Pemkab Kulon Progo mengungkap kondisi Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Dusun Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, mangkrak sejak dibangun pada 2017 silam. Begini penampakan bangunan tersebut sekarang.
detikJogja coba mengunjungi Rusunawa Giripeni pada Senin (11/8/2025) sore. Dari pengamatan, tampak suasana sekitar rusunawa begitu sepi. Hanya segelintir kendaraan yang melintas di jalan depan lokasi.
Mendekati area rusunawa, kita akan menyaksikan kondisi bangunan yang mulai termakan usia. Nampak cat tembok sudah memudar dan beberapa bagian atapnya jebol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kondisi lingkungan rusunawa terlihat masih cukup baik. Taman rusunawa yang ada di halaman depan maupun di dalam area bangunan masih terawat dan tidak ada kesan kumuh.
detikJogja tidak menjumpai seorang pun di dalam kompleks bangunan ini. Hanya saja terlihat beberapa alas kaki di dekat ruangan paling bawah, serta ada pakaian yang dijemur di sisi barat bangunan.
![]() |
Perlu diketahui, Rusunawa Giripeni dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada 2017 silam. Bangunan ini memiliki lima lantai dengan hunian sebanyak 98 unit.
Lokasinya berada di sebuah lahan kosong yang cukup dekat dengan permukiman warga sekitar. Jarak dari jalan nasional Jogja-Wates dan pusat kota Wates juga terbilang dekat, kurang dari 2 km.
Namun sejak dibangun hingga sekarang, rusunawa ini belum beroperasi. Status bangunan yang masih milik negara hingga minimnya fasilitas jadi alasannya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progo, Didik Wijanarko, mengatakan sejak dibangun beberapa tahun lalu hingga saat ini, Rusunawa Giripeni masih berstatus Bangunan Milik Negara (BMN). Sehingga Pemkab Kulon Progo belum ada kewenangan untuk mengurusi rusun tersebut.
"Iya. karena sampai saat ini masih menjadi BMN, belum ada penyerahan ke Pemda," ucap Didik saat dimintai konfirmasi detikJogja lewat pesan singkat, Senin (11/8/2025).
Alasan lain yang membuat rusunawa tersebut belum bisa beroperasi karena fasilitasnya masih terbatas. Salah satunya fasilitas pompa air yang belum dapat menyuplai keseluruhan bangunan.
"Ya memang ada beberapa fasilitas rusun yang masih perlu kita diskusikan dengan pusat agar dapat rusun dioperasikan dengan aman dan nyaman," ujar Didik.
Fasilitas lainnya yang perlu dibenahi, lanjut Didik, meliputi sistem alarm kebakaran, sistem pengairan, serta perlunya perbaikan pada beberapa bagian bangunan. Apabila bangunan ini tetap difungsikan dengan kondisi sekarang dapat menimbulkan polemik bagi penyewa.
"Yang belum berfungsi di Rusun Giripeni mulai dari Sistem alarm kebakaran. Sistem hydrant mulai dari panel hydrant, otomatisasi, pompa pompa, jaringan, selang dan fire hose, dan lain-lain. Kemudian sistem pompa transfer mulai dari panel, pompa dan otomatisasi. Beberapa kebocoran air limbah pada beberapa unit. Railing selasar yang perlu pemeliharaan dan perkuatan serta rumah pompa yang miring," jelasnya.
![]() |
Didik mengatakan, pengadaan dan perbaikan Rusunawa Giripeni menghabiskan anggaran yang besar. Diperkirakan mencapai Rp 3 miliar, di mana hal itu di luar kemampuan Pemkab Kulon Progo.
"Masalahnya Pemda punya anggaran atau tidak. Karena biayanya Rp 2 sampai Rp 3 miliar," ucapnya.
Kendati begitu, Pemkab Kulon Progo akan tetap mengupayakan Rusunawa Giripeni bisa segera difungsikan.
"Kami tetap mengupayakan agar beberapa hal kekurangan tadi dapat dipenuhi dan diperbaiki oleh pusat sehingga rusun dapat dimanfaatkan segera," pungkas Didik.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Pernyataan Ridwan Kamil Usai Tes DNA Anak Lisa Mariana
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar