Pembangunan Pelabuhan Gesing Gunungkidul Molor, Dinas: Ada Kondisi Kahar

Pembangunan Pelabuhan Gesing Gunungkidul Molor, Dinas: Ada Kondisi Kahar

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 31 Jul 2023 17:28 WIB
Pembangunan kawasan pelabuhan pendaratan perikanan (PPP) Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Senin (31/7/2023).
Pembangunan kawasan pelabuhan pendaratan perikanan (PPP) Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Senin (31/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Gunungkidul -

Penyelesaian pembangunan kawasan pelabuhan perikanan pantai (PPP) Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, molor dari target. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyebut sebabnya karena muncul sumber air dan perlunya peledakan untuk menghancurkan batuan.

"Sekarang untuk tahap satu sudah 95 persen. Karena semua itu fabrikasi jadi tinggal pemasangan-pemasangan saja. Sekarang alat-alat sudah lengkap, sehingga diharapkan nanti sampai pada waktunya selesai," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Catur Nur Amin di Gesing, Gunungkidul, Senin (31/7/2023).

Dari pantauan detikJogja, tampak pembangunan jalan di PPP Gesing belum selesai. Bangunan di sekitar PPP Gesing serta pembuatan jalur masuk kapal juga terlihat masih dalam proses pengerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amin mengatakan, pembangunan tahap satu itu sudah mencapai 95 persen jika dilihat dari jumlah anggaran pembangunan PPP Gesing yang menelan Rp 109 miliar. Anggaran tersebut berasal dari Dana Keistimewaan atau Danais.

"Iya (Danais), sekitar Rp 109 miliar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Amin tidak memungkiri jika target penyelesaian PPP Gesing molor hingga saat ini. Sebab, pelabuhan tersebut ditargetkan rampung sejak 2022.

"Ini kan mestinya selesai tahun kemarin, tapi karena ada kondisi kahar jadi diperpanjang 210 hari," ucapnya.

Pembangunan kawasan pelabuhan pendaratan perikanan (PPP) Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Senin (31/7/2023).Pembangunan kawasan pelabuhan pendaratan perikanan (PPP) Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Senin (31/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Perlu diketahui, kondisi kahar adalah peristiwa atau akibat yang tidak dapat diantisipasi (tidak terduga) atau dikendalikan secara wajar. Di mana dalam pembangunan PPP Gesing ini muncul sumber air tawar dan bebatuan di bawah sumber air itu sulit dihancurkan.

"Jadi dari perencanaan semula, dari hasil surveinya itu tidak ada sumber air tawar di sekitar ini. Ternyata batuan di sini itu tidak semua sama. Kita bisa lihat di dinding-dinding itu ada yang utuh seperti pelataran, tapi sebelahnya tidak," terangnya.

Bebatuan tersebut perlu dihancurkan agar kedalaman air untuk pintu masuk dari laut sesuai dengan berat kapal penangkap ikan. Akan tetapi, ada bebatuan yang sulit dihancurkan dan lokasinya berada di bawah sumber air.

"Setelah mulai penggalian sumber airnya besar dan kekerasan batunya pun pada saat disurvei itu masih bisa diselesaikan secara mekanik dengan breaker. Tapi setelah pelaksanaan ternyata banyak batu yang kekerasannya tidak bisa ditangani secara mekanik," ungkap Amin.

Maka itu pelaksana proyek mengajukan justifikasi teknis oleh profesor dari UGM. Hasilnya, pakar melakukan pengkajian dan ternyata memang betul ada beberapa batuan yang tidak bisa ditangani secara mekanik dengan breaker.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Pakar menyebut yang bisa menangani di Polandia secara breaker ini. Sehingga beliau istilahnya memberikan rekomendasi metode local blasting. Ternyata metode blasting ada yang hanya 1 meter persegi, makanya ditempuh metode itu jalan keluarnya," jelas Amin.

Karena menggunakan metode blasting atau meledakkan objek, pelaksana proyek mengajukan perpanjangan waktu pengerjaan. Dalam praktiknya, ternyata memerlukan waktu berbulan-bulan untuk melakukan blasting.

"Ini dari pelaksana mengajukan perpanjangan lagi, jadi untuk perizinan blasting itu kan perencanaan awal 14 hari tapi ternyata pelaksanaannya 2 bulan. Sehingga sisa waktu itu yang diajukan ke PPK untuk dimohonkan perpanjangan, jadi sampai akhir Oktober," papar Amin.

Meski demikian, Amin optimistis pengerjaan PPP Gesing rampung tahun ini.

"Tahun ini targetnya selesai. Mudah-mudahan selesai," ucapnya.

Sementara itu anggota Tim Pengawasan dan Pemantauan Danais DPR RI, Gandung Pardiman mengaku kedatangannya ke PPP Gesing karena mendapatkan laporan terkait pembangunannya yang molor. Untuk itu Gandung meminta klarifikasi dari Pemda DIY, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.

"Saya ke sini karena banyak laporan-laporan yang masuk. Saya selaku anggota tim pemantauan Danais. Karena itu, ini sebagai bentuk agregasi aspirasi, kita pilah-pilah mana yang relevan, akurat. Karena itu kita cocokkan dengan datang langsung ke sini," kata Gandung.

Dia juga telah memberikan daftar inventarisasi masalah terkait PPP Gesing ke Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Menurutnya, ada 12 poin pertanyaan yang harus dijawab Dinas Kelautan dan Perikanan DIY secara tertulis.

"Danais perjuangan semua rakyat DIY, karena itu Danais harus digunakan untuk kepentingan rakyat dan digunakan secara bertanggungjawab," ujar Gandung.

"Proyek-proyek yang didanai Danais kita cegah jangan sampai ada masalah. Sebab kalau ada masalah penggunaan Danais sedikit pun dan diketahui oleh pemerintah pusat dan para pemantau menyebabkan Danais tidak bisa naik (jumlah per tahunnya)," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(dil/apl)

Hide Ads