Salah satu SPG, Riris Arista mengaku mendapat arahan dari penjualan kambing tempatnya kerja, Adi Karnadi (31) untuk mengenakan pakaian tertutup saat bekerja.
Riris mengaku tidak terbebani dengan mengenakan pakaian berkonsep syar'i. Riris malah mengaku senang mengenakan pakaian tersebut.
"Tidak apa-apa, tidak masalah pakai pakaian syar'i karena kan tuntutan pekerjaan juga. Jadi kalau saya senang aja sekarang pakai pakaian syar'i saat jadi SPG kambing," kata Riris kepada wartawan di kandang kambing milik Adi, Rabu (29/5/2024).
Riris mengaku dengan mengenakan pakaian berkonsep syar'i tidak mengganggu ruang gerak dalam bekerja.
"Pakai pakaian syar'i tidak mengganggu pekerjaan. Karena sampai saat ini saya juga tidak mengalami kesulitan dengan pakai pakaian seperti ini," ujarnya.
SPG lainnya, Rindy mengaku belum lama menjadi SPG di tempat jualan kambing milik Adi. Terkait memakai pakaian tertutup selama menjadi SPG kambing kurban ini, Rindy tidak mempermasalahkannya.
"Kalau aku selama sesuai permintaan tidak masalah, apalagi namanya kerja juga kan," ucapnya.
"Mengenakan pakaian seperti ini juga tidak mengganggu pekerjaan sama sekali kok, jadi sama sekali tidak masalah," lanjutnya.
Rindy juga menilai menggunakan pakaian syar'i menjadi pengalaman unik selama menjadi SPG.
"Aku baru banget terjun ke dunia SPG kambing dan perasaannya senang sekaligus unik saja," ujarnya.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, para SPG penjual kambing kurban di Godegan RT 10, Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Bantul, kini berpenampilan baru. Kini mereka menggunakan pakaian yang lebih tertutup alias syar'i usai mendapat teguran.
Pantauan detikJogja di lokasi, Rabu (29/5), tampak dua SPG mengenakan gamis dan hijab melayani pembeli kambing. Salah satu SPG juga tetap lincah melayani pembeli meski menggunakan gamis panjang.
Penjual kambing, Adi Karnadi (31) mengatakan ide menggunakan SPG untuk menjual kambing ternyata menuai polemik. Terlebih, Adi mengaku mendapat banyak masukan dari ustaz hingga orang terdekatnya terkait konsep penjualan hewan kurban itu.
"Sedangkan pembelajaran hidup saya kan bagaimana untuk menjadi lebih baik. Akhirnya saya mendapat banyak masukan baik dari ustaz, kampus, saudara dan teman-teman," kata Adi saat ditemui wartawan di tempat usahanya, siang ini.
Setelah mendengarkan semua masukan tersebut, akhirnya Adi memutuskan untuk menerapkan konsep syar'i untuk SPG-nya. Menurutnya, hal tersebut lebih banyak sisi positif ketimbang negatif.
"Setelah saya hitung ternyata banyak yang menginginkan kalau penawaran kambing menggunakan SPG lebih syar'i, dan itu sangat positif," ujarnya.
"Jadi ketika masukan yang bagus itu memang harus diterapkan kenapa tidak? Makanya saya langsung mengambil poin berarti konsep SPG saya harus benar-benar syar'i dan bagus, yang penting public speaking-nya tetap harus dijaga," lanjut Adi.
Adi mengaku belum lama mewajibkan para SPG kambing untuk mengenakan pakaian tertutup.
"Ini (SPG syar'i) sudah saya terapkan sejak pekan lalu," ucapnya.
Pria murah senyum ini mengaku setelah mengganti konsep tersebut banyak orang yang menghubunginya untuk memberikan apresiasi. Selain itu, saat ini penjualan kambingnya juga terus melesat.
"Sampai detik ini tidak pernah turun, sudah menyentuh hampir 210 ekor. Ini sudah mau keteteran juga saya karena ada yang pesan lima sampai 10 ekor harga Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta," ujar Adi.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa