Harga sembako (sembilan bahan pokok) dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 3 Agustus 2025 di bawah ini.
Apa saja yang termasuk sembako? Berdasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tentang Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat, sembilan bahan pokok atau sembako adalah beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak tanah, dan garam beryodium.
Tentunya, di samping sembako, informasi seputar harga bahan lainnya juga penting untuk diketahui. Dengan begitu, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang maupun produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu bahan pokok yang harganya naik per hari ini adalah beras medium. Berapa harga terbarunya? Cek informasi lengkap harga sembako Jogja 3 Agustus 2025 berdasar data Bapanas via uraian berikut!
Daftar Harga Sembako Jogja 3 Agustus 2025 Versi Bapanas
Sumber kredibel yang bisa digunakan untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari situs resminya pada Minggu, 3 Agustus 2025 pukul 12.15 WIB, daftar lengkap harga sembako Kota Jogja hari ini adalah sebagai berikut:
- Beras premium: Rp 14.500/kg
- Beras medium: Naik dari Rp 12.850 menjadi Rp 13.000/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
- Bawang merah: Naik dari Rp 46.857 menjadi Rp 47.143/kg
- Bawang putih bonggol: Naik dari Rp 30.714 menjadi Rp 31.286/kg
- Cabai merah keriting: Naik dari Rp 28.571 menjadi Rp 34.143/kg
- Cabai merah besar: Naik dari Rp 33.571 menjadi Rp 34.143/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 30.429 menjadi Rp 29.286/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Rp 31.500/kg
- Telur ayam ras: Turun dari Rp 27.375 menjadi Rp 27.250/kg
- Gula konsumsi: Turun dari Rp 17.364 menjadi Rp 17.318/kg
- Minyak goreng kemasan: Rp 18.455/liter
- Minyak goreng curah: Rp 17.000/liter
- Minyakita: Rp 15.700/liter
- Tepung terigu curah: Turun dari Rp 9.429 menjadi Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
- Garam konsumsi: Rp 11.625/kg
- Ikan kembung: Naik dari Rp 37.667 menjadi Rp 37.833/kg
- Ikan tongkol: Rp 34.500/kg
- Ikan bandeng: Rp 41.333/kg
Sebagai catatan, data harga bahan pangan di atas diambil dari menu 'Tabel Perkembangan Harga' dengan mencantumkan jenis data panel konsumen, wilayah Provinsi DIY, Kota Jogja, dan periode 2-3 Agustus 2025. Berhubung data yang disajikan masih bisa berubah, detikers dapat mengakses perkembangan harga terbaru via tautan https://panelharga.badanpangan.go.id/tabel-rekap.
Harga satu kilogram beras medium pada 1 Agustus 2025 adalah Rp 12.500 per kilogram. Angkanya kemudian langsung naik pada 2 Agustus, menjadi Rp 12.850.
Hari ini, Minggu (3/8/2025), satu kilogram beras medium naik 150 rupiah. Terhitung dari Rp 12.850 menjadi Rp 13.000 sekilo.
Bulan Juli kemarin, harga beras medium Kota Jogja tercatat stabil di angka 13 ribu rupiah hingga tanggal 10. Kemudian, nominalnya ngegas hingga Rp 13.417 sekilo pada tanggal 12 Juli. Setelah itu, harga beras medium berangsur-angsur turun ke angka Rp 12.500 sampai akhir bulan.
Bagaimana dengan harga di tingkat nasional hari ini? Grafik Bapanas menunjukkan nominalnya bervariasi dari paling rendah Rp 13.257 hingga paling mahal Rp 30.409/kg. Angka tersebut merupakan harga rata-rata setiap provinsi.
Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat hitungan rata-rata harga 1 kilogram beras medium Rp 13.200. Harga ini lebih rendah dibandingkan kebanyakan provinsi. Contoh saja, Jawa Tengah punya rerata harga Rp 13.463, sedangkan Jawa Barat Rp 13.523.
Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:
1. Faktor Produksi
Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.
2. Faktor Distribusi
Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.
3. Faktor Sumber Pasokan
Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.
4. Faktor Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing
Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.
Demikian informasi harga sembako di Jogja, Minggu, 3 Agustus 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.
(sto/afn)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu