Harga bahan pangan, terkhusus sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan budgeting pangan sehari-hari.
Informasi dari PIHPS pada Rabu (8/10/2025) pukul 11.23 WIB menunjukkan kenaikan harga telur ayam ras segar dan bawang merah. Sebaliknya, cabai merah keriting yang beberapa hari terakhir terus menanjak, justru turun. Begitu pula dengan cabai merah besar.
Kemarin naik tipis Rp 250, hari ini, kenaikan telur ayam ras itu terulang lagi. Satu kilogram telur ayam ras segar naik dari Rp 28.750 menjadi Rp 29.000 di pasar-pasar tradisional Jogja hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga tersebut membuat Jogja berada di 'papan tengah' harga telur ayam Indonesia. Yang paling murah ada di Jambi, yakni Rp 26.100, sedangkan termahalnya tembus Rp 40.000 di Maluku.
Harganya senantiasa stabil seminggu terakhir, bawang merah ukuran sedang ikutan naik seperti telur ayam. Dari sebelumnya Rp 38.750, angkanya naik 3,23% jadi Rp 40.000 per kilogram. Adapun bawang putih, tercatat tetap stagnan di level Rp 39.500.
Pada 2 Oktober 2025, satu kilogram cabai merah keriting dibanderol Rp 41.750. Harganya melonjak gila-gilaan pada 6 Oktober, jadi Rp 55.000. Pada 7 Oktober, angkanya kembali naik, menjadi Rp 57.500. Namun, hari ini, harga cabai merah keriting turun ke level Rp 56.250.
Daftar lengkap perubahan harga bahan pokok Jogja versi PIHPS dapat detikers simak di bawah ini.
Perubahan Harga Sembako Jogja 8 Oktober 2025 Versi PIHPS
Sebagai catatan, data sembako Jogja PIHPS diambil dengan menghitung rata-rata harga di Pasar Beringharjo dan Kranggan. Berikut informasi lengkap perubahan harganya:
- Bawang merah ukuran sedang: Naik dari Rp 38.750 menjadi Rp 40.000/kg
- Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg
- Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg
- Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg
- Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg
- Beras kualitas medium II: Rp 14.150/kg
- Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg
- Beras kualitas super II: Rp 15.000/kg
- Cabai merah besar: Turun dari Rp 46.750 menjadi Rp 45.500/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 57.500 menjadi Rp 56.250/kg
- Cabai rawit hijau: Rp 30.500/kg
- Cabai rawit merah: Rp 33.750/kg
- Daging ayam ras segar: Rp 35.750/kg
- Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
- Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
- Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg
- Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg
- Minyak goreng curah: Rp 18.150/kg
- Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.750/kg
- Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 21.000/kg
- Telur ayam ras segar: Naik dari Rp 28.750 menjadi Rp 29.000/kg
Perubahan Harga Sembako Jogja 8 Oktober Versi Bapanas
Data Panel Harga Bapanas pada Rabu (8/10/2025) pukul 11.32 WIB, menyorot penurunan harga berbagai tipe cabai. Selain cabai, yang juga turun adalah bawang merah, daging ayam ras, ikan kembung, dan ikan tongkol. Di sisi lain, ada kenaikan harga untuk telur ayam ras, biarpun tipis, tercatat dari Rp 28.000 menjadi Rp 28.063 per kilogram.
Cabai merah keriting terlihat turun hampir 600 rupiah, dari Rp 52.571 menjadi Rp 52.000 per kilogram. Sementara itu, cabai merah besar turun lebih signifikan, menjadi Rp 47.143 dari sebelumnya dibanderol Rp 50.714/kg.
Cabai rawit merah menjadi bahan pangan yang paling parah penurunan harganya. Kemarin dipatok Rp 36.429 per kilogram, harganya melemah ke level Rp 32.286 hari ini. Artinya, ada penurunan kurang lebih 11% dalam waktu satu hari.
Daftar lengkap perubahan harga sembako Jogja 8 Oktober menurut Bapanas dapat dilihat via poin-poin berikut:
- Beras premium: Rp 14.500/kg
- Beras medium: Rp 12.913/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
- Bawang merah: Turun dari Rp 31.571 menjadi Rp 31.143/kg
- Bawang putih bonggol: Rp 29.429/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 52.571 menjadi Rp 52.000/kg
- Cabai merah besar: Turun dari Rp 50.714 menjadi Rp 47.143/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 36.429 menjadi Rp 32.286/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Turun dari Rp 36.500 menjadi Rp 35.500/kg
- Telur ayam ras: Naik dari Rp 28.000 menjadi Rp 28.063/kg
- Gula konsumsi: Rp 17.091/kg
- Minyak goreng kemasan: Naik dari Rp 19.000 menjadi Rp 19.091/liter
- Minyak goreng curah: Rp 17.083/liter
- Minyakita: Rp 15.790/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
- Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
- Ikan kembung: Turun dari Rp 38.000 menjadi Rp 37.833/kg
- Ikan tongkol: Turun dari Rp 34.500 menjadi Rp 34.333/kg
- Ikan bandeng: Rp 41.000/kg
Perlu dicatat, data final PIHPS dan Bapanas tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.
Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah
Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.
Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.
Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.
Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.
Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.
Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:
- Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
- Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
- Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.
Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Rabu, 8 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.
(par/aku)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Jadi Tersangka Korupsi Rp 10 Miliar
Aktivis BEM KM UNY Dikabarkan Ditangkap Polda DIY