11 Jenis Baja Ringan Lengkap dengan Kelebihan dan Kekurangannya

11 Jenis Baja Ringan Lengkap dengan Kelebihan dan Kekurangannya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 05 Sep 2024 12:00 WIB
Ilustrasi baja ringan
Ilustrasi baja ringan. (Foto: Pixabay/AbelDesign)
Jogja -

Baja ringan adalah salah satu material konstruksi yang sering digunakan untuk membuat bagian-bagian rumah. Sebelum menentukan pilihan, yuk, ketahui sebelas jenis baja ringan berikut kelebihan dan kekurangan pemakaiannya.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, baja ringan adalah baja tipis yang berkualitas tinggi, ringan, antikarat, dan mudah dipasang sebagai bahan konstruksi bangunan.

Dalam Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan bertajuk "Baja Ringan sebagai Pengganti Kayu dalam Pembuatan Rangka Atap Bangunan Rumah Masyarakat" oleh Mekar Ria Pangaribuan, baja ringan didefinisikan sebagai baja canai dingin dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, tetapi kekuatannya tidak kalah dengan baja konvensional.

Lebih lanjut, disadur dari tulisan dalam Jurnal Deformasi berjudul "Analisis Efisiensi Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan" oleh Herri Purwanto, baja ringan saat ini merupakan alternatif pengganti konstruksi kayu, utamanya untuk desain rangka atap rumah tinggal.

Selain digunakan sebagai bahan konstruksi rangka atap, baja ringan juga kerap kali dipakai untuk membuat dinding partisi, plafon, konstruksi kolom dan balok rumah, hingga dimanfaatkan dalam proyek renovasi dan ekspansi.

Bagi detikers yang berminat untuk memakai baja ringan dalam pembuatan rumahnya, pengetahuan tentang jenis-jenis baja ringan wajib dimiliki. Selain itu, sebagai bahan pertimbangan, kelebihan dan kekurangan material satu ini juga penting untuk diketahui.

Jenis-jenis Baja Ringan

Dirangkum dari makalah berjudul Penggunaan Baja Ringan untuk Konstruksi Bangunan tulisan Muhammad Teguh Pambudi, ada 11 jenis baja ringan sebagai berikut:

1. Wide Flange (WF)

Tipe baja ringan ini biasanya digunakan untuk membuat balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dan lain sebagainya. WF juga dikenal dengan istilah lain seperti IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, dan balok W.

2. UNP

UNP hampir sama penggunaannya dengan WF. Hanya saja, jenis ini jarang dipakai untuk pembuatan kolom karena relatif mudah mengalami tekuk. Nama lain baja ringan UNP adalah kanal U, U-channel, dan profil U.

3. Equal Angle (Hot Rolled)

Baja ringan equal angle biasanya digunakan untuk member pada truss, bracing, balok, dan struktur ringan lainnya. Istilah lain penyebutannya adalah profil siku, profil L, dan L-shape.

4. Unequal Angle (Hot Rolled)

Penggunaan tipe ini hampir sama seperti equal angle, yakni untuk member pada truss, bracing, balok, dan struktur ringan lainnya. Baja unequal angle juga sering disebut profil siku, profil L, dan L-shape.

5. Lipped Channel

Baja ringan lipped channel sering digunakan untuk purlin, girts, member pada truss, dan rangka komponen arsitektural. Tipe ini lazim dikenal dengan istilah balok purlin, kanal C, C-channel, atau pun profil C.

6. Equal Angle (Cold Formed)

Sering digunakan untuk bracing struktur ringan, rangka komponen arsitektural, dan support komponen-komponen ME, baja ringan equal angle juga sering disebut dengan istilah yang mirip dengan baja ringan equal angle hot rolled.

7. Unequal Angle (Cold Formed)

Mirip dengan baja ringan equal angle cold formed, tipe ini sering dipakai untuk urusan bracing struktur ringan ataupun sebagai rangka komponen arsitektural.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) Cold Formed

Jenis baja ringan kedelapan ini biasanya dipakai sebagai komponen rangka ceiling, partisi gipsum, dan sebagainya. Selain itu, ia juga dimanfaatkan untuk rangka dan support ornamen-ornamen non struktural. Istilah umumnya adalah besi hollow dan profil persegi.

9. SHS (Square Hollow Section) Cold Formed

Penggunaan baja ringan jenis ini mirip dengan RHS, yakni sebagai komponen rangka arsitektural.

10. Steel Pipe

Steel pipe adalah jenis baja ringan berbentuk silinder yang sering dipakai untuk bracing, secondary beam, kolom arsitektural, dan support komponen arsitektural. Istilah lain steel pipe adalah steel tube dan pipa.

11. T-Beam (Hot Rolled)

Memiliki bentuk seperti huruf T, baja ringan T-beam sering dipakai untuk balok lantai dan balok kantilever. Balok ini sering disebut dengan istilah balok T.

Kelebihan dan Kekurangan Baja Ringan

Kelebihan Baja Ringan

1. Punya Kekuatan Tarik yang Tinggi, tetapi Ringan

Kelebihan baja ringan yang satu ini memudahkan proses transportasi dan konstruksi rangka atap. Kekuatan tinggi per satuan beratnya menjadikan baja ringan hanya memiliki potensi beban mati yang kecil. Akibat sifat ini, baja ringan cocok dipakai sebagai struktur atap.

2. Liat dan Tangguh serta Memiliki Daktilitas Bagus

Baja ringan sanggup menahan deformasi besar tanpa menyebabkan keruntuhan pada beban tarik. Material ini dapat bertahan menahan beban deformasi saat proses fabrikasi sampai konstruksi. Kondisi ini berbeda dengan baja konvensional atau kayu yang dapat langsung hancur apabila dikenai beban kejut.

3. Tahan Rayap dan Karat

Material kayu dapat terkikis perlahan-lahan akibat serangan rayap. Lama-kelamaan, kondisi ini dapat berbahaya karena atap menjadi rapuh. Nah, baja ringan tentunya tahan serangan rayap dan mampu bertahan lebih lama terhadap karat. Meski demikian, tetap ada kemungkinan baja ringan berkarat.

4. Proses Pemasangan Relatif Cepat

Bobot ringan dan bentuk mudahnya baja ringan disambung dengan baut, keling, dan lain sebagainya dapat mempercepat proses pemasangan. Rata-rata, pemasangan rangka atap yang memakai material baja ringan dapat rampung dalam waktu 3 hari sampai seminggu saja.

5. Kualitas Terjaga

Berbeda dengan kayu yang diambil dari alam, baja ringan dibuat dengan standar produksi pabrik. Alhasil, kualitasnya dapat seragam dan mutunya konsisten.

Kekurangan Baja Ringan

1. Perlu Ketelitian dalam Proses Pemasangan

Baja ringan memerlukan planning dan persiapan matang sebelum dipakai. Sebab, jika terjadi salah hitung atau salah pasang, bagian-bagian lain dari atap dapat terkena imbasnya.

2. Kurangnya Nilai Estetika

Baja ringan juga kurang indah secara estetika. Hal ini berbeda dengan kayu yang memiliki keindahan alami sehingga dapat diekspos. Umumnya, rumah-rumah dengan rangka atap baja ringan akan menutup material ini dengan plafon agar enak dipandang

3. Harga Relatif Mahal

Baja ringan merupakan material konstruksi yang harganya saat ini masih relatif mahal jika dibandingkan dengan kayu. Namun, dengan segudang kelebihannya, wajar jika baja ringan dibanderol lebih mahal.

Itulah penjelasan tentang 11 jenis baja ringan berikut kelebihan dan kekurangannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(sto/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads