Nilai tukar Dolar AS semakin menguat terhadap beberapa waktu terakhir. Bahkan, pada 6 Oktober kemarin dolar AS sudah menyentuh angka Rp 15.610.
Sejumlah pihak memprediksi menguatnya dolar AS akan berimbas pada kenaikan sejumlah komoditas terutama barang impor.
Bahkan, harga bahan bakar minyak (BBM) juga bisa terimbas akibat kondisi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak terutama pada produk impor yang berbasis dolar, terutama BBM. Hal ini bisa kembali memicu kenaikan pada harga barang-barang impor dan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat," kata analis pasar uang Lukman Leong dilansir detikFinance, Minggu (8/10/2023).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi juga menyatakan hal senada. Barang impor atau barang dengan bahan baku impor diprediksi harganya akan naik.
"Ya obat-obatan, elektronik, dalam kurun waktu ke depan harga-harganya bisa lebih mahal," kata dia.
Dampak lainnya juga bakal terasa bagi bahan bakar minyak (BBM), yang mana Indonesia masih mengimpornya. Pada akhirnya sektor transportasi juga akan terdampak.
"Yang berdampak signifikan saat dolar menguat adalah barang-barang impor bakal lebih mahal kan. Nah kemudian harga minyak tinggi, kemarin BBM non subsidi dinaikan. Ini berdampak pada komoditas yang ada pada transportasi," jelasnya.
(ahr/ahr)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa