Destinasi Kuliner Jogja: 10 Makanan Wajib Coba Saat Liburanmu di Kota Gudeg

Destinasi Kuliner Jogja: 10 Makanan Wajib Coba Saat Liburanmu di Kota Gudeg

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 03 Agu 2025 12:01 WIB
UGC Resep Detikfood
Gudeg manggar makanan wajib coba di Jogja. (Foto: detik)
Jogja -

Kota Pelajar bukan hanya terkenal dengan tempat-tempat pendidikan yang melegenda, tetapi juga kuliner. Tak heran, banyak pelancong bepergian ke Jogja untuk mencari destinasi-destinasi hidangan istimewanya.

Nama Jogja sendiri begitu kental dikaitkan dengan gudeg. Faktanya, ada banyak makanan lain yang mungkin belum begitu masyhur. Dari kubu makanan ringan, misalnya ada yangko dan roti kembang waru.

Adapun makanan berat, nama hidangan-hidangan seperti brongkos dan sate klathak mungkin tak seterkenal gudeg. Biarpun begitu, masing-masing memiliki nilainya tersendiri sehingga wajib dicicipi jika detikers melawat ke Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa saja makanan yang wajib dicoba jika berlibur ke Kota Gudeg? Di bawah ini detikJogja sudah siapkan 10 jenis destinasi kuliner Jogja sebagai referensi plus tempat menjajalnya. Simak sampai tuntas dan catat informasinya, ya!

10 Makanan Wajib Coba di Jogja

1. Gudeg Manggar

Di urutan pertama, ada gudeg. Namun, bukan gudeg biasa, melainkan gudeg manggar. Perbedaan gudeg manggar dengan gudeg biasa adalah bahan pembuat. Dilansir laman Visiting Jogja, bila gudeg biasa dibuat dari nangka muda, gudeg manggar terbuat dari bunga kelapa muda (manggar).

ADVERTISEMENT

Di Jogja, masih banyak warung yang menyajikan gudeg manggar, kendati jumlahnya masih kalah jauh dibanding gudeg biasa. Di antaranya adalah Gudeg Manggar Bu Tjondro, Gudeg Manggar Bu Yayuk, Gudeg Manggar Luweng Kayu, dan Gudeg Manggar Ibu Jumilan.

2. Yangko

Mari kita alihkan fokus sesaat dari makanan utama. Kali ini, detikers perlu mengetahui dan kemudian mencoba salah satu oleh-oleh khas Jogja yang lezat nan manis. Namanya adalah yangko.

Menurut keterangan dari tulisan Pipin Kusumawati dkk bertajuk Oleh-Oleh Makanan Khas Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai Daya Tarik Wisata Gastronomi, yangko berasal dari wilayah Jagalan dan Kotagede. Dulunya, yangko adalah hidangan khusus raja-raja.

Camilan berbentuk kotak dengan lapisan tepung dan adonan ketan ini terasa manis sekaligus gurih saat digigit. Kamu bisa mendapatkan yangko dengan mudah di hampir setiap toko oleh-oleh. Harganya pun murah, 1 kotak lazimnya dibanderol 20-30 ribu rupiah saja.

3. Mi Pentil

Apakah isinya pentil roda motor? Tentu bukan! Dikutip buku Jejak Rasa dari Yogyakarta oleh Agustina Dwi Rahayu, mi pentil terbuat dari tepung tapioka atau tepung singkong. Warna dasarnya putih dan kuning dengan bentuk panjang bertekstur gurih nan kenyal.

Mi pentil umumnya ditemani bumbu-bumbu sederhana, tetapi kaya rasa. Sebut saja bawang putih, bawang goreng, daun seledri, kemiri, garam, dan sambal mentah. Ada juga variasi pedasnya yang dikenal dengan nama mi des (mi pedes).

Di Jogja, sentra mi pentil terletak di Kabupaten Bantul. Kamu bisa dengan mudah menemukannya di pasar-pasar tradisional. Harganya per porsi pun sangat murah, sering kali tidak sampai 10 ribu rupiah, lho!

4. Brongkos

Masih dalam koridor makanan berat, ada brongkos. Merupakan hidangan legendaris asal Jogja, kabarnya brongkos berasal dari kata brownhorst yang kurang lebih berarti 'daging berwarna cokelat'.

Sesuai namanya, presentasi brongkos didominasi kombinasi warna cokelat kehitaman karena penggunaan buah keluak. Selain daging sapi yang jadi bahan utamanya, brongkos juga mengandung santan kelapa, kacang tolo, telur ayam, kulit mlinjo, dan tahu. Dijamin lezat!

Salah satu warung legendaris yang sampai sekarang masih menyajikan brongkos adalah Warung Brongkos Handayani. Di samping itu, ada juga Warung Ijo Bu Padmo. Keduanya telah eksis sejak abad ke-20!

5. Sate Klathak

Bukan hanya Madura saja yang punya makanan khas berupa sate, tetapi juga Jogja! Bedanya, sate khas Jogja dinamakan klathak. Dikutip dari laman Visiting Jogja, sate klathak terbuat dari daging kambing muda yang ditusuk dengan besi lalu dibakar.

Berbeda dengan gudeg manggar yang mulai jarang ditemui, sate klathak masih sangat mudah dijumpai di Jogja. Di antaranya yang menyandang gelar 'legenda' adalah Sate Klathak Pak Jede di daerah Nologaten. Tertarik mencoba?

6. Sate Kere

Di urutan keenam, terdapat sate kere. Berdasar penjelasan di laman Pusdatin Kemendikbudristek, nama 'kere' merujuk pada gelandangan yang merupakan citra kalangan bawah. Hal ini berkaitan erat dengan bahan pembuatannya.

Dahulu, sate merupakan makanan mewah yang hanya bisa disantap kalangan atas. Kemudian, dibuatlah sate kere dengan bahan jeroan sapi yang harganya lebih murah. Sate kere ini kemudian menjadi makanan versi murah yang digandrungi rakyat jelata.

Apakah detikers tertarik mencicipi hidangan legendaris ini? Kamu bisa menemukannya di Pasar Beringharjo sebagai contoh. Di sana, detikers bisa coba menyambangi lapak Sate Kere Mbah Suwarni dan Sate Kere Bu Sum.

7. Mangut Lele

Lele adalah ikan yang bisa disulap jadi segudang tipe makanan. Di Jogja dan sekitarnya, dikenal hidangan tradisional bernama mangut lele. Masakan ini punya ciri khas rasa pedas berpadu gurihnya kuah santan.

Beberapa warung yang menjual mangut lele adalah Mangut Lele Mbah Marto di Jalan Parangtritis-Sewon, Mangut Lele Yu Mur di Kretek, dan Mangut Lele Bu Is di Jalan Imogiri Barat. Jangan sampai tidak mampir, ya!

8. Mi Lethek

Kabupaten Bantul agaknya jadi tempat kemunculan olahan mi yang unik. Setelah sebelumnya memunculkan mi pentil, ada pula mi lethek di Sahara Van Java (julukan Bantul). Kata 'lethek' berasal dari bahasa Jawa yang artinya kotor.

Namun, bukan berarti mi ini diproses secara kotor! Penamaan ini muncul karena penampilan mi lethek yang tampak tak keruan. Meski begitu, ketika lidah mengecap rasanya, penilaianmu akan langsung berbalik 180 derajat!

Beruntungnya, sampai sekarang, masih banyak warung yang menyediakan menu mi lethek, utamanya di daerah Bantul tempatnya lahir. Di antaranya adalah Mie Lethek Mbah Mendes, Mie Lethek Mbah Jumal, dan Bakmi Lethek Mbok Cempluk.

9. Roti Kembang Waru

Ingin mencicipi kuliner yang lebih ringan? Coba beli roti kembang waru yang berbentuk bunga. Dinas Kebudayaan Jogja melalui situs resminya menjelaskan bahwa roti ini adalah warisan zaman Kerajaan Mataram Islam.

Tidak diketahui dengan jelas siapa yang menemukan jajanan khas Kotagede ini. Yang pasti, roti kembang waru perlu dijaga kelestariannya di tengah gempuran globalisasi. Kamu bisa coba mencarinya di Pasar Legi Kotagede. Selamat berburu!

10. Growol

Kuliner Jogja terakhir yang keberadaannya mulai terancam adalah growol. Makanan tradisional ini berasal dari Kabupaten Kulon Progo. Dibuat dari fermentasi ketela, growol adalah pangan alternatif pengganti beras.

Singkatnya, growol dibuat dari fermentasi ketela. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sajian kuno ini punya bau khas. Sayangnya, karakteristik unik ini justru membuat banyak orang tidak tertarik sehingga melemahkan eksistensinya lambat-laun.

Disadur dari uraian di laman Visiting Jogja, Growol masih bisa ditemukan di Pasar Sentolo atau Pasar Wates. Bisa juga mencarinya di warung-warung tradisional di daerah Kecamatan Pengasih dan Nanggulan. Selamat mencoba!

Nah, itulah 10 makanan khas Jogja yang wajib kamu cicipi jika kebetulan berlibur di Kota Pelajar. Jangan sampai ada yang terlewat, ya!




(sto/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads