Pengin Beli Rumah di Jogja? Siapkan Duit Minimal Rp 300 Juta!

Pengin Beli Rumah di Jogja? Siapkan Duit Minimal Rp 300 Juta!

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 21 Mei 2024 16:26 WIB
Ilustrasi perumahan
Ilustrasi perumahan. Foto: dok. Kanmuri
Jogja -

Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pameran perumahan di salah satu mal. Harga perumahan baru yang dipamerkan memiliki harga paling rendah Rp 300 juta per unit.

Harga tersebut berlaku untuk perumahan di Kota Jogja dan daerah penyangga yang berada di sekitar Ring Road. Rumah yang ditawarkan di kisaran harga itu rata-rata tipe 36.

Ketua pameran, Yanto Wibowo mengungkapkan harga perumahan di Kota Jogja memang cukup tinggi. Hal itu imbas harga tanah yang memang cukup mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa paling murah Rp 300 juta? Karena untuk menentukan harga rumah itu komponen yang paling menentukan adalah harga tanah," katanya kepada detikJogja, Selasa (21/5/2024).

Yanto melanjutkan, bahwa harga tanah di pinggiran Jogja cukup cepat menyesuaikan. Karena dalam hukum ekonomi, kata Yanto, di mana banyak permintaan dan stok tidak ada akan membuat penyesuaian terhadap harga barang.

ADVERTISEMENT

"Nah, Jogja itu memang istimewa. Jadi tanah di pinggir sudah luar biasa tinggi. Makanya teman-teman menentukan harga di kisaran Rp 300 juta. Kalau Rp 300 juta turun sedikit biasanya karena promo saja," ujarnya.

Tingginya harga tanah juga membuat para developer sudah tidak mungkin lagi membuat rumah bersubsidi di Kota Jogja dan sekitarnya. Hal itu diungkap oleh Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur.

Menurut Ilham, permasalahan paling utama untuk mengembangkan rumah subsidi di Kota Jogja adalah mahalnya harga tanah. Padahal, tanah merupakan komponen utama dalam mengembangkan properti, khususnya bersifat subsidi.

"Di sisi lain harga tanah di Jogja tinggi. Padahal tanah itu komponen utama kita membentuk harga rumah, itu komponennya hampir 40 persen. Jadi kalau komponen 40 persen saja sudah sangat tinggi tentu kita tidak mungkin bisa men-supply itu (rumah subsidi)," ucapnya.

Terkait solusi dari DPD REI DIY, Ilham mengaku REI telah memberikan usulan ke pemerintah sejak tiga tahun lalu. Usulan tersebut adalah membedakan harga rumah subsidi di Jogja dengan wilayah se-Jawa.

"Tetapi ketika Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR karena UMR kita rendah tidak mungkin. Kecuali kalau UMR-nya tinggi seperti di Jabodetabek itu kan harga subsidinya Rp 180 juta, di Jogja Rp 160 juta," katanya.

"Di luar Jabodetabek seluruh Jawa Rp 160 karena dasar hitungannya dari UMR. Kalau Jabodetabek kan rata-rata UMR kan di atas Rp 4 juta, tentu untuk harga Rp 180 masih bisa mengakses, sehingga hitungannya basic-nya dari UMR," imbuh Ilham.




(ahr/rih)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads