Harga sembako dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 26 Januari 2025 di bawah ini.
Informasi terkait harga sembako begitu penting untuk masyarakat. Pasalnya, berbekal pengetahuan ini, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang dan produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga suatu sembako.
Apakah ada perubahan harga sembako Jogja hari ini? Temukan jawabannya melalui daftar lengkap harga sembako Jogja 26 Januari 2025 berdasar data Bapanas berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar Harga Sembako Jogja 26 Januari 2025 Versi Bapanas
Sumber kredibel yang bisa digunakan untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari laman resminya pada Minggu, 26 Januari 2025 pukul 11.47 WIB, daftar lengkap harga sembako Kota Jogja hari ini adalah sebagai berikut:
- Beras premium: Turun dari Rp 14.042 menjadi Rp 14.000/kg
- Beras medium: Rp 13.000/kg
- Beras SPHP: Rp 12.469/kg
- Jagung tk peternak: Rp 8.667/kg
- Kedelai biji kering impor: Rp 9.600/kg
- Bawang merah: Turun dari Rp 29.000 menjadi Rp 28.750/kg
- Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 36.556 menjadi Rp 36.000/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 60.571 menjadi Rp 60.000/kg
- Cabai merah besar: Rp 60.714/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 64.286 menjadi Rp 62.857/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Turun dari Rp 35.286 menjadi Rp 35.000/kg
- Telur ayam ras: Turun dari Rp 25.800 menjadi Rp 25.636/kg
- Gula konsumsi: Rp 17.364/kg
- Minyak goreng kemasan: Naik dari Rp 18.200 menjadi Rp 18.375/liter
- Minyak goreng curah: Naik dari Rp 17.250 menjadi Rp 17.286/liter
- Minyakita: Naik dari Rp 16.457 menjadi Rp 16.689/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Naik dari Rp 11.000 menjadi Rp 11.182/kg
- Garam halus beryodium: Naik dari Rp 11.700 menjadi Rp 11.727/kg
- Ikan kembung: Rp 37.000/kg
- Ikan tongkol: Turun dari Rp 34.000 menjadi Rp 33.833/kg
- Ikan bandeng: Rp 41.333/kg
Sebagai catatan, data di atas diambil dari menu 'Tabel Perkembangan Harga' dengan mencantumkan jenis data panel konsumen, wilayah Provinsi DIY, Kota Jogja, dan periode 24-26 Januari 2025. detikers yang ingin mengaksesnya secara mandiri dapat membukanya via tautan
https://panelharga.badanpangan.go.id/tabel-rekap.
Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:
1. Faktor Produksi
Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.
2. Faktor Distribusi
Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.
3. Faktor Sumber Pasokan
Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.
4. Faktor Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing
Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.
Demikian informasi harga sembako di Jogja, Minggu, 26 Januari 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.
(par/par)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan