Harga Sembako Jogja Hari Ini 6 Oktober 2025: Daging-Telur Ayam Kompak Merosot!

Harga Sembako Jogja Hari Ini 6 Oktober 2025: Daging-Telur Ayam Kompak Merosot!

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 06 Okt 2025 12:01 WIB
Para pedagang ayam potong di beberapa pasar tradisional di Jakarta menjerit akibat kenaikan harga yang tak terbendung lagi. Setelah kenaikan harga BBM yang tidak langsung berimbas pada ayam potong, di awal Ramadan, kini harga ayam menggila, hingga mencapai Rp 45.000 per-ekornya.
Ilustrasi pedagang ayam. Foto: Rachman Haryanto
Jogja -

Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan budgeting pangan sehari-hari.

Informasi dari PIHPS pada Senin (6/10/2025) pukul 11.21 WIB menunjukkan kenaikan harga empat tipe cabai, yakni merah besar, merah keriting, rawit hijau, dan rawit merah. Berlainan dengan cabai, daging ayam ras segar justru turun.

Terakhir dibanderol Rp 47.500 pada Jumat (3/10) lalu, hari ini, cabai merah besar naik Rp 500 jadi Rp 48.000 per kilogram. Kenaikan 'tipis' juga dialami cabai rawit hijau yang naik dari Rp 29.250 menjadi Rp 30.500.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan dua tipe cabai sebelumnya, harga cabai merah keriting melonjak gila-gilaan. Jumat kemarin, satu kilogramnya dipatok Rp 41.750. Namun, hari ini, angkanya meroket sampai Rp 55.000 per kilogram.

Bukan hanya di Jogja saja, rerata harga cabai merah keriting di seluruh Indonesia juga mengalami peningkatan. Angkanya tampak ngegas dari Rp 57.100 menjadi Rp 60.600 per kilogram. Artinya, ada kenaikan kurang lebih 6 persen dalam jangka 3 hari.

ADVERTISEMENT

Tipe cabai keempat, rawit merah, harganya naik dari 31.250 menjadi Rp 33.750. Adapun daging ayam ras, harganya turun seribu Rupiah, terhitung dari Rp 36.750 menjadi Rp 35.750 per kilogram.

Daftar lengkap perubahan harga bahan pokok Jogja versi PIHPS dapat detikers simak di bawah ini.

Perubahan Harga Sembako Jogja 6 Oktober 2025 Versi PIHPS

Sebagai catatan, data sembako Jogja PIHPS diambil dengan menghitung rata-rata harga di Pasar Beringharjo dan Kranggan. Berikut informasi lengkap perubahan harganya:

  • Bawang merah ukuran sedang: Rp 38.750/kg
  • Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg
  • Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg
  • Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg
  • Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg
  • Beras kualitas medium II: Rp 14.150/kg
  • Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg
  • Beras kualitas super II: Rp 15.000/kg
  • Cabai merah besar: Naik dari Rp 47.500 menjadi Rp 48.000/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 41.750 menjadi Rp 55.000/kg
  • Cabai rawit hijau: Naik dari Rp 29.250 menjadi Rp 30.500/kg
  • Cabai rawit merah: Naik dari Rp 31.250 menjadi Rp 33.750/kg
  • Daging ayam ras segar: Turun dari Rp 36.750 menjadi Rp 35.750/kg
  • Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
  • Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
  • Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg
  • Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg
  • Minyak goreng curah: Rp 18.150/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.750/kg
  • Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 21.000/kg
  • Telur ayam ras segar: Rp 28.500/kg

Perubahan Harga Sembako Jogja 6 Oktober Versi Bapanas

Data Panel Harga Bapanas pada Senin (6/10/2025) pukul 11.33 WIB menunjukkan beberapa bahan pangan berubah harga, baik naik maupun turun. Di antara yang naik adalah cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan minyakita. Sebaliknya, yang turun meliputi bawang putih bonggol, telur ayam ras, hingga ikan bandeng.

Daftar lengkap perubahan harga sembako Jogja 6 Oktober menurut Bapanas sebagai berikut:

  • Beras premium: Rp 14.500/kg
  • Beras medium: Rp 12.913/kg
  • Beras SPHP: Rp 12.500/kg
  • Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
  • Bawang merah: Rp 31.571/kg
  • Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 30.286 menjadi Rp 29.500/kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 52.571 menjadi Rp 53.571/kg
  • Cabai merah besar: Rp 48.571/kg
  • Cabai rawit merah: Naik dari 33.571 menjadi Rp 34.286/kg
  • Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
  • Daging ayam ras: Turun dari Rp 37.500 menjadi Rp 37.167/kg
  • Telur ayam ras: Turun dari Rp 28.000 menjadi Rp 27.625/kg
  • Gula konsumsi: Rp 17.091/kg
  • Minyak goreng kemasan: Naik dari Rp 19.000 menjadi Rp 19.091/liter
  • Minyak goreng curah: Turun dari Rp 17.143 menjadi Rp 17.083/liter
  • Minyakita: Naik dari Rp 15.690 menjadi Rp 15.711/liter
  • Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Naik dari Rp 10.875 menjadi Rp 10.889/kg
  • Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
  • Ikan kembung: Rp 37.833/kg
  • Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
  • Ikan bandeng: Turun dari Rp 41.333 menjadi Rp 41.167/kg

Perlu dicatat, data final PIHPS dan Bapanas tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.

Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah

Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.

Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.

Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.

Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.

Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:

  • Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
  • Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
  • Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.

Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Senin, 6 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads