Industri rumahan di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil menyulap limbah perca menjadi produk fashion dan home decor yang kekinian. Produk ini telah dipasarkan ke berbagai daerah, serta berhasil merambah konsumen mancanegara.
Usaha pengolahan limbah perca ini dapat kita jumpai di Dusun Banggan, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo. Perintisnya bernama Beni Triyono, warga setempat.
Di kediamannya, Beni mengolah potongan kain sisa atau biasa disebut perca menjadi berbagai produk anyar bernilai jual tinggi. Di antaranya ada baju tenun, tas, daster, celana, jaket, hingga bedcover.
"Ya, ini semua dibuat hanya dari kain-kain sisa. Daripada terbuang lebih baik dijadikan produk yang bisa dijual," ucap Beni saat ditemui di rumahnya, Kamis (13/11/2025).
"Di mana produk kami sudah dipasarkan ke berbagai daerah seperti Jakarta dan Bali. Kami juga melayani pengiriman ke Jerman, biasanya setahun tiga kali, yang setiap pengiriman bisa 900 pieces," imbuhnya.
Beni menerangkan usaha ini lahir dari ketidaksengajaan saat dirinya masih memproduksi sarung bantal. Ketika itu, produksi sarung bantal menghasilkan limbah kain yang banyak dan biasanya hanya langsung dibuang.
Berjalannya waktu, ada rekan Beni yang menyarankan agar limbah tersebut bisa didaur ulang. Dari saran itulah, Beni mencoba merangkai perca menjadi beraneka wujud hingga akhirnya bisa berkembang pesat seperti saat ini.
"Karena ada saran untuk mengolah kain sisa ini, akhirnya saya coba-coba. Ternyata bisa," ujarnya.
Beni mengatakan pembuatan kain perca jadi produk jadi dimulai dengan memilih kain yang masih layak. Setelah itu, dipotong sesuai ukuran produk yang diinginkan dan selanjutnya dijahit satu-persatu.
"Jadi prosesnya ini memang panjang dan rumit. Awal-awal memang susah, tapi kalau sudah terbiasa ya bisa lebih cepat jadinya," ucapnya.
Usaha yang dirintis bertahun-tahun ini mengalami perkembangan yang pesat.Untuk memenuhi permintaan pasar, Beni dibantu oleh sekitar 50 pekerja yang sebagian besar merupakan tetangganya. Pekerjaan yang dahulu dipusatkan di rumah produksi kini telah dibawa pulang oleh masing-masing pekerja.
Produk ini pun dipasarkan di berbagai berbagai toko oleh-oleh khas Jogja, termasuk toko-toko di sepanjang Jalan Malioboro dan Teras Malioboro. Produknya juga dipasarkan hingga ke Jakarta dan Bali, serta diekspor ke luar negeri, terutama ke Jerman.
Meskipun kualitasnya telah menembus pasar ekspor, harga produk UMKM fashion dan home dekor ini tergolong masih terjangkau. Yaitu berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 300.000 tergantung jenis produk dan tingkat kesulitannya.
Simak Video "Video: Viral Momen Wakil Bupati Kulon Progo Perbaiki Sepatu Paskibraka"
(apl/afn)