya harga cabai, Eling mengatakan karena beberapa faktor.

"Pertama karena faktor cuaca sehingga produktivitas agak menurun, lalu hama juga. Namun secara umum untuk stok dan segala macam bisa dikatakan aman," ujarnya.

Di sisi lain, Eling mengungkapkan bahwa bencana yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia berpengaruh terhadap harga sejumlah komoditas.

"Taruhlah seperti di Aceh, Sumatera, mereka penyangga untuk komoditas cabai juga, otomatis secara stok nasional akan berpengaruh. Karena itu kerja sama antardaerah yang perlu kita terus tingkatkan. Jadi dari sisi pemerintah harus jeli melihat daerah mana yang surplus dan minus, dan dengan itu nanti kita bisa saling bekerja sama," katanya.




(apu/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads