Sejarah Pasar Beringharjo, Surganya Tempat Belanja Batik di Jogja

Sejarah Pasar Beringharjo, Surganya Tempat Belanja Batik di Jogja

Fiesta Inka Purwoko - detikJogja
Senin, 02 Okt 2023 13:45 WIB
Pasar Beringharjo yang dulu ramai pemburu batik kini tampak lebih sepi. Para pedagang batik mulai rindu kedatangan wisatawan untuk memborong dagangan mereka. Bila traveler berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta pasti tak asing dengan Pasar Beringharjo. Pasar ini termasuk salah satu spot legendaris yang sudah berdiri sejak 1758.
Sejarah Pasar Beringharjo, Surganya Tempat Belanja Batik di Jogja. Foto: Rifkianto Nugroho.
Jogja -

Pasar Beringharjo merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi terutama untuk membeli oleh-oleh khas Jogja. Ada berbagai jenis oleh-oleh yang ditawarkan di Pasar Beringharjo, termasuk kain batik.

Tak hanya lembaran batik saja, motif batik dapat ditemukan dalam berbagai kreasi barang lainnya, seperti baju, tas, dompet, alas kaki, hingga kerajinan tangan lainnya yang beberapa juga merupakan kreasi pedagangnya langsung atau home made.

Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional terbesar di Jogja. Letak Pasar Beringharjo berada di Jalan Margo Mulyo No. 16 yang masih berada di kawasan Malioboro, sehingga banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Perlu diketahui, Pasar Beringharjo juga merupakan pasar tertua di Jogja yang dibangun dekat dengan Keraton Jogja sebagai sentra ekonomi warga Jogja saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Berdirinya Pasar Beringharjo

Dikutip dari laman resmi Arsip dan Perpustakaan Pemerintah Kota Jogja, sebelum menjadi bentuk Pasar Beringharjo, dulunya Sultan Hamengku Buwono I membangun sarana perdagangan melalui pasar tradisional yang berupa deretan lapak-lapak.

Memasuki masa Pemerintah Hindia Belanda yang mulai mengembangkan permukiman orang Belanda beserta fasilitas publik lainnya di sekitar kawasan pasar tersebut yang diikuti pula oleh orang-orang Tionghoa, sehingga Sultan Hamengku Buwono I menangkap situasi tersebut sebagai peluang untuk mengembangkan pasar yang masih sederhana, namun luas dan ramai itu.

Pada tanggal 24 Maret 1925, Sultan Hamengku Buwono I memberikan proyek pembangunan los-los pasar kepada Perusahaan Beton Hindia Belanda atau Nederlandsch Indisch Beton Maatschappij. Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terselesaikan, dan kemudian yang lainnya menyusul secara bertahap. Pada akhir Maret 1926, pembangunan pasar bergaya khas jawa dan kolonial tersebut selesai dan mulai dipergunakan sebulan setelah itu.

ADVERTISEMENT

Makna Nama Beringharjo

Masih mengutip sumber yang sama, diketahui nama Beringharjo berasal dari kata 'bering' yang berarti beringin dan 'harjo' yang berarti kesejahteraan. Di balik itu pengambilan nama Beringharjo juga dilatarbelakangi oleh Pasar Beringharjo dibangun di atas bekas lahan hutan beringin yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan.

Nah, itulah sejarah singkat Pasar Beringharjo Jogja, jadi salah satu tempat wajib wisatawan untuk belanja kain batik dan kreasi lainnya.

Artikel ini ditulis oleh Fiesta Inka Purwoko peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads