Warga Bong Suwung, Jlagran, Gedongtengen, Kota Jogja, harus segera mengosongkan lahan yang mereka tempati setelah menerima tawaran kompensasi dari PT KAI Daop 6 Jogja untuk sterilisasi kawasan tersebut.
Para warga mendapatkan kompensasi berupa uang ganti bongkar senilai Rp 200 ribu per meter persegi untuk bangunan semi permanen, serta tambahan Rp 500 ribu untuk tiap rumah sebagai ongkos angkut.
Tawaran tersebut harus dijawab warga paling lama sore tadi pukul 15.00 WIB. Setelah dipastikan menerima tawaran itu, mereka diwajibkan membongkar rumah secara mandiri. Batas waktunya sampai Rabu (2/10) pekan depan. Pelunasan kompensasi akan dilakukan setelahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Paguyuban Warga Bong Suwung, Jati Nugroho menceritakan dilema yang dihadapi warga saat memutuskan menerima penawaran dari PT KAI.
"Kami dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit, di satu sisi jika warga tidak menjawab tawaran KAI, nanti pas sini dikosongkan (paksa) jelas warga saya kehilangan hak," kata Nugroho saat ditemui detikJogja di depan bangunan miliknya di Bong Suwung, Jumat (27/9/2024).
"Tapi kalau memilih deal dengan kompensasi yang ditawarkan, ini sedikit banyak kalau untuk biaya kehidupan ke depan belum apa-apa. Kalau menerima jelas bebannya masih berat, tapi daripada konyol sama sekali tidak dapat akan lebih susah," sambungnya.
Menurut Nugroho, sebagian besar warga dan juga dirinya belum punya tempat jelas untuk bermukim. Pasalnya, kompensasi yang diberikan PT KAI dinilai sedikit.
"Warga kan barangkali ada yang masih ada tempat tinggal, tapi 90 persen belum punya tempat tinggal, ini yang jadi PR. Kalau sifatnya sementara mungkin bisa di tempatnya keluarga, 1-2 hari," paparnya.
"Ya katakanlah bisa ngontrak, tapi hanya bisa berapa lama? Sementara untuk kompensasi ini kalau dibandingkan dengan biaya kehidupan ke depan belum seberapa mestinya," imbuh Nugroho.
Meski begitu Nugroho menyadari keadaan yang dialami warga Bong Suwung ialah kenyataan yang harus dihadapi. Kini, mereka harus memutar otak untuk melanjutkan hidup.
Sebelumnya, Manager Humas Daop 6 Jogja, Krisbiyantoro, membenarkan jika warga Bong Suwung sudah menerima penawaran pihaknya. Ia pun mengonfirmasi jika sebagian warga telah menerima kompensasi tersebut.
"Sampai saat ini kondusif dan sudah datang ke kami, menyatakan setuju untuk menerima uang bantu ganti bongkar dan angkut," jelasnya saat dihubungi wartawan, hari ini.
Dengan diterimanya tawaran ini, disampaikan Krisbi, berarti warga juga menyanggupi untuk melakukan pembongkaran secara mandiri.
"Mereka sanggup bongkar mandiri, kami berikan waktu, tunggu progres dari warga, karena sudah menyatakan kesanggupannya. Maksimal tanggal 2 (Oktober)," papar Krisbi.
Lebih lanjut, menurut Krisbi, kompensasi uang bongkar dan uang angkut sudah mulai diambil warga sejak kemarin. Namun warga baru menerima 50% dari total kompensasi, sisanya dibayarkan setelah pembongkaran selesai.
"Sudah menerima, dan untuk pelunasannya setelah melakukan pembongkaran dan menandatangani berita acara," ungkap Krisbi.
"Tinggal nanti setelah warga membongkar mandiri, kami tetap akan bersihkan sisanya. Dan warga akan terima uang bantuan bongkar dan angkut secara penuh," pungkasnya.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi