Jasa Tukar Uang Baru di Jogja Masih Diminati

Jasa Tukar Uang Baru di Jogja Masih Diminati

Adji G Rinepta - detikJogja
Minggu, 07 Apr 2024 16:07 WIB
Penyedia jasa tukar uang pecahan baru menjamur di jalan Panembahan Senopati, Gondomanan, Kota Jogja, Minggu (7/4/2024).
Penyedia jasa tukar uang pecahan baru menjamur di jalan Panembahan Senopati, Gondomanan, Kota Jogja, Minggu (7/4/2024). (Foto: Adji G Rinepta/detikJogja)
Jogja -

Lebaran selalu identik dengan membagikan amplop kepada anak-anak, mulai dari sanak saudara, keponakan, sepupu, tetangga, hingga rekan kerja. Setiap menjelang Lebaran, jasa penukaran uang pecahan selalu dicari.

Namun saat ini zaman sudah berubah, uang tunai mulai tergeser uang digital. Semua perbankan kini sudah memiliki fitur mobile banking yang bisa mengakomodir sistem pembayaran QRIS. Berbagai macam aplikasi dompet digital pun sudah menjamur.

Nyatanya, modernitas uang tersebut tak menyurutkan peminat jasa-jasa penukaran pecahan uang baru jelang Lebaran. Seperti di Jalan Panembahan Senopati, Gondomanan, Kota Jogja atau tepat di seberang Bank Indonesia masih banyak orang yang menyediakan jasa ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penyedia jasa penukaran uang baru, Asrofah menjelaskan setidaknya ia dan penyedia jasa lainnya sudah mulai menggelar jasanya sejak dua pekan yang lalu.

"(Minggu ini) meningkat daripada minggu kemarin. Saya di sini sudah dua minggu. Semakin dekat Lebaran makin meningkat yang jelas," jelasnya saat ditemui di lapaknya, Minggu (7/4/2024) siang.

ADVERTISEMENT

Saat ditanya mengenai pengaruh adanya dompet digital dengan permintaan penukaran uang, Asrofah mengatakan masih banyak orang yang menggunakan jasanya.

"Hari ini kira-kira (penukaran) sudah Rp 10 juta lah. (Yang paling dicari) pecahan Rp 5ribu sama Rp 10 ribu," paparnya.

Bahkan, saat ini banyak juga masyarakat yang menukarkan uangnya dengan cara transfer. Meski mengaku terkendala, Asrofah pun sudah menemukan cara. Ia pun tak membatasi nominal penukarannya.

"Ini juga ada yang tuker lewat transfer, tapi karena saya orang tua jadi nggak punya itu (QRIS atau m-Banking), lewatnya rekening anak," ungkapnya.

"Nggak sih (tak batasi nominal), ada yang nuker Rp 100 ribu transfer juga ada," ujar Asrofah melanjutkan.

Lebih lanjut menurut Asrofah, saat ini ia dan para penyedia jasa mematok biaya jasa 15 hingga 20 persen dari nominal penukaran. Munurutnya, bukan tidak mungkin biaya jasa akan naik saat mendekati Lebaran dan uang pecahannya sudah menipis.

"Untuk sekarang sudah 15 sampai 20 persen, di sini sama semua. (Buka jasa sampai) uang (pecahan) habis ya sudah," tutupnya.

Sementara itu, pengguna jasa tukar uang, Rama warga Kota Jogja mengaku memilih menggunakan jasa penukaran uang dari pada menukarkan di bank lantaran lebih praktis dan tidak antre.

"Di sini enak, nggak parkir, nggak antre. Nggak masalah (ada biaya jasa)," jelas Rama.

"(Alasan tetap menukar uang) karena sudah tradisi ngasih ponakan pakai amplop," tutupnya.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads