Harga Sembako Jogja Hari Ini 29 September 2025: 3 Jenis Cabai Berubah Bandrol

Harga Sembako Jogja Hari Ini 29 September 2025: 3 Jenis Cabai Berubah Bandrol

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 29 Sep 2025 13:50 WIB
Harga Sembako Jogja Hari Ini 29 September 2025: Cabai Fluktuatif, Telur Stabil
Cabai hijau besar dan cabai merah besar. (Foto: jcomp/Freepik)
Jogja -

Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan budgeting pangan sehari-hari.

Data Panel Harga Bapanas pada Senin (29/9/2025) pukul 11.25 WIB, menyorot perubahan sejumlah bahan pangan, yakni cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah. Beberapa bahan lain juga turut berubah, tetapi tak signifikan.

Cabai merah keriting turun dari Rp 52.857 menjadi Rp 49.000 per kilogram. Titik tertinggi cabai merah keriting di bulan ini adalah Rp 58.000 pada tanggal 17 September lalu. Setelah itu, harganya konsisten ada di kisaran 50 ribuan per kilogram sebelum turun hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cabai merah besar yang kemarin jeblok dari Rp 49.286 menjadi Rp 44.714, tampak naik hari ini jadi Rp 47.000/kg. Adapun cabai rawit merah, turun dari Rp 34.000 menjadi Rp 31.857 per satu kilogram.

Ini merupakan harga terendah cabai rawit merah dalam 2 minggu terakhir. Sebagai informasi, cabai rawit merah mengawali September 2025 di angka Rp 22.429. Harganya perlahan-lahan naik dan menembus koridor 30 ribuan per 7 September dan bertahan sampai sekarang.

ADVERTISEMENT

Berikut rincian lengkap harga sembako Jogja hari ini, 29 September 2025.

Perubahan Harga Sembako Jogja 29 September Versi Bapanas

Selain cabai, sejumlah bahan pangan lain juga berubah harga. Ini daftarnya:

  • Beras premium: Rp 14.500/kg
  • Beras medium: Rp 12.913/kg
  • Beras SPHP: Rp 12.500/kg
  • Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
  • Bawang merah: Rp 31.571/kg
  • Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 30.571 menjadi Rp 30.143/kg
  • Cabai merah keriting: Turun dari Rp 52.857 menjadi Rp 49.000/kg
  • Cabai merah besar: Naik dari Rp 44.714 menjadi Rp 47.000/kg
  • Cabai rawit merah: Turun dari Rp 34.000 menjadi Rp 31.857/kg
  • Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
  • Daging ayam ras: Naik dari Rp 37.000 menjadi Rp 37.167/kg
  • Telur ayam ras: Naik dari Rp 27.500 menjadi Rp 27.625/kg
  • Gula konsumsi: Rp 17.091/kg
  • Minyak goreng kemasan: Rp 19.091/liter
  • Minyak goreng curah: Rp 17.143/liter
  • Minyakita: Rp 15.690/liter
  • Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
  • Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
  • Ikan kembung: Rp 37.833/kg
  • Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
  • Ikan bandeng: Rp 41.000/kg

Perlu dicatat, data final Bapanas tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.

Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah

Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.

Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.

Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.

Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.

Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:

  1. Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
  2. Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
  3. Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.

Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Senin, 29 September 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads