Cara Budidaya Maggot Lalat BSF dari Sampah Organik sampai Bisa Dipanen

Cara Budidaya Maggot Lalat BSF dari Sampah Organik sampai Bisa Dipanen

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 04 Sep 2024 13:30 WIB
Maggot dari Magobox
Ilustrasi budidaya maggot dari sampah organik. (Foto: Eduardo Simorangkir)
Jogja -

Sekilas, bila melihat larva atau maggot tampak sedikit menjijikkan. Faktanya, maggot-maggot ini memiliki sejuta manfaat, lho. Di bawah ini cara budidaya maggot secara lengkap sampai bisa dipanen!

Dikutip dari Jurnal Selaparang bertajuk 'Budidaya Maggot sebagai Alternatif Pakan Ikan dan Ternak Ayam di Desa Balongbendo Sidoarjo' oleh Lilis Nurhayati dkk, maggot adalah larva dari lalat black soldier fly (BSF) atau biasa dikenal sebagai Hermetia illucens.

Larva lalat BSF bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Mulai dari pakan ternak seperti ikan dan ayam hingga terapi pembersihan luka. Dengan banyaknya manfaat maggot, tak heran, masyarakat mulai banyak yang membudidayakan larva ini.

Lalu, bagaimana cara budidaya maggot lalat BSF dari sampah organik? Simak penjelasan lengkapnya melalui uraian berikut.

Cara Budidaya Maggot Lalat BSF

Dirangkum dari dokumen berjudul Budidaya Maggot BSF, Solusi Penanganan Sampah Organik yang Menguntungkan oleh Indri Puji Rianti dan laman resmi Dinas Kesehatan Klaten, langkah-langkah budidaya maggot adalah sebagai berikut:

1. Membuat Kandang Lalat

Tahap pertama adalah menyiapkan kandang lalat BSF untuk tempat lalat bertelur. Ukuran kandang sebesar 3 x 2 meter sudah cukup untuk memulai budidaya. Kandang ini nantinya dapat menampung hingga puluhan ribu larva.

Kandang lalat BSF bisa dibuat dari bambu, kayu, atau bahan lainnya lalu diselimuti dengan jaring. Kemudian, detikers bisa membeli pupa yang kemudian akan berkembang menjadi lalat BSF dan bertelur.

Adapun harga pupa lalat BSF berkisar Rp150.000/kg. Atau, bila ingin mudah, bisa langsung membeli telur BSF seharga Rp5.000-7.000 per gram.

2. Menyiapkan Tempat Penetasan Telur

Langkah kedua adalah mempersiapkan kotak penetasan telur lalat BSF. Selain bisa membuat secara mandiri dari bahan kardus atau kotak plastik, detikers juga dapat memanfaatkan ember atau wadah yang sudah jadi.

Setelah tempat penetasan telur lalat BSF siap, masukkan telur lalat BSF dan tunggu hingga menetas. Menurut uraian dalam situs Institut Teknologi Bandung, telur BSF akan menetas setelah 3-4 hari.

Usia menetas, biarkan larva BSF hidup di wadah penetasan selama 5 sampai dengan 7 hari. Ketika panjang maggot kira-kira 3-4 sentimeter, pindahkan ke biopond atau reaktor untuk tahap pembesaran.

3. Memindahkan Larva Lalat BSF ke Biopond

Biopond adalah media pembesaran larva yang dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Kamu bisa membuatnya dengan bentuk kotak atau disesuaikan dengan kebutuhan, lalu diisi tanah. Selain itu, biopond untuk maggot juga bisa berbentuk lantai dengan sistem drainase.

Perlu dicatat, bahwasanya maggot sensitif terhadap suhu dan cahaya. Oleh karena itu, bila terlalu terang, reaktor perlu diberi tambahan penutup. Adapun suhu yang ideal untuk budidaya maggot adalah antara 24Β°C sampai 30Β°C.

4. Memberi Makan Maggot BSF

Pakan yang bisa diberikan untuk maggot BSF adalah sampah organik rumah tangga berupa sisa makanan. Sebelum ditaburkan di biopond, pakan dapat dicacah, dihaluskan, atau dibiarkan apa adanya.

Menurut informasi dari buku Bedah Detail Prospek Pembesaran Maggot oleh Ajrhee W, pakan hanya diberikan sekali saja dalam sehari. Pastikan bahwa makanan maggot tidak terlalu basah agar bau tak sedap bisa dihindari.

5. Memanen Maggot BSF

Saat maggot berumur 15-20 hari, larva lalat BSF ini sudah bisa dipanen menggunakan cangkul. Lalu, untuk memastikan lalat BSF tetap datang ke kandang dan bertelur, taburkan dedak fermentasi di sekitar media penetasan setiap minggu.

Nutrisi Maggot sebagai Pakan Ternak

Dirujuk dari buku Beternak Maggot BSF: Tanpa Becek, Tanpa Bau & Lahan Terbatas oleh Tim BSF Indonesia Raya, maggot dewasa yang akan memasuki stadium prepupa/pupa sangat baik dimanfaatkan sebagai pakan ternak, baik ayam, bebek, lele, burung ocehan, hingga reptil piaraan.

Bukan tanpa alasan, maggot memiliki kandungan protein tinggi yang dibutuhkan hewan ternak untuk tumbuh kembang. Selain itu, sifat protein maggot yang mudah dicerna menjadi alasan lain.

Diambil dari laman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, berikut ini kandungan nutrisi maggot:

  • Protein kasar: 43,2%
  • Lemak kasar:28,0%
  • Methionine: 0,83%
  • Lysine: 2,21%
  • Leucine: 2,61%
  • Histidine: 0,96%
  • Phenilalanine: 1,49%
  • Valine: 2,23%
  • I-Arginine: 1,77%
  • Threonine: 1,41%
  • Tryptophan: 0,59%
  • Fosfor: 0,88%
  • Kalium: 1,16%
  • Kalsium: 5,36%
  • Magnesium: 0,44%
  • Mangan: 348 ppm
  • Zat besi: 776 ppm
  • Zincum: 271 ppm
  • Abu: 16,6%

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai cara budidaya maggot yang dikenal memiliki segudang manfaat sampai bisa dipanen. Semoga informasinya bermanfaat.




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads